MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penembakan oleh orang tak dikenal (OTK), Rabu (18/1) pagi, di Jalan Ahmad Yani menimbulkan kekhawatiran dan rasa tidak nyaman bagi warga Kota Medan. Apalagi, pembunuhan dengan senjata api bukan yang pertama terjadi di Medan.
Berdasarkan catatan Sumut Pos, dalam kurun enam bulan, ada tiga perisiwa penembakan oleh OTK. Pada 31 Agustus 2016 lalu, penembakan oleh OTK terjadi di kawasan Medan Marelan. Berselang dua bulan, tepatnya pada 18 Oktober 2016, penembakan oleh OTK kembali terjadi di kawasan Medan Sunggal. Terakhir, Rabu (18/1) pagi, Indra Gunawan alias Kuna (43), seorang pengusaha airsoft gun tewas ditembak di depan toko miliknya di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, Medan.
Anggota Komisi A DPRD Medan Robby Barus mengatakan, rangkaian peristiwa ini jangan sampai menimbulkan keresahan di masyarakat. Dia malah curiga, ada indikasi pembunuh bayaran berkeliaran di Kota Medan.
“Pagi-pagi (ditembak) di tengah kota. Itu (Jalan Ahmad Yani) masuk titik nol Kota Medan. Pusat Kota Medan. Di tengah keramaian orang berani membunuh. Seperti tak ada hukum,” kata Anggota Komisi A DPRD Medan Robby Barus, Rabu (18/1).
Dia mendesak Kepolisian harus segera mengungkap dan menangkap pelaku. “Kuat dugaan ada order. Ini yang harus diungkap oleh Kepolisian. Kalau perlu tembak di tempat, kita dukung. Kenapa? Tindakan pelaku tega dan juga melanggar HAM,” katanya.
Berkaca pada rangkaian peristiwa tersebut, pihaknya minta agar Kepolisian meningkatkan pencegahan, dengan cara razia-razia rutin. “Secara internal juga harus diperiksa senjata-senjata yang ada di aparat. Pemeriksaan itu harus rutin,” katanya.
Kepolisian juga harus meningkatkan patroli, sehingga menciptakan rasa aman di masyarakat. Tidak hanya karena penembakan, akan tetapi semua potensi kejahatan lain seperti perampokan dan begal.
Ketua Komisi A DPRD Medan Sabar Samsurya Sitepu mengatakan, penembakan yang terjadi di Jalan Ahmad Yani diduga dilakukan terencana dan profesional. “Ini indikasi ada sindikat. Seperti ada order (pesanan). Bukan perampokan,” katanya.