MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hadir membuka Musyawarah Nasional ke-10 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Medan, Sumatera Utara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku senang. Pasalnya, kegiatan berskala Nasional yang digelar di Hotel Santika Dyandra Medan sejak Jumat (17/11) hingga Minggu (19/11) ini, dihadiri para tokoh hebat, orang pintar dan andal dari segala bidang.
Apalagi pada 10 November lalu, pemerintah resmi menjadikan sosok Lafran Pane yang merupakan pendiri HMI sebagai Pahlawan Nasional. Terlebih lagi, Jokowi adalah bagian dari keluarga besar warga Tapanuli Selatan, karena bermenantukan marga Nasution sekaligus diberi marga Siregar oleh adat Mandailing.
Hadir dalam kegiatan itu di antaranya Koordinator Presidium KAHMI Mahfud MD dan keluarga besar KAHMI, Menteri Kabinet Kerja, Ketua MPR RI, Ketua DPD RI, Gubernur Sumut HT Erry Nuradi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kapolri Tito Karnavian, Akbar Tanjung, Forkopinda Sumut dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Jokowi mengingatkan kepada seluruh peserta Munas agar kuat menghadapi dan mengantisipasi cepatnya perubahan global di era kemajuan teknologi informasi saat ini. Jokowi juga mendorong agar Indonesia mengarahkan hubungan kemitraan yang lebih erat ke negara-negara Timur Tengah.
“Tantangan Negara kita ini ke depan semakin cepat, dunia bergerak begitu cepatnya. Perubahan-perubahan yang sebelumnya tidak kita hitung, sekarang bermunculan. Perubahan dari internet ke mobile internet, mobile internet ke artificial. Perubahan ke view engineering dan robotic. Tantangan seperti ini yang harus kita hadapi dan antisipasi,” ujar Jokowi.
Karena itu lanjut Jokowi, bangsa Indonesia tidak boleh terjebak pada rutinitas dan sikap yang monoton selama ini, sebab perubahan yang cepat ada di depan mata. Hal itu ditunjukkan dengan pola interaksi sehari-hari, di mana tidak perlu lagi harus bertatap muka langsung, membeli sesuatu tanpa harus pergi ke lokasi, cukup memesan lewat aplikasi online.
“Perubahan seperti inilah yang harus kita sadari, begitu terbukanya kita sekarang seperti media sosial, lanskap ekonomi, politik dan sosial global berubah. Dunia lain juga hampir sama dengan kita, bingung menghadapi perubahan yang jauh dari apa yang diperkirakan. Inilah pekerjaan besar kita, karena nanti lanskap global itu, lanskap Nasional hingga daerah juga berubah, dan perubahan itu akan bergerak ke daerah,” jelasnya.