25 C
Medan
Thursday, February 20, 2025

Orangtua Nab Tempuh Jalur Hukum

Insiden itu mendapat simpati dari orangtua siswa lainnya di mana mendukung agar anak yang diduga pelaku segera dikeluarkan dari sekolah. “Perlakuan itu walaupun terkesan main-main, tetaplah tim investigasi dan polisi yang menentukan. Tetapi kelakuan anak-anak membuka celana lalu memasukkan sesuatu benda ke kemaluan si anak, hal itu tidak biasa,” ungkap salah seorang wali murid yang tak ingin menyebut namanya ini.

“Pemimpin kita seperti wali kota, kepala dinas, kepala sekolah, anggota dewan, dan pihak terkait lain yang ikut rapat kemarin, lalu menganggap ini adalah hal biasa, kan ini aneh. Belajarlah menjadi orangtua. Belajar prilaku anak itu mana yang normal dan abnormal”.

Menurut dia seorang kepala dinas tidak mengerti persoalan. Tidak mengetahui solusi apa yang harus diambil. Hal itu pula yang membuat wali murid bersimpati karena muak lantaran tidak ada jalan keluar yang diambil.

“Masa jalan keluarnya anaknya dipulangkan atau dirumahkan? Jadi menurut kami, mereka tidak mendengar keluhan hati kami. Masa pendidik tidak mengerti prilaku anak normal dan menyimpang. Heran juga kitakan,” katanya.

Orangtua si pelaku, lanjut dia, berdasarkan penuturan anaknya, mengatakan hanya melakukan itu pelan-pelan. “Saya tidak percaya anak saya melakukan itu. Karena saya merasa anak saya dekat sekali dengan saya,” ucapnya menirukan jawaban orangtua pelaku. Ia menambahkan pengakuan anak pelaku yang mengatakan melakukan itu dengan pelan, adalah bentuk pembelaan. “Tetapi anehnya kenapa kalau orangtuanya merasa dekat dengan anaknya malah tak mengetahui prilaku anaknya?” imbuh dia.

Kepala SDN Percobaan Medan Elly Zahrami Simatupang tetap akan melakukan upaya mediasi seperti saran dari kepala dinas. Pihaknya kata dia tidak bisa semena-mena mengambil keputusan dengan mengeluarkan anak yang diduga pelaku, karena pihaknya beranggapan memiliki wewenang akan hal tersebut.

“Bagaimanapun juga mereka itu kan anak-anak kita. Ya tentu kita harus menjaga dan membina mereka,” ucapnya. Kalaupun upaya mediasi tetap buntu, pihaknya mengaku pasrah apapun langkah yang akan dilakukan kedua belah pihak. “Yang terpenting niat kita baik untuk mendapat solusi atas masalah ini. Pun begitu ya kembali kepada kedua belah pihak maunya seperti apa. Intinya kita melakukan upaya sesuai saran dan Kadis pada rapat kemarin,” tutupnya.

Terpisah, pihak Polresta Medan mengaku masih mengembangkan kasus tersebut. Karena pelapor dan terlapor masih tergolong anak-anak dan dibawah umur. Dalam hal ini, penyidik mengatakan harus berhati-hati dan melakukan penyelidikan secara berbeda. “Masih kita dalami ya, ini kan kasusnya melibatkan anak-anak. Jadi kita juga harus melakukan penyelidikan secara berbeda,” kata Kanit PPA Polresta Medan AKP Ully Lubis. Sejauh ini, pihaknya masih memeriksa beberapa saksi. Namun, Ully enggan menyebut siapa saja yang telah diperiksa.

“Sudah kita periksa saksi, selanjutnya sabar ya,” katanya menambahkan. Ditanyai apakah pihak Polresta Medan telah turut memintai keterangan Kepala Sekolah SDN Percobaan Elly Zahrami terkait kasus pelecehan seksual yang terjadi di sekolah tersebut, Ully mengatakan pihaknya masih mendalaminya. “Masih kita dalami dulu ya,” cetusnya. (smg/wel/deo)

Insiden itu mendapat simpati dari orangtua siswa lainnya di mana mendukung agar anak yang diduga pelaku segera dikeluarkan dari sekolah. “Perlakuan itu walaupun terkesan main-main, tetaplah tim investigasi dan polisi yang menentukan. Tetapi kelakuan anak-anak membuka celana lalu memasukkan sesuatu benda ke kemaluan si anak, hal itu tidak biasa,” ungkap salah seorang wali murid yang tak ingin menyebut namanya ini.

“Pemimpin kita seperti wali kota, kepala dinas, kepala sekolah, anggota dewan, dan pihak terkait lain yang ikut rapat kemarin, lalu menganggap ini adalah hal biasa, kan ini aneh. Belajarlah menjadi orangtua. Belajar prilaku anak itu mana yang normal dan abnormal”.

Menurut dia seorang kepala dinas tidak mengerti persoalan. Tidak mengetahui solusi apa yang harus diambil. Hal itu pula yang membuat wali murid bersimpati karena muak lantaran tidak ada jalan keluar yang diambil.

“Masa jalan keluarnya anaknya dipulangkan atau dirumahkan? Jadi menurut kami, mereka tidak mendengar keluhan hati kami. Masa pendidik tidak mengerti prilaku anak normal dan menyimpang. Heran juga kitakan,” katanya.

Orangtua si pelaku, lanjut dia, berdasarkan penuturan anaknya, mengatakan hanya melakukan itu pelan-pelan. “Saya tidak percaya anak saya melakukan itu. Karena saya merasa anak saya dekat sekali dengan saya,” ucapnya menirukan jawaban orangtua pelaku. Ia menambahkan pengakuan anak pelaku yang mengatakan melakukan itu dengan pelan, adalah bentuk pembelaan. “Tetapi anehnya kenapa kalau orangtuanya merasa dekat dengan anaknya malah tak mengetahui prilaku anaknya?” imbuh dia.

Kepala SDN Percobaan Medan Elly Zahrami Simatupang tetap akan melakukan upaya mediasi seperti saran dari kepala dinas. Pihaknya kata dia tidak bisa semena-mena mengambil keputusan dengan mengeluarkan anak yang diduga pelaku, karena pihaknya beranggapan memiliki wewenang akan hal tersebut.

“Bagaimanapun juga mereka itu kan anak-anak kita. Ya tentu kita harus menjaga dan membina mereka,” ucapnya. Kalaupun upaya mediasi tetap buntu, pihaknya mengaku pasrah apapun langkah yang akan dilakukan kedua belah pihak. “Yang terpenting niat kita baik untuk mendapat solusi atas masalah ini. Pun begitu ya kembali kepada kedua belah pihak maunya seperti apa. Intinya kita melakukan upaya sesuai saran dan Kadis pada rapat kemarin,” tutupnya.

Terpisah, pihak Polresta Medan mengaku masih mengembangkan kasus tersebut. Karena pelapor dan terlapor masih tergolong anak-anak dan dibawah umur. Dalam hal ini, penyidik mengatakan harus berhati-hati dan melakukan penyelidikan secara berbeda. “Masih kita dalami ya, ini kan kasusnya melibatkan anak-anak. Jadi kita juga harus melakukan penyelidikan secara berbeda,” kata Kanit PPA Polresta Medan AKP Ully Lubis. Sejauh ini, pihaknya masih memeriksa beberapa saksi. Namun, Ully enggan menyebut siapa saja yang telah diperiksa.

“Sudah kita periksa saksi, selanjutnya sabar ya,” katanya menambahkan. Ditanyai apakah pihak Polresta Medan telah turut memintai keterangan Kepala Sekolah SDN Percobaan Elly Zahrami terkait kasus pelecehan seksual yang terjadi di sekolah tersebut, Ully mengatakan pihaknya masih mendalaminya. “Masih kita dalami dulu ya,” cetusnya. (smg/wel/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/