27.8 C
Medan
Friday, May 31, 2024

Stok Vaksin Covid Mulai Menipis, Gubsu Berharap Kiriman dari Pusat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketersediaan atau stok vaksin Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) mulai menipis. Karenanya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi berharap, ada lagi kiriman vaksin dari pemerintah pusat dalam waktu dekat.

VIDCON: Gubsu Edy Rahmayadi video conference (Vidcon) bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Sabtu (17/7).

“Vaksin kita maksimalkan. Saat ini jumlahnya sangat menipis. Kita berharap sekali vaksin dari Jakarta,” kata Edy Rahmayadi menjawab wartawan, akhir pekan kemarin.

Pemprovsu melalui Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mendapat tambahan vaksin Corona. Edy mengakui, sejauh ini ada bantuan vaksin Covid dari Kementerian BUMN. “Kita komunikasikan dan akan didorong dan sudah dibantu oleh Kementerian BUMN, dia siapkan 5.000 per hari di Polonia, terkhusus untuk Kota Medan. Terus diberikan, gratis. Itu salah satu upaya untuk membatasi gelombang penularan Covid-19,” katanya.

Edy tak bosan mengingatkan seluruh elemen masyarakat Sumut, guna meningkatkan kesadaran mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penularan virus Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Menurutnya, masih banyak warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

“Namun yang paling penting itu bukan vaksin, tapi kesadaran semua rakyat untuk mematuhi 3M, itu saja. Anda pasti tau semua, kita suruh memakai masker saja di pasar itu, masih 20 persen yang menggunakan, berarti 80 persen itu yang sangat membahayakan. Jangankan di pasar, di tempat ibadah saja sulit sekali untuk kita harus menggunakan masker,” katanya.

Pihaknya akan terus melakukan pengawasan secara ketat. Baik melakukan penyekatan maupun meningkatkan 3T yakni testing, tracing, dan treatment. Kata Edy, pembatasan kegiatan warga akan dilonggarkan jika kasus Corona bisa ditekan. “Kalau sampai tanggal 20 (Juli) ini bisa kita selesaikan, kita melonggarkan semua kegiatan ini,” pungkasnya.

Terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan tak menampik saat ini memang kekurangan logistik vaksin untuk dosis pertama. Kondisi ini sudah berlangsung beberapa hari belakangan. “Logistik kita belum semua masuk. Untuk dosis pertama ditunda dulu, menunggu stok datang dari pusat. Informasinya akan tiba di Kota Medan dalam waktu dekat,” katanya.

Mardohar mengaku, meski kini diberlakukan PPKM Darurat namun pelaksana vaksinasi masih terus berjalan seperti di Eks Bandara Polonia Medan, kantor Polsek, Lapangan Benteng Medan dan semua Puskesmas. Namun, pelayanan vaksin yang dilakukan untuk dosis kedua. “Tidak berpengaruh, vaksinasi terus berjalan. Hanya saja belum maksimal, karena masih menunggu stok vaksinnya datang. Kondisi sekarang, logistik kurang tapi peminatnya banyak. Beda dengan sebelumnya, logistik cukup tapi peminatnya sedikit. meski PPKM Darurat. Di Polonia membludak, kita pun takut lihatnya. Tapi, mau gimana lagi mau kita bendung pun susah,” pungkasnya.

Dosis 2 Jangan Lewat 14 Hari

Terkait semakin menipisnya stok vaksin Covid-19 di Sumut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumut mengingatkan agar vaksinasi Covid-19, khususnya dosis 2 jangan sampai lewat dari 14 hari. Hal ini seiring mulai terbatasnya stok vaksin tersebut. Padahal, banyak masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama. Sementara, stok vaksin mulai menipis.

“Sebaiknya dipedomani saja acuan yang sudah ditetapkan. Misalnya, hari ini divaksin dosis 1 maka dosis 2 dilakukan pada 14 hari kemudian. Jadi, pedoman itu harus betul-betul dilakukan,” ujar Ketua IDI Sumut dr Ramlan Sitompul melalui seluler saat diminta tanggapan, akhir pekan lalu.

Ramlan menyampaikan, ketika seseorang direncanakan akan disuntik vaksin Covid-19 pertama kalinya, maka dapat distok dosis keduanya. “Stok vaksin disesuaikan dengan jumlah orang yang akan divaksin. Jangan pula dilakukan vaksin pertama, tetapi sedangkan vaksin keduanya tidak jelas. Jadi, agar benar-benar disiapkan dosis vaksinnya,” cetus mantan Ketua IDI Medan ini.

Dia menuturkan, apabila vaksinasi dosis kedua dilakukan lewat dari 14 hari, dikhawatirkan efektivitas dari vaksin tersebut dalam membentuk kekebalan tubuh. Oleh sebab itu, muncul pertanyaan bagaimana efikasinya? “Kita khawatir kalau misalnya ada hal-hal yang tidak diinginkan, dan ini masih kemungkinan (vaksin) tidak bekerja dengan baik. Sebab bisa saja terjadi seperti itu,” tuturnya.

Ramlan menyebutkan, jangan bermain-main dengan vaksinasi Covid-19, dalam artian jika tidak disiplin. Kalau ingin masyarakat divaksin, maka pastikan stok dosis berikutnya. “Harus sudah tersedia betul-betul dosisnya dan ikuti prosedur yang ada. Sedangkan yang mengikuti prosedur saja masih ada terkadang kecolongan, apalagi tidak,” ketusnya.

Ia menambahkan, jika ada masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama dan lewat 14 hari, sebaiknya tetap melanjutkan vaksin dosis kedua. Artinya, tidak perlu mengulang lagi divaksin. “Langsung dosis kedua saja,” ucapnya. (prn/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketersediaan atau stok vaksin Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) mulai menipis. Karenanya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi berharap, ada lagi kiriman vaksin dari pemerintah pusat dalam waktu dekat.

VIDCON: Gubsu Edy Rahmayadi video conference (Vidcon) bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Sabtu (17/7).

“Vaksin kita maksimalkan. Saat ini jumlahnya sangat menipis. Kita berharap sekali vaksin dari Jakarta,” kata Edy Rahmayadi menjawab wartawan, akhir pekan kemarin.

Pemprovsu melalui Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mendapat tambahan vaksin Corona. Edy mengakui, sejauh ini ada bantuan vaksin Covid dari Kementerian BUMN. “Kita komunikasikan dan akan didorong dan sudah dibantu oleh Kementerian BUMN, dia siapkan 5.000 per hari di Polonia, terkhusus untuk Kota Medan. Terus diberikan, gratis. Itu salah satu upaya untuk membatasi gelombang penularan Covid-19,” katanya.

Edy tak bosan mengingatkan seluruh elemen masyarakat Sumut, guna meningkatkan kesadaran mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penularan virus Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Menurutnya, masih banyak warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

“Namun yang paling penting itu bukan vaksin, tapi kesadaran semua rakyat untuk mematuhi 3M, itu saja. Anda pasti tau semua, kita suruh memakai masker saja di pasar itu, masih 20 persen yang menggunakan, berarti 80 persen itu yang sangat membahayakan. Jangankan di pasar, di tempat ibadah saja sulit sekali untuk kita harus menggunakan masker,” katanya.

Pihaknya akan terus melakukan pengawasan secara ketat. Baik melakukan penyekatan maupun meningkatkan 3T yakni testing, tracing, dan treatment. Kata Edy, pembatasan kegiatan warga akan dilonggarkan jika kasus Corona bisa ditekan. “Kalau sampai tanggal 20 (Juli) ini bisa kita selesaikan, kita melonggarkan semua kegiatan ini,” pungkasnya.

Terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan tak menampik saat ini memang kekurangan logistik vaksin untuk dosis pertama. Kondisi ini sudah berlangsung beberapa hari belakangan. “Logistik kita belum semua masuk. Untuk dosis pertama ditunda dulu, menunggu stok datang dari pusat. Informasinya akan tiba di Kota Medan dalam waktu dekat,” katanya.

Mardohar mengaku, meski kini diberlakukan PPKM Darurat namun pelaksana vaksinasi masih terus berjalan seperti di Eks Bandara Polonia Medan, kantor Polsek, Lapangan Benteng Medan dan semua Puskesmas. Namun, pelayanan vaksin yang dilakukan untuk dosis kedua. “Tidak berpengaruh, vaksinasi terus berjalan. Hanya saja belum maksimal, karena masih menunggu stok vaksinnya datang. Kondisi sekarang, logistik kurang tapi peminatnya banyak. Beda dengan sebelumnya, logistik cukup tapi peminatnya sedikit. meski PPKM Darurat. Di Polonia membludak, kita pun takut lihatnya. Tapi, mau gimana lagi mau kita bendung pun susah,” pungkasnya.

Dosis 2 Jangan Lewat 14 Hari

Terkait semakin menipisnya stok vaksin Covid-19 di Sumut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumut mengingatkan agar vaksinasi Covid-19, khususnya dosis 2 jangan sampai lewat dari 14 hari. Hal ini seiring mulai terbatasnya stok vaksin tersebut. Padahal, banyak masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama. Sementara, stok vaksin mulai menipis.

“Sebaiknya dipedomani saja acuan yang sudah ditetapkan. Misalnya, hari ini divaksin dosis 1 maka dosis 2 dilakukan pada 14 hari kemudian. Jadi, pedoman itu harus betul-betul dilakukan,” ujar Ketua IDI Sumut dr Ramlan Sitompul melalui seluler saat diminta tanggapan, akhir pekan lalu.

Ramlan menyampaikan, ketika seseorang direncanakan akan disuntik vaksin Covid-19 pertama kalinya, maka dapat distok dosis keduanya. “Stok vaksin disesuaikan dengan jumlah orang yang akan divaksin. Jangan pula dilakukan vaksin pertama, tetapi sedangkan vaksin keduanya tidak jelas. Jadi, agar benar-benar disiapkan dosis vaksinnya,” cetus mantan Ketua IDI Medan ini.

Dia menuturkan, apabila vaksinasi dosis kedua dilakukan lewat dari 14 hari, dikhawatirkan efektivitas dari vaksin tersebut dalam membentuk kekebalan tubuh. Oleh sebab itu, muncul pertanyaan bagaimana efikasinya? “Kita khawatir kalau misalnya ada hal-hal yang tidak diinginkan, dan ini masih kemungkinan (vaksin) tidak bekerja dengan baik. Sebab bisa saja terjadi seperti itu,” tuturnya.

Ramlan menyebutkan, jangan bermain-main dengan vaksinasi Covid-19, dalam artian jika tidak disiplin. Kalau ingin masyarakat divaksin, maka pastikan stok dosis berikutnya. “Harus sudah tersedia betul-betul dosisnya dan ikuti prosedur yang ada. Sedangkan yang mengikuti prosedur saja masih ada terkadang kecolongan, apalagi tidak,” ketusnya.

Ia menambahkan, jika ada masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama dan lewat 14 hari, sebaiknya tetap melanjutkan vaksin dosis kedua. Artinya, tidak perlu mengulang lagi divaksin. “Langsung dosis kedua saja,” ucapnya. (prn/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/