28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Rangkul Pelanggan dengan Paradox Marketing

Dari BUMN Marketeers Club

BUMN Marketeers Club yang pertama kali digelar di Medan langsung sukses. Dalam even yang digelar kemarin, Paradox Marketing pun diperkenalkan kepada anggota klub yang dirancang untuk meningkatkan kinerja BUMN.

SERIUS: Fasilitator dari Markplus Institute of Marketing, Hendricus Yani (kiri), menjawab pertanyaan peserta, kemarin.//triadi wibowo/sumut pos
SERIUS: Fasilitator dari Markplus Institute of Marketing, Hendricus Yani (kiri), menjawab pertanyaan peserta, kemarin.//triadi wibowo/sumut pos

“Dalam sistem marketing ini, kita akan mengambil ujung ke ujung. Kita anggap, bahwa tidak ada perbedaan. Malah antara dua ujung yang saling berlawanan ini, sebenarnya saling mendukung,” ujar General Business Service Regional 1 Sumatera PT Telkom, Indrawan Ditapradana dalam acara BUMN Marketeers Club.

Paradox Marketing lebih berkonsep menyediakan semuanya untuk berbagai kalangan. Mulai kalangan prioritas, hingga yang umum. Untuk saat ini, menurut Indrawan, konsep pemasaran ini sangat cocok, di mana masyarakat yang prioritas ingin mencoba dan merasakan pelayanan untuk pelanggan biasa. Begitu juga sebaliknya, pelanggan biasa berharap diperlakukan seperti pelanggan prioritas.

Bukan hanya dalam konsep pelayanan, Paradox Marketing juga dapat dilakukan dalam menggapai pelanggan baru. Misalnya, paket untuk korporasi dijadikan ritel. Walau harga lebih besar, tetapi masyarakat mampu membelinya. “Kita misalkan begini, kita jual beras sebanyak 10 kilogram dengan harga Rp200 ribu. Nah, kalau ritel itu sangat besar. Jadi kita ganti, kita jual perkiloan dengan dana yang sedikit lebih besar dan masyarakat mampu membeli,” ungkap Indrawan di depan puluhan pimpinan BUMN di Medan memadati Aula Nadasela–Consumer Service Area Medan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Kandatel 1 Sumatera, Jalan Prof HM Yamin Medan.

Untuk menunjang kinerja dari sistem marketing ini, Indrawan dapat bekerja sama dengan berbagai kalangan. Mulai dari yang bergerak dalam bidang komunikasi maupun yang lain. Misalnya, kita menjual paket kepada 1 grup dengan harga korporasi. “Nah, nanti grup itu akan menjual ke masyarakat dengan harga ritel. Kita untung, grup untung, dan pelanggan dipermudah,” lanjutnya.

Untuk PT Telkom Indonesia Regional 1 Sumatera, terbukti efektif untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Hingga semester I 2012 untuk layanan pemakaian internet (Speedy), PT Telkom memegang market share sebanyak 70 persen untuk di Sumatera. “Kita selalu mengharapkan pertumbuhan sebesar 2 digit untuk perusahaan,” ujar General Manager Divisi Consumer Service Barat Regional 1 Sumatera PT Telkom, Overlis dalam kesempatan yang sama.
Paradox Marketing ini sangat fleksibel. Bisa digunakan dalam setiap kesempatan dan dalam efek perusahaan. Selain akan memberikan keuntungan dengan menggunakan sistem pemasaran ini akan mendekatkan karyawan. Karena pada intinya, ini harus bekerja sama dari semua pihak. “PT Telkom inikan dulunya Komunitas, Ritel, dan Entrepreneurship. Nah, berarti kita harus saling koordinasi. Kalau kita koordinasi, akan lebih mudah untuk kita berkomunikasi, dan membangun perusahaan,” ungkapnya.

Konsep marketing ini sudah dilakukan Telkom sejak bulan Februari. Tetapi, mulai diterapkan untuk seutuhnya oleh Telkom sejak beberapa bulan terakhir ini. (ram)

Dari BUMN Marketeers Club

BUMN Marketeers Club yang pertama kali digelar di Medan langsung sukses. Dalam even yang digelar kemarin, Paradox Marketing pun diperkenalkan kepada anggota klub yang dirancang untuk meningkatkan kinerja BUMN.

SERIUS: Fasilitator dari Markplus Institute of Marketing, Hendricus Yani (kiri), menjawab pertanyaan peserta, kemarin.//triadi wibowo/sumut pos
SERIUS: Fasilitator dari Markplus Institute of Marketing, Hendricus Yani (kiri), menjawab pertanyaan peserta, kemarin.//triadi wibowo/sumut pos

“Dalam sistem marketing ini, kita akan mengambil ujung ke ujung. Kita anggap, bahwa tidak ada perbedaan. Malah antara dua ujung yang saling berlawanan ini, sebenarnya saling mendukung,” ujar General Business Service Regional 1 Sumatera PT Telkom, Indrawan Ditapradana dalam acara BUMN Marketeers Club.

Paradox Marketing lebih berkonsep menyediakan semuanya untuk berbagai kalangan. Mulai kalangan prioritas, hingga yang umum. Untuk saat ini, menurut Indrawan, konsep pemasaran ini sangat cocok, di mana masyarakat yang prioritas ingin mencoba dan merasakan pelayanan untuk pelanggan biasa. Begitu juga sebaliknya, pelanggan biasa berharap diperlakukan seperti pelanggan prioritas.

Bukan hanya dalam konsep pelayanan, Paradox Marketing juga dapat dilakukan dalam menggapai pelanggan baru. Misalnya, paket untuk korporasi dijadikan ritel. Walau harga lebih besar, tetapi masyarakat mampu membelinya. “Kita misalkan begini, kita jual beras sebanyak 10 kilogram dengan harga Rp200 ribu. Nah, kalau ritel itu sangat besar. Jadi kita ganti, kita jual perkiloan dengan dana yang sedikit lebih besar dan masyarakat mampu membeli,” ungkap Indrawan di depan puluhan pimpinan BUMN di Medan memadati Aula Nadasela–Consumer Service Area Medan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Kandatel 1 Sumatera, Jalan Prof HM Yamin Medan.

Untuk menunjang kinerja dari sistem marketing ini, Indrawan dapat bekerja sama dengan berbagai kalangan. Mulai dari yang bergerak dalam bidang komunikasi maupun yang lain. Misalnya, kita menjual paket kepada 1 grup dengan harga korporasi. “Nah, nanti grup itu akan menjual ke masyarakat dengan harga ritel. Kita untung, grup untung, dan pelanggan dipermudah,” lanjutnya.

Untuk PT Telkom Indonesia Regional 1 Sumatera, terbukti efektif untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Hingga semester I 2012 untuk layanan pemakaian internet (Speedy), PT Telkom memegang market share sebanyak 70 persen untuk di Sumatera. “Kita selalu mengharapkan pertumbuhan sebesar 2 digit untuk perusahaan,” ujar General Manager Divisi Consumer Service Barat Regional 1 Sumatera PT Telkom, Overlis dalam kesempatan yang sama.
Paradox Marketing ini sangat fleksibel. Bisa digunakan dalam setiap kesempatan dan dalam efek perusahaan. Selain akan memberikan keuntungan dengan menggunakan sistem pemasaran ini akan mendekatkan karyawan. Karena pada intinya, ini harus bekerja sama dari semua pihak. “PT Telkom inikan dulunya Komunitas, Ritel, dan Entrepreneurship. Nah, berarti kita harus saling koordinasi. Kalau kita koordinasi, akan lebih mudah untuk kita berkomunikasi, dan membangun perusahaan,” ungkapnya.

Konsep marketing ini sudah dilakukan Telkom sejak bulan Februari. Tetapi, mulai diterapkan untuk seutuhnya oleh Telkom sejak beberapa bulan terakhir ini. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/