31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Kecam Pemecatan Rekan, Mahasiswa Unimed Turun ke Jalan

demo
Demo mahasiswa-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO  – Puluhan mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) bersama Koalisi Rakyat Anti Kriminalisasi Sumatera Utara (Korak Sumut) melakukan aksi di Bundaran Jalan Gatot Subroto Medan, Kamis (8/12) siang. Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman terhadap Rektor Unimed yang memecat rekan mereka, karena melakukan kegiatan di luar kampus.

Dalam aksi itu, mahasiswa menyuarakan aspirasinya kepada pengguna jalan yang melintas sembari membagikan selebaran kertas berisi tuntutannya, agar masyarakat luas mengetahui.

Menurut Koordinator Aksi, Gumilar Aditya Nugroho, aksi turun ke jalan ini sebagai perlawanan terhadap keputusan rektorat Unimed. Sebab, putusan yang dilakukan rekrorat Unimed dinilai sepihak dan diskriminasi. Selain itu, keputusan tersebut juga merupakan bentuk pembungkaman demokrasi kampus.

“Pembungkaman demokrasi sudah terjadi di lingkungan perguruan tinggi. Padahal, perguruan tinggi sejatinya merupakan wadah untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi. Hal tersebut dibuktikan dengan sikap kampus (rektorat Unimed) dengan mengeluarkan surat pemecatan dan sanksi kepada 91 mahasiswa,” ujar Gumilar.

Dia menyebutkan, sanksi-sanksi tersebut berawal ketika 91 mahasiswa itu dan mahasiswa baru melakukan kegiatan belajar bersama alam di Sibolangit, pada 23-25 September lalu. Kegiatan itu merupakan rutinitas tahunan yang dilakukan mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, sebagai wadah pengembangan ilmu dan pengenalan mahasiswa baru.

Namun, sangat disesalkan dengan alasan adanya surat edaran dekan, acara kemahasiswaan itu dibubarkan paksa oleh dekanat yang datang menyusul ke lokasi. “Apa yang terjadi kepada 91 mahasiswa tersebut membuktikan bahwa dunia pendidikan seakan berada di posisi terendah dalam memaknai dan menjalankan nilai-nilai demokrasi. Oleh karenanya, kami meminta agar sanksi-sanksi itu dicabut,” cetusnya.

Usai menyampaikan aspirasinya, massa kemudian bergerak menuju ke kantor DPRD Medan untuk menyuarakan kembali. Aksi puluhan mahasiswa yang turun ke jalan tersebut berlangsung damai dengan dikawal petugas kepolisian.

Sementara sebelumnya, Ilham Rizki Nasution, mahasiswa yang menerima sanksi pemecatan mengaku, sanksi yang diterimanya tidak fair dan terkesan diskriminasi. Sebab, sanksi yang diberikan itu lantaran pihak rektorat tidak memberlakukan juga kepada mahasiswa lain di lingkungan Unimed. Karena, mahasiswa dari jurusan atau fakultas lainnya di Unimed juga menggelar kegiatan diluar kampus.

“Pemecatan dan skorsing yang dilakukan pihak rektorat dinilai subjektif, karena diibaratkan kebencian dekan (Fakultas Ilmu Sosial) yang kemudian dilaporkan ke rektor. Jadi, rektor tidak tahu apa-apa sebenarnya dalam persoalan ini dan hanya menyetujui saja,” ujar Ilham.(ris/dek)

demo
Demo mahasiswa-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO  – Puluhan mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) bersama Koalisi Rakyat Anti Kriminalisasi Sumatera Utara (Korak Sumut) melakukan aksi di Bundaran Jalan Gatot Subroto Medan, Kamis (8/12) siang. Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman terhadap Rektor Unimed yang memecat rekan mereka, karena melakukan kegiatan di luar kampus.

Dalam aksi itu, mahasiswa menyuarakan aspirasinya kepada pengguna jalan yang melintas sembari membagikan selebaran kertas berisi tuntutannya, agar masyarakat luas mengetahui.

Menurut Koordinator Aksi, Gumilar Aditya Nugroho, aksi turun ke jalan ini sebagai perlawanan terhadap keputusan rektorat Unimed. Sebab, putusan yang dilakukan rekrorat Unimed dinilai sepihak dan diskriminasi. Selain itu, keputusan tersebut juga merupakan bentuk pembungkaman demokrasi kampus.

“Pembungkaman demokrasi sudah terjadi di lingkungan perguruan tinggi. Padahal, perguruan tinggi sejatinya merupakan wadah untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi. Hal tersebut dibuktikan dengan sikap kampus (rektorat Unimed) dengan mengeluarkan surat pemecatan dan sanksi kepada 91 mahasiswa,” ujar Gumilar.

Dia menyebutkan, sanksi-sanksi tersebut berawal ketika 91 mahasiswa itu dan mahasiswa baru melakukan kegiatan belajar bersama alam di Sibolangit, pada 23-25 September lalu. Kegiatan itu merupakan rutinitas tahunan yang dilakukan mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, sebagai wadah pengembangan ilmu dan pengenalan mahasiswa baru.

Namun, sangat disesalkan dengan alasan adanya surat edaran dekan, acara kemahasiswaan itu dibubarkan paksa oleh dekanat yang datang menyusul ke lokasi. “Apa yang terjadi kepada 91 mahasiswa tersebut membuktikan bahwa dunia pendidikan seakan berada di posisi terendah dalam memaknai dan menjalankan nilai-nilai demokrasi. Oleh karenanya, kami meminta agar sanksi-sanksi itu dicabut,” cetusnya.

Usai menyampaikan aspirasinya, massa kemudian bergerak menuju ke kantor DPRD Medan untuk menyuarakan kembali. Aksi puluhan mahasiswa yang turun ke jalan tersebut berlangsung damai dengan dikawal petugas kepolisian.

Sementara sebelumnya, Ilham Rizki Nasution, mahasiswa yang menerima sanksi pemecatan mengaku, sanksi yang diterimanya tidak fair dan terkesan diskriminasi. Sebab, sanksi yang diberikan itu lantaran pihak rektorat tidak memberlakukan juga kepada mahasiswa lain di lingkungan Unimed. Karena, mahasiswa dari jurusan atau fakultas lainnya di Unimed juga menggelar kegiatan diluar kampus.

“Pemecatan dan skorsing yang dilakukan pihak rektorat dinilai subjektif, karena diibaratkan kebencian dekan (Fakultas Ilmu Sosial) yang kemudian dilaporkan ke rektor. Jadi, rektor tidak tahu apa-apa sebenarnya dalam persoalan ini dan hanya menyetujui saja,” ujar Ilham.(ris/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/