25 C
Medan
Friday, November 1, 2024
spot_img

Hidangkan 900 Porsi, Habiskan Rp4 Juta Tiap Hari

Kata dia, dengan jumlah tersebut, pihaknya bisa memenuhi kebutuhan berbuka untuk 900 porsi. “Ada 600 porsi yang bisa dibawa pulang, sedangkan 300 porsi lagi untuk dihidangkan bagi mereka yang berbuka di Masjid,” ujarnya.

Ditambahkan Darlis, menu bubur sup ini tersedia di hari pertama Ramadan hingga tiga hari terakhir Ramadan. Biaya yang dihabiskan dalam sebulan, mencapai sekitar Rp125 juta.

“Biayanya dari Kesultanan Deli, pengurus Masjid, dan tentunya dari bantuan masyarakat. Anggarannya setiap hari bisa mencapai Rp4 juta. Ini belum termasuk teh dan gula untuk minum. Makanya kami harapkan partisipasi masyarakat ikut menyediakan menu bukaan di sini karena banyaknya kaum dhuafa dan musafir yang berbuka,” katanya.

Menurut dia, tradisi berbuka dengan bubur sudah berlangsung puluhan tahun. “Dulunya masjid ini digunakan raja-raja. Tradisi makan bubur pedas juga sudah lama. Tapi kini bubur pedas sudah tidak ada lagi karena biaya pembuatannya sangat mahal. Jadinya digantikan sup bubur. Rempah-rempah untuk bubur pedas juga sudah susah dicari,” katanya.

Setiap bulan Ramadan, biasanya sekitar pukul 15.30 WIB sup bubur sudah selesai dimasak. Warga diperbolehkan membawanya pulang ke rumah. “Siapa saja boleh menikmati bubur sup ini,” ujar Darlis. (*)

Kata dia, dengan jumlah tersebut, pihaknya bisa memenuhi kebutuhan berbuka untuk 900 porsi. “Ada 600 porsi yang bisa dibawa pulang, sedangkan 300 porsi lagi untuk dihidangkan bagi mereka yang berbuka di Masjid,” ujarnya.

Ditambahkan Darlis, menu bubur sup ini tersedia di hari pertama Ramadan hingga tiga hari terakhir Ramadan. Biaya yang dihabiskan dalam sebulan, mencapai sekitar Rp125 juta.

“Biayanya dari Kesultanan Deli, pengurus Masjid, dan tentunya dari bantuan masyarakat. Anggarannya setiap hari bisa mencapai Rp4 juta. Ini belum termasuk teh dan gula untuk minum. Makanya kami harapkan partisipasi masyarakat ikut menyediakan menu bukaan di sini karena banyaknya kaum dhuafa dan musafir yang berbuka,” katanya.

Menurut dia, tradisi berbuka dengan bubur sudah berlangsung puluhan tahun. “Dulunya masjid ini digunakan raja-raja. Tradisi makan bubur pedas juga sudah lama. Tapi kini bubur pedas sudah tidak ada lagi karena biaya pembuatannya sangat mahal. Jadinya digantikan sup bubur. Rempah-rempah untuk bubur pedas juga sudah susah dicari,” katanya.

Setiap bulan Ramadan, biasanya sekitar pukul 15.30 WIB sup bubur sudah selesai dimasak. Warga diperbolehkan membawanya pulang ke rumah. “Siapa saja boleh menikmati bubur sup ini,” ujar Darlis. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/