25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

LAPK: Listrik Makin Menjengkelkan

Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan, Farid Wajdi mengatakan, ada tiga hal persoalan yang timbul dari padamnya listrik kemarin Pertama, kenyataan ini menunjukkan bahwa kinerja kerja listrik Sumatera Utara makin gawat. “Makin mengecewakan dan membuat masyarakat jengkel,” katanya tadi malam.

Kemudian, dari sisi kerugian. Maka akan dihadapai perhitungan-perhitungan ekonomi sosial dan psikologis. Secara sosial kerugian itu pada pendidikan yang banyak terganggu seperti proses pembelajaran yang harusnya menggunakan enegri listrik. Lalu, terjadi kemacetan. Nah, kemacetan yang terjadi adalah sebuah kerugian luar biasa. Pasalnya, saat macet akan timbul kerugian psikologis emosional kemudian pemborosan BBM. “Kehidupan berumah tangga juga terganggu kan? Kegiatan rumah tangga seperti memasak nasi yang menggunakan listrik hingga lainnya harus ditinggalkan karena listrik padam,” tambah Farid.

Farid menambahkan, hal ini makin diperparah dengan kenaikan tarif listrik. Harusnya, ketika tarif dinaikan, pelayanan juga dimbangi. “Apalagi hari ini (kemarin, Red), yang mengherankan kita ini tidak ada informasi dari awal bahwa, listrik akan padam ini tiba-tiba saja,” keluh Farid.

Farid mengatakan ada 3 cara untuk menciptakan listrik di Sumut normal. Pertama, pemerintah melalui Gubernur dan DPRD harus meminta pemerintah pusat untuk lebih memperhatikan agar listrik di Sumut ini lebih baik. Kedua, PLN khususnya direksi di Jakarta lebih memberikan perhatian khusus terkait dengan posisi listrik yang sering sekali padam di Sumut. Dan terakhir, konsumen bisa melakukan gugatan hukum.”PLN harus melihat pendekatan psikologis sosial itu bukan hanya pendekatan ekonomi saja,” pungkasnya. (mag-12)

Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan, Farid Wajdi mengatakan, ada tiga hal persoalan yang timbul dari padamnya listrik kemarin Pertama, kenyataan ini menunjukkan bahwa kinerja kerja listrik Sumatera Utara makin gawat. “Makin mengecewakan dan membuat masyarakat jengkel,” katanya tadi malam.

Kemudian, dari sisi kerugian. Maka akan dihadapai perhitungan-perhitungan ekonomi sosial dan psikologis. Secara sosial kerugian itu pada pendidikan yang banyak terganggu seperti proses pembelajaran yang harusnya menggunakan enegri listrik. Lalu, terjadi kemacetan. Nah, kemacetan yang terjadi adalah sebuah kerugian luar biasa. Pasalnya, saat macet akan timbul kerugian psikologis emosional kemudian pemborosan BBM. “Kehidupan berumah tangga juga terganggu kan? Kegiatan rumah tangga seperti memasak nasi yang menggunakan listrik hingga lainnya harus ditinggalkan karena listrik padam,” tambah Farid.

Farid menambahkan, hal ini makin diperparah dengan kenaikan tarif listrik. Harusnya, ketika tarif dinaikan, pelayanan juga dimbangi. “Apalagi hari ini (kemarin, Red), yang mengherankan kita ini tidak ada informasi dari awal bahwa, listrik akan padam ini tiba-tiba saja,” keluh Farid.

Farid mengatakan ada 3 cara untuk menciptakan listrik di Sumut normal. Pertama, pemerintah melalui Gubernur dan DPRD harus meminta pemerintah pusat untuk lebih memperhatikan agar listrik di Sumut ini lebih baik. Kedua, PLN khususnya direksi di Jakarta lebih memberikan perhatian khusus terkait dengan posisi listrik yang sering sekali padam di Sumut. Dan terakhir, konsumen bisa melakukan gugatan hukum.”PLN harus melihat pendekatan psikologis sosial itu bukan hanya pendekatan ekonomi saja,” pungkasnya. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/