Atas kejadian tersebut, TNI AD menyampaikan belangsungkawa dan duka cita. Khususnya kepada keluarga serta kerabat empat prajurit yang meninggal dunia. ”Semoga almarhum husnul khatimah dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ucap Denny. Hal senada disampaikan oleh Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari. Dia pun berharap agar TNI segera menangani prajurit yang terluka dalam insiden tersebut.
Namun demikian, Abdul Kharis meminta agar TNI mengevaluasi pemeliharaan dan perawatan alutsista. Menurut dia, selama ini pemeliharaan dan perawatan alutsista terabaikan. Dia pun meminta agar TNI mengusut serta menjelaskan penyebab insiden dalam latihan PPRC TNI di Natuna kemarin. ”Apakah karena faktor harwat (pemeliharaan dan perawatan) atau kondisi meriam saat dibeli memang sebenarnya tidak layak,” beber dia. Apalagi meriam tersebut produk Tiongkok.
Sementara itu, informasi dari Istana menguatkan keterangan Denny. Bahwa hingga semalam belum ada indikasi perubahan jadwal kunjungan Presiden ke Natuna pasca kejadian tersebut. Presiden direncanakan berangkat besok (19/5) untuk meresmikan latihan tersebut, sebagaimana yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Mengingat, latihan tersebut tergolong strategis bagi TNI.
Meskipun demikian, pihak Istana belum memberikan statemen resmi mengenai kejadian itu. Sekretaris Militer Presiden Marsda Trisno Hendradi irit berkomentar saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut. ’’Saya belum bisa menjawab untuk masalah itu. Saya akan mencari infonya lebih dahulu,’’ ucapnya. (byu/syn/jpg/adz)
Atas kejadian tersebut, TNI AD menyampaikan belangsungkawa dan duka cita. Khususnya kepada keluarga serta kerabat empat prajurit yang meninggal dunia. ”Semoga almarhum husnul khatimah dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ucap Denny. Hal senada disampaikan oleh Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari. Dia pun berharap agar TNI segera menangani prajurit yang terluka dalam insiden tersebut.
Namun demikian, Abdul Kharis meminta agar TNI mengevaluasi pemeliharaan dan perawatan alutsista. Menurut dia, selama ini pemeliharaan dan perawatan alutsista terabaikan. Dia pun meminta agar TNI mengusut serta menjelaskan penyebab insiden dalam latihan PPRC TNI di Natuna kemarin. ”Apakah karena faktor harwat (pemeliharaan dan perawatan) atau kondisi meriam saat dibeli memang sebenarnya tidak layak,” beber dia. Apalagi meriam tersebut produk Tiongkok.
Sementara itu, informasi dari Istana menguatkan keterangan Denny. Bahwa hingga semalam belum ada indikasi perubahan jadwal kunjungan Presiden ke Natuna pasca kejadian tersebut. Presiden direncanakan berangkat besok (19/5) untuk meresmikan latihan tersebut, sebagaimana yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Mengingat, latihan tersebut tergolong strategis bagi TNI.
Meskipun demikian, pihak Istana belum memberikan statemen resmi mengenai kejadian itu. Sekretaris Militer Presiden Marsda Trisno Hendradi irit berkomentar saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut. ’’Saya belum bisa menjawab untuk masalah itu. Saya akan mencari infonya lebih dahulu,’’ ucapnya. (byu/syn/jpg/adz)