28 C
Medan
Wednesday, December 18, 2024
spot_img

BKKBN Targetkan 51.131 Anak dan Keluarga Risiko Stunting Terjangkau di Tahun 2025

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Utara (BKKBN Sumut), Dr Munawar Ibrahim menyatakan komitmennya untuk mempercepat penurunan angka stunting di Sumut.

Melalui program Quick Wins dan ‘Program Genting’, Munawar menargetkan 51.131 anak dan keluarga dengan risiko stunting akan dapat dijangkau hingga awal tahun 2025.

“Baru dua hari yang lalu kita melakukan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Provinsi dan hari ini kita tindaklanjuti dengan Jajaran Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Sumut. Harapannya, target 51 ribu anak-anak dan keluarga berisiko stunting dapat tercakup seluruhnya pada akhir tahun ini hingga awal 2025,” katanya, saat Advokasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) tingkat Provinsi Sumut, di Hotel Emerald Garden Medan, Rabu (18/12).

Menurutnya, program Genting yang diterapkan di seluruh Kabupaten/Kota di Sumut, bertujuan untuk memberikan bantuan langsung kepada anak-anak yang berisiko stunting. Program ini juga mencakup penguatan gizi, pendampingan keluarga, dan intervensi berbasis komunitas dengan melibatkan pemerintah daerah serta mitra strategis.

“Program Genting ini dirancang untuk mencakup seluruh wilayah di Sumut. Dengan semangat kebersamaan, kita berharap bisa mengatasi permasalahan stunting secara menyeluruh,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, bahwa pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan dan Pengembangan Keluarga, serta melibatkan Baznas, organisasi masyarakat, dan sektor swasta. Program ini juga menggunakan pendekatan budaya, seperti pemberian kain batik sebagai simbol dukungan terhadap kearifan lokal.

“Ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, tetapi bagaimana kita menciptakan generasi yang sehat dan berdaya saing. Dengan langkah ini, kita ingin memastikan Sumatera Utara bisa menjadi salah satu provinsi dengan angka stunting terendah di Indonesia,” jelasnya.

Munawar menambahkan, bahwa pihaknya juga optimis target Nasional Prevalensi Stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai di Sumut. “Bahkan, dengan kolaborasi lintas sektor dan pelaksanaan program secara efektif, Sumut diharapkan mampu menjadi model nasional dalam penanganan stunting,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua I Baznas Sumut, H Musaddad Lubis menegaskan komitmen Baznas dalam mendukung program penanganan stunting di Sumut melalui kerja sama lintas sektor.

Dikatakannya, bahwa Baznas tidak hanya berfokus pada distribusi zakat dari umat Muslim, tetapi juga menggalang donasi dari berbagai pihak, termasuk non-Muslim, untuk mendukung program-program kemanusiaan, salah satunya penanganan stunting.

“Penanganan stunting ini melibatkan kerja sama dengan dinas terkait, BKKBN, dan mitra lainnya. Kami mengajak semua pihak, termasuk dunia usaha untuk bersama-sama membantu agar angka stunting terus menurun dari tahun ke tahun. Kami berharap, suatu saat, angka stunting di Indonesia bisa mencapai nol,” harapnya.

Musaddad juga menekankan, bahwa penggunaan dana zakat, infak dan donasi yang dihimpun Baznas akan didistribusikan secara merata tanpa memandang latar belakang agama.

“Baznas memiliki program kemanusiaan yang meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial keagamaan. Donasi yang kami himpun, termasuk dari non-Muslim, akan digunakan secara maksimal untuk menangani isu-isu kemanusiaan seperti stunting. Ini adalah upaya kolektif untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi anak-anak bangsa,” pungkasnya. (dwi/han)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Utara (BKKBN Sumut), Dr Munawar Ibrahim menyatakan komitmennya untuk mempercepat penurunan angka stunting di Sumut.

Melalui program Quick Wins dan ‘Program Genting’, Munawar menargetkan 51.131 anak dan keluarga dengan risiko stunting akan dapat dijangkau hingga awal tahun 2025.

“Baru dua hari yang lalu kita melakukan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Provinsi dan hari ini kita tindaklanjuti dengan Jajaran Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Sumut. Harapannya, target 51 ribu anak-anak dan keluarga berisiko stunting dapat tercakup seluruhnya pada akhir tahun ini hingga awal 2025,” katanya, saat Advokasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) tingkat Provinsi Sumut, di Hotel Emerald Garden Medan, Rabu (18/12).

Menurutnya, program Genting yang diterapkan di seluruh Kabupaten/Kota di Sumut, bertujuan untuk memberikan bantuan langsung kepada anak-anak yang berisiko stunting. Program ini juga mencakup penguatan gizi, pendampingan keluarga, dan intervensi berbasis komunitas dengan melibatkan pemerintah daerah serta mitra strategis.

“Program Genting ini dirancang untuk mencakup seluruh wilayah di Sumut. Dengan semangat kebersamaan, kita berharap bisa mengatasi permasalahan stunting secara menyeluruh,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, bahwa pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan dan Pengembangan Keluarga, serta melibatkan Baznas, organisasi masyarakat, dan sektor swasta. Program ini juga menggunakan pendekatan budaya, seperti pemberian kain batik sebagai simbol dukungan terhadap kearifan lokal.

“Ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, tetapi bagaimana kita menciptakan generasi yang sehat dan berdaya saing. Dengan langkah ini, kita ingin memastikan Sumatera Utara bisa menjadi salah satu provinsi dengan angka stunting terendah di Indonesia,” jelasnya.

Munawar menambahkan, bahwa pihaknya juga optimis target Nasional Prevalensi Stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai di Sumut. “Bahkan, dengan kolaborasi lintas sektor dan pelaksanaan program secara efektif, Sumut diharapkan mampu menjadi model nasional dalam penanganan stunting,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua I Baznas Sumut, H Musaddad Lubis menegaskan komitmen Baznas dalam mendukung program penanganan stunting di Sumut melalui kerja sama lintas sektor.

Dikatakannya, bahwa Baznas tidak hanya berfokus pada distribusi zakat dari umat Muslim, tetapi juga menggalang donasi dari berbagai pihak, termasuk non-Muslim, untuk mendukung program-program kemanusiaan, salah satunya penanganan stunting.

“Penanganan stunting ini melibatkan kerja sama dengan dinas terkait, BKKBN, dan mitra lainnya. Kami mengajak semua pihak, termasuk dunia usaha untuk bersama-sama membantu agar angka stunting terus menurun dari tahun ke tahun. Kami berharap, suatu saat, angka stunting di Indonesia bisa mencapai nol,” harapnya.

Musaddad juga menekankan, bahwa penggunaan dana zakat, infak dan donasi yang dihimpun Baznas akan didistribusikan secara merata tanpa memandang latar belakang agama.

“Baznas memiliki program kemanusiaan yang meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial keagamaan. Donasi yang kami himpun, termasuk dari non-Muslim, akan digunakan secara maksimal untuk menangani isu-isu kemanusiaan seperti stunting. Ini adalah upaya kolektif untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi anak-anak bangsa,” pungkasnya. (dwi/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/