30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Wakil Rakyat Nyaris Adu Jotos

Rapat Paripurna Pembahasan Pembentukan Pansus PSB Ricuh

MEDAN-Sidang paripurna DPRD Kota Medan berlangsung ricuh dan nyaris adu jotos antara Ketua DPRD Medan Amiruddin dan penasehat Fraksi PKS Muslim Maksum, di ruang paripurna DPRD Medan, Rabu (17/11).

Sejak awal sidang dengan agenda pengambilan keputusan atas usulan fraksi untuk pembentukan pansus penerimaan siswa baru (PSB) sudah memanas. Pasalnya, dari 8 fraksi DPRD Medan, sebagian menolak. Selanjutnya pimpinan dewan menskor rapat dan mengajak pimpinan fraksi melakukan rapat tertutup.

Hasilnya ada tiga opsi yang diputuskan dalam rapat yakni menolak, mendukung, dan terakhir menunggu jawaban wali kota atas usulan rekomendasi Komisi B, tentang pencopotan Kadisdik Medan Hasan Basri.

Setelah rapat tertutup, Ketua DPRD Medan Amiruddin membacakan hasil putusan yakni 3 fraksi PKS, PDS dan PDI Perjuangan menghendaki terbentuknya pansus dan selebihnya 6 fraksi memilih menunggu jawaban Wali Kota Medan. Namun, usai membacakan putusan, Amiruddin langsung berniat kembali menskor rapat dengan alasan itu keputusan seluruh fraksi.

Tindakan tersebut langsung mendapat interupsi anggota dewan lainnya.

“Kita minta pimpinan dewan jangan langsung menskor rapat, karena anggota dewan bukan hanya ketua fraksi. Harap dijelaskan dahulu hasil kesepakatan rapat tertutup, jangan langsung main skor saja,” kata Muslim dalam interupsinya.
Namun, permintaan tersebut tidak diindahkan Amiruddin yang langsung meninggalkan kursinya. Melihat ini, Muslim Maksum langsung menyebut pimpinan dewan bodohn “Pimpinan dewan jangan mempertontonkan kebodohan. Ketua DPRD Medan bodoh,” jerit Muslim dengan lantang. Hal itu membuat Amiruddin emosi dan mendatangi kursi Muslim dan langsung dilayani Muslim, sehingga kedua anggota dewan tersebut nyaris adu jotos namun segera dilerai anggota dewan lainnya.

Fraksi PDI-P, PKS, PAN, PPP, PDS di DPRD Kota Medan mengusulkan pada Fraksi Demokrat untuk meninjau ulang keberadaan Amiruddin sebagai Ketua DPRD Kota Medan.

“Kejadian tadi sangat memalukan lingkungan DPRD Kota Medan. Sikap yang dipertontonkan Amiruddin lambat laun bisa menciptakan suasana inkondisional di DPRD Medan,” ujar ketua Fraksi PDI-P. Porman Naibaho yang dibenarkan penasehat Fraksi PKS Muslim Maksum, Wakil Ketua Fraksi PAN Bahrumsyah dan Wakil Ketua Fraksi PDS Paulus Sinulingga.

Ketua Fraksi Demokrat, Herry Zulkarnain menegaskan, tindakan yang dilakukan Amiruddin sudah sesuai dengan ketentuan dan tata tertib DPRD Kota Medan. Sementara itu menanggapi permintaan beberapa fraksi tadi, Herry mengingatkan untuk tidak mencampuri urusan internal Partai Demokrat.

“Saya kembali mengingatkan fraksi yang ada di DPRD Kota Medan untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga Demokrat. Dan apa yang dilakukan Amiruddin sudah sesuai dengan ketentuan. Jadi tidak ada alasan pihak lain untuk menuding Amiruddin melakukan kesalahan, apa lagi sampai pada permintaan meninjau ulang,” tegas Herry yang mengaku tidak berada di lokasi paripurna.

Sementara, Muslim yang ditemuai wartawan koran ini menambahkan kalau tindakan dari Amiruddin berupaya untuk  mengganjal pembentukan Pansus PSB dan Muslim juga meminta kepada Fraksi Demokrat harus mengevaluasi pimpinan DPRD Medan. “Ini akibat bodoh memimpin rapat. Dan juga ada indikasi pengganjalan pembentukan Pansus PSB, kita minta kepada fraksi untuk segera mengevaluasi pimpinan DPRD Medan,” pintanya. (adl)

Rapat Paripurna Pembahasan Pembentukan Pansus PSB Ricuh

MEDAN-Sidang paripurna DPRD Kota Medan berlangsung ricuh dan nyaris adu jotos antara Ketua DPRD Medan Amiruddin dan penasehat Fraksi PKS Muslim Maksum, di ruang paripurna DPRD Medan, Rabu (17/11).

Sejak awal sidang dengan agenda pengambilan keputusan atas usulan fraksi untuk pembentukan pansus penerimaan siswa baru (PSB) sudah memanas. Pasalnya, dari 8 fraksi DPRD Medan, sebagian menolak. Selanjutnya pimpinan dewan menskor rapat dan mengajak pimpinan fraksi melakukan rapat tertutup.

Hasilnya ada tiga opsi yang diputuskan dalam rapat yakni menolak, mendukung, dan terakhir menunggu jawaban wali kota atas usulan rekomendasi Komisi B, tentang pencopotan Kadisdik Medan Hasan Basri.

Setelah rapat tertutup, Ketua DPRD Medan Amiruddin membacakan hasil putusan yakni 3 fraksi PKS, PDS dan PDI Perjuangan menghendaki terbentuknya pansus dan selebihnya 6 fraksi memilih menunggu jawaban Wali Kota Medan. Namun, usai membacakan putusan, Amiruddin langsung berniat kembali menskor rapat dengan alasan itu keputusan seluruh fraksi.

Tindakan tersebut langsung mendapat interupsi anggota dewan lainnya.

“Kita minta pimpinan dewan jangan langsung menskor rapat, karena anggota dewan bukan hanya ketua fraksi. Harap dijelaskan dahulu hasil kesepakatan rapat tertutup, jangan langsung main skor saja,” kata Muslim dalam interupsinya.
Namun, permintaan tersebut tidak diindahkan Amiruddin yang langsung meninggalkan kursinya. Melihat ini, Muslim Maksum langsung menyebut pimpinan dewan bodohn “Pimpinan dewan jangan mempertontonkan kebodohan. Ketua DPRD Medan bodoh,” jerit Muslim dengan lantang. Hal itu membuat Amiruddin emosi dan mendatangi kursi Muslim dan langsung dilayani Muslim, sehingga kedua anggota dewan tersebut nyaris adu jotos namun segera dilerai anggota dewan lainnya.

Fraksi PDI-P, PKS, PAN, PPP, PDS di DPRD Kota Medan mengusulkan pada Fraksi Demokrat untuk meninjau ulang keberadaan Amiruddin sebagai Ketua DPRD Kota Medan.

“Kejadian tadi sangat memalukan lingkungan DPRD Kota Medan. Sikap yang dipertontonkan Amiruddin lambat laun bisa menciptakan suasana inkondisional di DPRD Medan,” ujar ketua Fraksi PDI-P. Porman Naibaho yang dibenarkan penasehat Fraksi PKS Muslim Maksum, Wakil Ketua Fraksi PAN Bahrumsyah dan Wakil Ketua Fraksi PDS Paulus Sinulingga.

Ketua Fraksi Demokrat, Herry Zulkarnain menegaskan, tindakan yang dilakukan Amiruddin sudah sesuai dengan ketentuan dan tata tertib DPRD Kota Medan. Sementara itu menanggapi permintaan beberapa fraksi tadi, Herry mengingatkan untuk tidak mencampuri urusan internal Partai Demokrat.

“Saya kembali mengingatkan fraksi yang ada di DPRD Kota Medan untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga Demokrat. Dan apa yang dilakukan Amiruddin sudah sesuai dengan ketentuan. Jadi tidak ada alasan pihak lain untuk menuding Amiruddin melakukan kesalahan, apa lagi sampai pada permintaan meninjau ulang,” tegas Herry yang mengaku tidak berada di lokasi paripurna.

Sementara, Muslim yang ditemuai wartawan koran ini menambahkan kalau tindakan dari Amiruddin berupaya untuk  mengganjal pembentukan Pansus PSB dan Muslim juga meminta kepada Fraksi Demokrat harus mengevaluasi pimpinan DPRD Medan. “Ini akibat bodoh memimpin rapat. Dan juga ada indikasi pengganjalan pembentukan Pansus PSB, kita minta kepada fraksi untuk segera mengevaluasi pimpinan DPRD Medan,” pintanya. (adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/