30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

A Sim & Suami Masih Saksi, PT Paulisa Ogah Komentar

Foto: Bayu/PM Dari kiri: A Sim, suaminya, dan pembantu asal Kupang yang mengaku disiksa.
Foto: Bayu/PM
Dari kiri: A Sim, suaminya, dan pembantu asal Kupang yang mengaku disiksa.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – A Sim (50) dan suaminya Andi Sahat, yang dituduh menganiaya pembantunya, Afri Emilena (20), warga Aipura Kupang NTT, hingga saat ini masih diperiksa dengan status saksi.

“Untuk sampai sekarang ini statusnya masih sebagi saksi dan kita masih melakukan pemeriksaan,” ungkap Kapolsek Medan Baru Kompol Nasrun Pasaribu, Jumat (17/10) malam.

Adapun pernyataan korban yang mengaku kerap mendapat siksaan dari majikannya, dalam pemeriksaan tidak terbukti. “Dalam pemeriksaan korbannya gak ada dipukul,” sangkal Kapolsek. Namun sampai Jumat malam pihak kepolisian masih memeriksa A Sim dan suaminya.

Sementara itu, Afri mengaku senang bisa lepas dari cengkraman dan siksaan majikannya. “Saya senang kali bos (majikannya-red) masuk kamar penjara,” ungkap cewek berkulit hitam manis itu saat ditemui di Polsek Medan Baru.

Saat ditanyai kembali, apakah ia pernah dilecehkan secara seksual? Afri mengaku sering. “Aku sering pernah dipegang di bagian dada sama bos laki-laki dan sering dilakukan pada malam hari, kalau bos perempuan tidak tahu. Saya tak berani bilang karena diancam pukul,” ungkapnya sembari tertunduk.

Meski terlihat masih syok, tapi korban mengaku senang karena mengira majikannya telah ditahan polisi. Sedang untuk sementara waktu ini ia tinggal di rumah di rumah Kepling setempat bernama Ucok.

“Tadi malam tidur di rumah pak Kepling rasanya tenang dan nyaman. Biasanya kalau di rumah bos kalau tidur pasti dilempar handuk,” ujarnya.

Sementara itu Kepling VI Kel. Polonia, Kec. Medan Polonia, Ucok mengatakan selama kasus itu diproses polisi, korban akan tinggal di rumahnya. “Karena dia (korban) ini kan gak punya tempat tinggal, jadi untuk sementara waktu tinggal di rumah kita sambil menunggu kelanjutan proses kasus ini,” ungkapnya saat ditemui di Polsek Medan Baru.

Kediaman A Sim di Jalan Polonia Gang Ternak No 69, Kel. Polonia, Medan Polonia kemarin terlihat tutup dan tak ada aktifitas. “Biasanya tiap hari buka itu pagi dan sore jualan mie pansit babi, tapi semenjak kasus ini mencuat, mereka tutup,” terang warga sekitar bernama Atek Situmeang yang merupakan Ketua Anak Ranting PP Lingk VI dan VII Kel. Polonia, Kec. Medan Polonia.

Lanjut Atek, dirinya dan warga sekitar sangat resah dan kesal atas perbuatan pelaku. “Kami udah kesal dan resah sama pelaku, sudah dua kali kejadian kayak gini, gak jera juga. Padahal kejadian yang lalu rumahnya hampir dibakar warga,” kesalnya. Kini warga pun sangat berharap pihak kepolisian serius mengusut kasus ini.

“Kita sangat berharap kepada kepolisian untuk serius memproses kasusnya, jangan ada indikasi yang tidak baik. Sejauh ini kami memberikan apresiasi kepada kepolisian dalam penanganan kasusnya, sehingga menjadi contoh bagi majikan lain agar tidak sesuka hatinya menyiksa pembantunya,” ungkap Anto, Ketua Forum Masyarakat Bersatu Kel. Polonia Kec. Medan Polonia.

Sebelumnya warga sekitar curiga melihat korban keluar di malam hari yang tak pernah seperti biasanya. Dan setelah diinterogasi warga korban pun mengaku kabur karena tak tahan kerap mendapat siksaan dari majikannya. Lantas bersama dengan kepling korban pun digiring ke Polsek Medan Baru.

PT PAULLISA NGAKU KESAL
Di lokasi terpisah, saat disambangi, pihak PT Paullisa Sukses Mandiri di Jl. Sei Kera, Kec. Medan Perjuangan mengaku kesal karena berita yang melibatkan perusahaannya dimuat. Di kantor berbentuk rumah itu terlihat 6 pekerja yang membawa koper besar dan barang lainnya. Di sana ada 2 orang pegawai laki-laki, dan salah satunya sedang memberikan pengarahan kepada calon pekerja tersebut.

Laki-laki yang memberikan pengarahan tersebut berkulit hitam, memakai topi, dan berkaca mata. Dari nada bicaranya, terdengar tak ramah terhadap calon pekerja yang diduga akan diterbangkan ke luar negeri itu.

“Ini udah sesuai dengan keputusan Menlu (diduga Menteri Luar Negeri). Jadi apa makan kalian nanti, ga usah protes,”ujar laki-laki tersebut, Jumat (17/10). Tak lama, seluruh pekerja tersebut pun disuruh masuk ke dalam suatu ruangan. Namun, mereka salah masuk pintu. Lagi-lagi, laki-laki itu bicara dengan nada keras. Seluruh pekerja pun mengikuti instruksi dari laki-laki tersebut.

“Yang itu pintunya. Udah dibilang tadi,”ujarnya.

Saat ditanya tentang pengakuan Afri yang selama dua tahun tidak pernah menerima gaji, laki-laki itu langsung menutup pagar. “Ga lah. Udah kalian tulis,” ujarnya sambil menutup pagar.

Seperti diberitakan, selain mendapat penyiksaan, Afri juga mengaku tak digaji selama dua tahun oleh majikannya. Sementara A Sim sendiri mengaku membayar gaji korban ke PT Paullisa Sukses Mandiri. (bay/win/deo)

Foto: Bayu/PM Dari kiri: A Sim, suaminya, dan pembantu asal Kupang yang mengaku disiksa.
Foto: Bayu/PM
Dari kiri: A Sim, suaminya, dan pembantu asal Kupang yang mengaku disiksa.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – A Sim (50) dan suaminya Andi Sahat, yang dituduh menganiaya pembantunya, Afri Emilena (20), warga Aipura Kupang NTT, hingga saat ini masih diperiksa dengan status saksi.

“Untuk sampai sekarang ini statusnya masih sebagi saksi dan kita masih melakukan pemeriksaan,” ungkap Kapolsek Medan Baru Kompol Nasrun Pasaribu, Jumat (17/10) malam.

Adapun pernyataan korban yang mengaku kerap mendapat siksaan dari majikannya, dalam pemeriksaan tidak terbukti. “Dalam pemeriksaan korbannya gak ada dipukul,” sangkal Kapolsek. Namun sampai Jumat malam pihak kepolisian masih memeriksa A Sim dan suaminya.

Sementara itu, Afri mengaku senang bisa lepas dari cengkraman dan siksaan majikannya. “Saya senang kali bos (majikannya-red) masuk kamar penjara,” ungkap cewek berkulit hitam manis itu saat ditemui di Polsek Medan Baru.

Saat ditanyai kembali, apakah ia pernah dilecehkan secara seksual? Afri mengaku sering. “Aku sering pernah dipegang di bagian dada sama bos laki-laki dan sering dilakukan pada malam hari, kalau bos perempuan tidak tahu. Saya tak berani bilang karena diancam pukul,” ungkapnya sembari tertunduk.

Meski terlihat masih syok, tapi korban mengaku senang karena mengira majikannya telah ditahan polisi. Sedang untuk sementara waktu ini ia tinggal di rumah di rumah Kepling setempat bernama Ucok.

“Tadi malam tidur di rumah pak Kepling rasanya tenang dan nyaman. Biasanya kalau di rumah bos kalau tidur pasti dilempar handuk,” ujarnya.

Sementara itu Kepling VI Kel. Polonia, Kec. Medan Polonia, Ucok mengatakan selama kasus itu diproses polisi, korban akan tinggal di rumahnya. “Karena dia (korban) ini kan gak punya tempat tinggal, jadi untuk sementara waktu tinggal di rumah kita sambil menunggu kelanjutan proses kasus ini,” ungkapnya saat ditemui di Polsek Medan Baru.

Kediaman A Sim di Jalan Polonia Gang Ternak No 69, Kel. Polonia, Medan Polonia kemarin terlihat tutup dan tak ada aktifitas. “Biasanya tiap hari buka itu pagi dan sore jualan mie pansit babi, tapi semenjak kasus ini mencuat, mereka tutup,” terang warga sekitar bernama Atek Situmeang yang merupakan Ketua Anak Ranting PP Lingk VI dan VII Kel. Polonia, Kec. Medan Polonia.

Lanjut Atek, dirinya dan warga sekitar sangat resah dan kesal atas perbuatan pelaku. “Kami udah kesal dan resah sama pelaku, sudah dua kali kejadian kayak gini, gak jera juga. Padahal kejadian yang lalu rumahnya hampir dibakar warga,” kesalnya. Kini warga pun sangat berharap pihak kepolisian serius mengusut kasus ini.

“Kita sangat berharap kepada kepolisian untuk serius memproses kasusnya, jangan ada indikasi yang tidak baik. Sejauh ini kami memberikan apresiasi kepada kepolisian dalam penanganan kasusnya, sehingga menjadi contoh bagi majikan lain agar tidak sesuka hatinya menyiksa pembantunya,” ungkap Anto, Ketua Forum Masyarakat Bersatu Kel. Polonia Kec. Medan Polonia.

Sebelumnya warga sekitar curiga melihat korban keluar di malam hari yang tak pernah seperti biasanya. Dan setelah diinterogasi warga korban pun mengaku kabur karena tak tahan kerap mendapat siksaan dari majikannya. Lantas bersama dengan kepling korban pun digiring ke Polsek Medan Baru.

PT PAULLISA NGAKU KESAL
Di lokasi terpisah, saat disambangi, pihak PT Paullisa Sukses Mandiri di Jl. Sei Kera, Kec. Medan Perjuangan mengaku kesal karena berita yang melibatkan perusahaannya dimuat. Di kantor berbentuk rumah itu terlihat 6 pekerja yang membawa koper besar dan barang lainnya. Di sana ada 2 orang pegawai laki-laki, dan salah satunya sedang memberikan pengarahan kepada calon pekerja tersebut.

Laki-laki yang memberikan pengarahan tersebut berkulit hitam, memakai topi, dan berkaca mata. Dari nada bicaranya, terdengar tak ramah terhadap calon pekerja yang diduga akan diterbangkan ke luar negeri itu.

“Ini udah sesuai dengan keputusan Menlu (diduga Menteri Luar Negeri). Jadi apa makan kalian nanti, ga usah protes,”ujar laki-laki tersebut, Jumat (17/10). Tak lama, seluruh pekerja tersebut pun disuruh masuk ke dalam suatu ruangan. Namun, mereka salah masuk pintu. Lagi-lagi, laki-laki itu bicara dengan nada keras. Seluruh pekerja pun mengikuti instruksi dari laki-laki tersebut.

“Yang itu pintunya. Udah dibilang tadi,”ujarnya.

Saat ditanya tentang pengakuan Afri yang selama dua tahun tidak pernah menerima gaji, laki-laki itu langsung menutup pagar. “Ga lah. Udah kalian tulis,” ujarnya sambil menutup pagar.

Seperti diberitakan, selain mendapat penyiksaan, Afri juga mengaku tak digaji selama dua tahun oleh majikannya. Sementara A Sim sendiri mengaku membayar gaji korban ke PT Paullisa Sukses Mandiri. (bay/win/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/