26.7 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Rekonsiliasi Jelang Musda Partai Demokrat Sumut, Begini Kata Pengamat Politik USU

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Semangat rekonsiliasi kader menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat di Sumut yang digaungkan Wakil Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Lokot Nasution mendapat apresiasi dari eksternal partai. Dosen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Warjio SSos MA PhD mengatakan, pelaksanaan Musda biasanya menjadi ajang terkelompoknya sejumlah kader dalam hal mengusung kandidat calon ketua.

Dinamika ini biasa terjadi dengan beberapa partai, tapi perlu hati-hati dalam membuat kelompok. “Jangan menggunakan kelompok usia, ras, agama atau kelompok lainnya yang hanya digunakan dalam Musda. Pasca Musda harus bisa membaur, dan menyatukan semua kemampuan para kader demi kerja politik 2024,” kata Warjio kepada wartawan, kemarin.

Ia mengingatkan, Partai Demokrat juga harus berhati-hati dalam memainkan dinamika Musda ini. Sebab, bisa menjadi ajang konflik berkelanjutan, jika arah konflik kekuasaan terus digaungkan. “Bila melihat ada calon Ketua DPD Partai Demokrat Sumut berasal dari pengurus DPP, ini menjadi semangat positif untuk menjaga keseimbangan dinamika partai, dan soliditas para kader,” katanya.

Sebelumnya, Lokot Nasution hadir ke Sumut dalam rangka menyampaikan pesan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi Sekjen Teuku Rifky Harsya dan Kepala BPOKK Herman Khaeron kepada kader dan terkhusus kepada kandidat Calon Ketua DPD Partai Demokrat Sumut. Dalam pesan itu, AHY memberikan arahan melalui Lokot Nasution untuk membangun rekonsiliasi dan konsolidasi Partai Demokrat di Sumut.

Dengan adanya pesan rekonsiliasi ini, Warjio menyampaikan, DPP Partai Demokrat tentunya memiliki pandangan dan analisis tentang Sumut dalam hal menjaga soliditas partai. “Utusan DPP Partai Demokrat yang juga ikut meramaikan bursa Ketua DPD Partai Demokrat, tentu ini membuat pesan positif bagi partai, dalam menjaga soliditas para kader hingga 2024,” sebutnya.

Terpisah, Sekretaris DPD Partai Demokrat, Meilizar Latif berharap Musda Partai Demokrat Sumut ini harus kondusif dan menjadi ajang silaturahim serta ajang pembesaran partai menuju 2024. “Jangan jadikan ajang Musda ini menjadi terkotak-kotak, seolah-olah memang di Sumut menjelang Musda ini terpecah-pecah. Itu tidak ada, kita mulus saja. Kita sesuai aturan sesuai dengan yang ditentukan oleh DPP,” harapnya.

Dia menyampaikan, dalam pelaksanaan Musda Partai Demokrat ada mekanisme berjenjang. Musda itu wewenangnya DPD. “Kalau kita semuanya sudah diamanahkan dengan Pak Herri Zulkarnain, kami berharap yang terpilih nanti kader terbaik yang dapat melakukan konsolidasi, yang dapat melaksanakan amanat partai dan memiliki loyalitas tinggi serta mampu memimpin sebagai leader,” katanya.

Dia mengatakan, setiap kader tunduk kepada Peraturan Organisasi (PO), karena mekanismenya sudah diatur. “Ajang Musda ini harus menjadi rekonsiliasi sampai bawah, dan semua kader bisa diakomodir dalam melaksanakan visi dan misi partai. Jadi tidak boleh pemimpin nanti memiliki visi dan misi sendiri, dan kader juga harus loyal, tunduk aturan dan kader juga memiliki job description masing-masing. Karena partai inikan punya jenjang kepengurusan dari DPAC, DPC, DPD hingga DPP,” ujarnya. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Semangat rekonsiliasi kader menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat di Sumut yang digaungkan Wakil Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Lokot Nasution mendapat apresiasi dari eksternal partai. Dosen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Warjio SSos MA PhD mengatakan, pelaksanaan Musda biasanya menjadi ajang terkelompoknya sejumlah kader dalam hal mengusung kandidat calon ketua.

Dinamika ini biasa terjadi dengan beberapa partai, tapi perlu hati-hati dalam membuat kelompok. “Jangan menggunakan kelompok usia, ras, agama atau kelompok lainnya yang hanya digunakan dalam Musda. Pasca Musda harus bisa membaur, dan menyatukan semua kemampuan para kader demi kerja politik 2024,” kata Warjio kepada wartawan, kemarin.

Ia mengingatkan, Partai Demokrat juga harus berhati-hati dalam memainkan dinamika Musda ini. Sebab, bisa menjadi ajang konflik berkelanjutan, jika arah konflik kekuasaan terus digaungkan. “Bila melihat ada calon Ketua DPD Partai Demokrat Sumut berasal dari pengurus DPP, ini menjadi semangat positif untuk menjaga keseimbangan dinamika partai, dan soliditas para kader,” katanya.

Sebelumnya, Lokot Nasution hadir ke Sumut dalam rangka menyampaikan pesan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi Sekjen Teuku Rifky Harsya dan Kepala BPOKK Herman Khaeron kepada kader dan terkhusus kepada kandidat Calon Ketua DPD Partai Demokrat Sumut. Dalam pesan itu, AHY memberikan arahan melalui Lokot Nasution untuk membangun rekonsiliasi dan konsolidasi Partai Demokrat di Sumut.

Dengan adanya pesan rekonsiliasi ini, Warjio menyampaikan, DPP Partai Demokrat tentunya memiliki pandangan dan analisis tentang Sumut dalam hal menjaga soliditas partai. “Utusan DPP Partai Demokrat yang juga ikut meramaikan bursa Ketua DPD Partai Demokrat, tentu ini membuat pesan positif bagi partai, dalam menjaga soliditas para kader hingga 2024,” sebutnya.

Terpisah, Sekretaris DPD Partai Demokrat, Meilizar Latif berharap Musda Partai Demokrat Sumut ini harus kondusif dan menjadi ajang silaturahim serta ajang pembesaran partai menuju 2024. “Jangan jadikan ajang Musda ini menjadi terkotak-kotak, seolah-olah memang di Sumut menjelang Musda ini terpecah-pecah. Itu tidak ada, kita mulus saja. Kita sesuai aturan sesuai dengan yang ditentukan oleh DPP,” harapnya.

Dia menyampaikan, dalam pelaksanaan Musda Partai Demokrat ada mekanisme berjenjang. Musda itu wewenangnya DPD. “Kalau kita semuanya sudah diamanahkan dengan Pak Herri Zulkarnain, kami berharap yang terpilih nanti kader terbaik yang dapat melakukan konsolidasi, yang dapat melaksanakan amanat partai dan memiliki loyalitas tinggi serta mampu memimpin sebagai leader,” katanya.

Dia mengatakan, setiap kader tunduk kepada Peraturan Organisasi (PO), karena mekanismenya sudah diatur. “Ajang Musda ini harus menjadi rekonsiliasi sampai bawah, dan semua kader bisa diakomodir dalam melaksanakan visi dan misi partai. Jadi tidak boleh pemimpin nanti memiliki visi dan misi sendiri, dan kader juga harus loyal, tunduk aturan dan kader juga memiliki job description masing-masing. Karena partai inikan punya jenjang kepengurusan dari DPAC, DPC, DPD hingga DPP,” ujarnya. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/