27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Electrifying North Sumatera in Lifestyle, Pakai Kompor Listrik, Make Up Istri Tak Luntur

MENJELASKAN: GM PLN Unit Induk Wilayah Sumut, Feby Joko Priharto menjelaskan kelebihan penggunaan kompor induksi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kompor listrik adalah kompor generasi atau jenis terbaru. Bukan bentuknya saja yang modern, kompor listrik juga dilengkapi dengan beragam fitur canggih. Fitur-fitur ini tentu akan memudahkan pengguna dalam melakukan kegiatan memasak.

Adapun beberapa fitur yang umumnya terdapat pada kompor listrik antara lain, Timer (berfungsi mengatur berapa lama kompor akan dinyalakan), Boost (menaikkan suhu untuk memasak yang lebih cepat), Automatic pan size ( berfungsi untuk mendeteksi ukuran dan bentuk alat masak yang diletakkan di atas kompor), Safety shut off (membuat kompor otomatis mati ketika air atau masakan sudah mendidih).

Sudah pasti panas yang dihasilkan kompor listrik lebih merata dibanding jenis kompor lain karena memiliki permukaan tungku yang pipih. Permukaan itu akan membuat panci, wajan, atau yang lainnya menempel dan mendapat panas yang sama. Meski demikian, kondisi ini tidak membuat bagian bawah panci maupun wajan jadi hitam. Tidak ada api keluar yang bisa menyebabkan hal itu terjadi.

Layaknya oven listrik, suhu dari kompor listrik juga bisa diatur. Hal ini membuat masakan bisa matang dengan lebih sempurna. Fitur tersebut juga sangat berguna bagi wanita yang baru belajar memasak. Risiko gosong atau masakan kurang matang pun bisa diminimalisir.

Bahkan, ada beberapa hal yang membuat kompor listrik dinilai lebih praktis dibanding jenis kompor lain. Salah satunya adalah tidak perlu mengisi minyak atau mengganti gas bila habis. Hal ini juga meminimalisir risiko kebocoran saat mengganti tabung gas.

Alasan praktis lain adalah tidak perlu repot dengan kegiatan membongkar bagian atau rongga yang sulit dijangkau saat membersihkan kompor. Sebab kompor listrik umumnya memiliki permukaan yang datar, tidak banyak aksesori di sana.

“Kalau pakai kompor induksi, wah bikin istri lebih cantik. Make-up nya nggak luntur, nggak bau dan tanpa asap,” ujar GM PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumut Feby Joko Priharto saat menggelar acara Multi Stakeholder forum PLN Elekctrifying Nort Sumatera in lifestyle di Hotel Adimulia Medan, baru-baru ini.

Feby menjelaskan bahwa PLN Sumut kini tidak krisis, malah listriknya surplus dan siap mendukung Sumut jadi dearah investasi/industri dan pariwisata. “Hidup dengan listrik hal yang menarik. Kalau di apartemen di Jakarta, penggunaan kompos gas sudah dilarang, karena sekarang eranya menggunakan kompor listrik (induksi),” papar Feby.

Dikatakannya, energi fosil seperti gas sifatnya tidak tetap. Itu artinya akan habis pada masanya nanti. Menyikapi itu, energi listrik menjadi pilihan karena tak akan pernah habis.Selain dengan kewajibannya melayani kebutuhan dasar listrik masyarakat, PT PLN (Persero) pun menggalakkan gaya hidup masyarakat yang disebut dengan electrifying lifestyle (gaya hidup yang tak terlepas dari kebutuhan listrik).

Salah satu dari bentuk electrifying lifestyle itu adalah penggunaan kompor induksi (kompor listrik). Sudah banyak masyarakat masa kini menggunakan kompor induksi. Jika menggunakan kompor induksi, tidak perlu repot isi ini, isi itu, tinggal cok, dah jadilah barang itu,” kata Feby.

Dijelas Feby, kompor induksi adalah sebuah kompor tanpa nyala api yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik untuk memasak. Kompor induksi lebih aman, pengaturan suhu cepat. Kemudian sehat, nyaman dan bersih serta praktis dan mudah dibawa kemana-mana.

Feby yang awal 2017 tugas ke Sumut, menjelaskan, waktu itu Sumut defisit listrik, sering ada pemadaman listrik. Setelah 16 Juni 2017 krisis listrik dapat diatasi, khususnya setelah kapal Turki datang. “Sekarang listrik surplus dan andal. Silahkan investor membangun di daerah ini,” katanya.

Sementara itu, Senior Manager Niaga Rino Gumpar Hutasoit menjelaskan, 10 tahun ke depan pembangkit PLN sudah direncanakan cukup. Bila pertumbuhan penggunaan listrik hanya 5 persen, berarti cadangan ada 1.600 MW.

Noval mewakili Gubsu, Hermanto SH MH Asdatun mewakili Kajatisu, Kombes Herry Dirpamovit dari Poldasu, Jubel Tambunan mewakili Ketua DPRDSU dan yang lainnya, yang juga pada kesempatan itu membuat pernyataan dukungan pada PLN Sumut.@ GN. (ila)

MENJELASKAN: GM PLN Unit Induk Wilayah Sumut, Feby Joko Priharto menjelaskan kelebihan penggunaan kompor induksi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kompor listrik adalah kompor generasi atau jenis terbaru. Bukan bentuknya saja yang modern, kompor listrik juga dilengkapi dengan beragam fitur canggih. Fitur-fitur ini tentu akan memudahkan pengguna dalam melakukan kegiatan memasak.

Adapun beberapa fitur yang umumnya terdapat pada kompor listrik antara lain, Timer (berfungsi mengatur berapa lama kompor akan dinyalakan), Boost (menaikkan suhu untuk memasak yang lebih cepat), Automatic pan size ( berfungsi untuk mendeteksi ukuran dan bentuk alat masak yang diletakkan di atas kompor), Safety shut off (membuat kompor otomatis mati ketika air atau masakan sudah mendidih).

Sudah pasti panas yang dihasilkan kompor listrik lebih merata dibanding jenis kompor lain karena memiliki permukaan tungku yang pipih. Permukaan itu akan membuat panci, wajan, atau yang lainnya menempel dan mendapat panas yang sama. Meski demikian, kondisi ini tidak membuat bagian bawah panci maupun wajan jadi hitam. Tidak ada api keluar yang bisa menyebabkan hal itu terjadi.

Layaknya oven listrik, suhu dari kompor listrik juga bisa diatur. Hal ini membuat masakan bisa matang dengan lebih sempurna. Fitur tersebut juga sangat berguna bagi wanita yang baru belajar memasak. Risiko gosong atau masakan kurang matang pun bisa diminimalisir.

Bahkan, ada beberapa hal yang membuat kompor listrik dinilai lebih praktis dibanding jenis kompor lain. Salah satunya adalah tidak perlu mengisi minyak atau mengganti gas bila habis. Hal ini juga meminimalisir risiko kebocoran saat mengganti tabung gas.

Alasan praktis lain adalah tidak perlu repot dengan kegiatan membongkar bagian atau rongga yang sulit dijangkau saat membersihkan kompor. Sebab kompor listrik umumnya memiliki permukaan yang datar, tidak banyak aksesori di sana.

“Kalau pakai kompor induksi, wah bikin istri lebih cantik. Make-up nya nggak luntur, nggak bau dan tanpa asap,” ujar GM PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumut Feby Joko Priharto saat menggelar acara Multi Stakeholder forum PLN Elekctrifying Nort Sumatera in lifestyle di Hotel Adimulia Medan, baru-baru ini.

Feby menjelaskan bahwa PLN Sumut kini tidak krisis, malah listriknya surplus dan siap mendukung Sumut jadi dearah investasi/industri dan pariwisata. “Hidup dengan listrik hal yang menarik. Kalau di apartemen di Jakarta, penggunaan kompos gas sudah dilarang, karena sekarang eranya menggunakan kompor listrik (induksi),” papar Feby.

Dikatakannya, energi fosil seperti gas sifatnya tidak tetap. Itu artinya akan habis pada masanya nanti. Menyikapi itu, energi listrik menjadi pilihan karena tak akan pernah habis.Selain dengan kewajibannya melayani kebutuhan dasar listrik masyarakat, PT PLN (Persero) pun menggalakkan gaya hidup masyarakat yang disebut dengan electrifying lifestyle (gaya hidup yang tak terlepas dari kebutuhan listrik).

Salah satu dari bentuk electrifying lifestyle itu adalah penggunaan kompor induksi (kompor listrik). Sudah banyak masyarakat masa kini menggunakan kompor induksi. Jika menggunakan kompor induksi, tidak perlu repot isi ini, isi itu, tinggal cok, dah jadilah barang itu,” kata Feby.

Dijelas Feby, kompor induksi adalah sebuah kompor tanpa nyala api yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik untuk memasak. Kompor induksi lebih aman, pengaturan suhu cepat. Kemudian sehat, nyaman dan bersih serta praktis dan mudah dibawa kemana-mana.

Feby yang awal 2017 tugas ke Sumut, menjelaskan, waktu itu Sumut defisit listrik, sering ada pemadaman listrik. Setelah 16 Juni 2017 krisis listrik dapat diatasi, khususnya setelah kapal Turki datang. “Sekarang listrik surplus dan andal. Silahkan investor membangun di daerah ini,” katanya.

Sementara itu, Senior Manager Niaga Rino Gumpar Hutasoit menjelaskan, 10 tahun ke depan pembangkit PLN sudah direncanakan cukup. Bila pertumbuhan penggunaan listrik hanya 5 persen, berarti cadangan ada 1.600 MW.

Noval mewakili Gubsu, Hermanto SH MH Asdatun mewakili Kajatisu, Kombes Herry Dirpamovit dari Poldasu, Jubel Tambunan mewakili Ketua DPRDSU dan yang lainnya, yang juga pada kesempatan itu membuat pernyataan dukungan pada PLN Sumut.@ GN. (ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/