26.7 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Program Imunisasi Dinkes Dinilai Gagal

Ketua Komisi B DPRD Medan Rajuddin Sagala sebelumnya menuturkan, bila wabah difteri semakin membahayakan di Kota Medan maka pihaknya berencana memanggil para mitra dalam rapat dengar pendapat (RDP). “Sejauh ini memang belum ada pengaduan resmi ke kita soal masalah ini. Kita baru mendengar kabar berita di media massa. Pun demikian kalau ternyata semakin berbahaya dan kondisinya kritis, kami akan panggil pihak-pihak terkait seperti Dinkes untuk meminta klarifikasi,” katanya.

Politisi PKS ini juga meminta, agar seluruh unit pelayanan kesehatan dibawah Dinkes Medan dapat proaktif mendeteksi sejak dini wabah penyakit difteri. “Lebih baik mencegah daripada mengobati,” sebutnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang anak laki-laki asal Kota Medan, MRH, didiagnosa suspect difteri. Anak berusia 7 tahun itu pun langsung dirujuk dari Rumah Sakit Asia Columbia ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Kamis (14/12) sekira pukul 23.07 WIB. Saat ini, MRH dirawat intensif di ruang khusus infeksius RSUP H Adam Malik. “Pasien suspect Difteri yang dirawat di RSUP H Adam Malik bertambah 1 lagi, ” ucap Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Masahadat Ginting melalui staf Humas, Rosario Dorothy Simanjuntak, Jumat (15/12) siang.

Dijelaskan Rosa, kelugan MRH dirujuk ke RSUP H Adam Malik yajin demam hingga 38.7 Derajat Celcius. Begitu juga dengan sulit menelan dan ada selaput putih pada tenggorokan MRH. Diakui Rosa gejala itu berdasar keterangan Dokter, merupakan gejaka Difteri. Oleh karena itu, dikatakan Rosa tindakan yang telah dilakukan oleh Dokter yakni pemberian antibiotik, terapi cairan serum anti Difteri. “Selanjutnya adalah pengambilan swab tenggorokan pertama untuk diperiksa di Laboratorium Litbangkes Jakarta,” pungkasnya.

Kadinkes Medan Usma Polita mengaku akan segera menelusuri kebenaran soal diagnosa suspect Difteri itu, apakah benar warga Kota Medan. Disebutnya, karena berdasarkan banyak orang sakit parah berkunjung ke rumah keluarganya di Medan, namun setelah diperiksa ternyata bukan warga Medan. Namun kalau memang benar, ditegaskan Usma dirinya akan segera menegur Kepala Puskesmas di tempat tinggal anak tersebut. “Selain itu kita tunggu hasil pemeriksaan laboratorium dulu. Kalau masih suspect, ditunggu ditegakkan diagnosanya dulu,” ujarnya. (prn/ain/adz)

Ketua Komisi B DPRD Medan Rajuddin Sagala sebelumnya menuturkan, bila wabah difteri semakin membahayakan di Kota Medan maka pihaknya berencana memanggil para mitra dalam rapat dengar pendapat (RDP). “Sejauh ini memang belum ada pengaduan resmi ke kita soal masalah ini. Kita baru mendengar kabar berita di media massa. Pun demikian kalau ternyata semakin berbahaya dan kondisinya kritis, kami akan panggil pihak-pihak terkait seperti Dinkes untuk meminta klarifikasi,” katanya.

Politisi PKS ini juga meminta, agar seluruh unit pelayanan kesehatan dibawah Dinkes Medan dapat proaktif mendeteksi sejak dini wabah penyakit difteri. “Lebih baik mencegah daripada mengobati,” sebutnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang anak laki-laki asal Kota Medan, MRH, didiagnosa suspect difteri. Anak berusia 7 tahun itu pun langsung dirujuk dari Rumah Sakit Asia Columbia ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Kamis (14/12) sekira pukul 23.07 WIB. Saat ini, MRH dirawat intensif di ruang khusus infeksius RSUP H Adam Malik. “Pasien suspect Difteri yang dirawat di RSUP H Adam Malik bertambah 1 lagi, ” ucap Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Masahadat Ginting melalui staf Humas, Rosario Dorothy Simanjuntak, Jumat (15/12) siang.

Dijelaskan Rosa, kelugan MRH dirujuk ke RSUP H Adam Malik yajin demam hingga 38.7 Derajat Celcius. Begitu juga dengan sulit menelan dan ada selaput putih pada tenggorokan MRH. Diakui Rosa gejala itu berdasar keterangan Dokter, merupakan gejaka Difteri. Oleh karena itu, dikatakan Rosa tindakan yang telah dilakukan oleh Dokter yakni pemberian antibiotik, terapi cairan serum anti Difteri. “Selanjutnya adalah pengambilan swab tenggorokan pertama untuk diperiksa di Laboratorium Litbangkes Jakarta,” pungkasnya.

Kadinkes Medan Usma Polita mengaku akan segera menelusuri kebenaran soal diagnosa suspect Difteri itu, apakah benar warga Kota Medan. Disebutnya, karena berdasarkan banyak orang sakit parah berkunjung ke rumah keluarganya di Medan, namun setelah diperiksa ternyata bukan warga Medan. Namun kalau memang benar, ditegaskan Usma dirinya akan segera menegur Kepala Puskesmas di tempat tinggal anak tersebut. “Selain itu kita tunggu hasil pemeriksaan laboratorium dulu. Kalau masih suspect, ditunggu ditegakkan diagnosanya dulu,” ujarnya. (prn/ain/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/