30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jual Hantu hingga Rambut Siluman

Benda ekslusif seperti cincin, jimat, keris, guci dan sejumlah benda yang kerap dianggap punya kekuatan mistis, ternyata dibeli dukun di toko khusus. Tidak itu saja, hantu hingga rambut siluman pun tersedia.

Jenglot ‘makhluk’ mistis yang selama ini kerap membuat orang ketakutan, ternyata diperjualbelikan ‘fisiknya’, di toko Pasar Cakranegara, Mataram.
Jenglot ‘makhluk’ mistis yang selama ini kerap membuat orang ketakutan, ternyata diperjualbelikan ‘fisiknya’, di toko Pasar Cakranegara, Mataram.

Lalu Mohammad Zaenudin, Mataram

TAK ada bau kemenyan. Justru aroma parfum yang menyengat. Toko itu tak ada kesan, menjual benda-benda gaib dan mistis. Lebih mirip toko yang menjual permata dan benda mulia, sehingga harus tetap terjaga bersih. Bahkan debupun seakan dilarang menempel!
Melanjutkan penelusuran tentang pasar Gaib dan Mistis di Pasar Cakranegara, Lombok Post (Grup Jawa Pos) menemukan fakta menarik di sebuah toko. Masih dalam deretan toko Gaib dan Mistis, sebuah toko ternyata menyediakan berbagai bentuk jimat, keris, hingga hantu jenglot! Semuanya diperjualbelikan.

“Tapi ingat ya, kami jual kosongan (tanpa ada kekuatan gaibnya) yang ngisi mungkin dukun,” kata penjaga toko, Maya, sambil tertawa kecil.

Ia menuturkan orang-orang yang datang ke tempatnya, kebanyakan mencari benda-benda unik dan eksklusif. Tidak diproduksi secara masal dan dijual bebas. Karena itu, lanjut Maya, jika ada orang yang datang mencari Jimat atau benda gaib yang memiliki khasiat tertentu, Maya polos menjawab jika benda yang dijualnya tak memiliki khasiat apapun.

“Kalau mereka cari khasiat jimat, saya bilang ke mereka, kami tidak menjual khasiat. Itu syirik, tapi kami jual benda kosongan,” tuturnya.

Pengakuan Maya ini, mengungkap satu fakta menarik. Ini seolah mengubur anggapan, selama ini benda pemberian dukun selalu datang dari dunia gaib. Atau didapat dari tempat-tempat dengan kekuatan magis luar biasa. Sebut saja gua, candi, batu besar, hingga pohon-pohon keramat. Rupanya, benda-benda itu banyak diperjualbelikan. Dukunpun membeli ke tempat itu.

“Ya katanya sih mereka yang beli kemari, kebanyakan (berprofesi) dukun,” bebernya.

Untuk membuktikan toko mereka memang menjual benda ekslusif, Maya lalu mengambil sebuah kotak hitam di etalase. Kotak itu panjangnya kurang lebih satu jengkal orang dewasa. Dengan tebal, kurang lebih 5 centimeter (cm). Saat dibuka, isinya ternyata jenglot.

Jenglot adalah sosok misterius yang dipercaya sebagai manusia jadi-jadian. Berukuran 10-17 cm dengan tubuh dan wajah menyeramkan. Makhluk ini, kerap meneror banyak warga dan dianggap sebagai pertanda datangnya malapetaka.

“Ini jenglot,” kata Maya.

Sesaat benda itu memang tampak menyeramkan. Tapi, lama kelamaan terkesan lucu karena tiba-tiba ‘nyasar’ ke etalase barang.

“Kami beli langsung dari pabriknya, tapi nama pabriknya rahasia, hanya bapak (saya) yang tahu,” kata penjaga toko lain, Syamsul Hadi.

Lebih detail lagi, toko itu ternyata menjual segala jenis alat perdukunan. Dari kemenyan hingga hantu. Dari keris pusaka, sampai rambut siluman.

Namun, Syamsul menegaskan mereka tidak bermaksud memperlancar praktik syirik. Hanya menjual benda-benda berbentuk unik dan ekslusif. “Persoalan nanti benda-benda kami lalu diyakini memiliki kekuatan gaib, itu terserah mereka. Lagi pula, bukan kami yang membuat mereka yakin. Tapi dukun tempat mereka bertanya. Dukunlah yang meyakinkan mereka benda-benda itu, sudah berisi kekuatan gaib,” ujarnya.

Beruntungnya, saat tengah asyik berbincang dengan pemilik toko, seorang yang ternyata berprofesi sebagai dukun ikut nimbrung dan berdiskusi dengan kami.

Ia mengaku bernama Navarin. Pria berasal dari Martapura, Banjar Kalimantan Selatan itu, mengaku betah tinggal di Lombok dan menjadi praktisi spiritual.

“Memang kita beli di sini kosongan, tapi yang mengisi agar ada kekuatan gaibnya, ya para dukun,” katanya.

Navarin, kini tinggal di Lombok Tengah. Lalu membuka praktik spiritual. Namun yang menarik dari pengakuan Navarin, ‘pasiennya’ justru lebih banyak dari kalangan pejabat pemerintah.

“Kalau warga, hanya sedikit, lebih banyak yang mencibir dan tak percaya,” pungkasnya.(jpg/rbb)

Benda ekslusif seperti cincin, jimat, keris, guci dan sejumlah benda yang kerap dianggap punya kekuatan mistis, ternyata dibeli dukun di toko khusus. Tidak itu saja, hantu hingga rambut siluman pun tersedia.

Jenglot ‘makhluk’ mistis yang selama ini kerap membuat orang ketakutan, ternyata diperjualbelikan ‘fisiknya’, di toko Pasar Cakranegara, Mataram.
Jenglot ‘makhluk’ mistis yang selama ini kerap membuat orang ketakutan, ternyata diperjualbelikan ‘fisiknya’, di toko Pasar Cakranegara, Mataram.

Lalu Mohammad Zaenudin, Mataram

TAK ada bau kemenyan. Justru aroma parfum yang menyengat. Toko itu tak ada kesan, menjual benda-benda gaib dan mistis. Lebih mirip toko yang menjual permata dan benda mulia, sehingga harus tetap terjaga bersih. Bahkan debupun seakan dilarang menempel!
Melanjutkan penelusuran tentang pasar Gaib dan Mistis di Pasar Cakranegara, Lombok Post (Grup Jawa Pos) menemukan fakta menarik di sebuah toko. Masih dalam deretan toko Gaib dan Mistis, sebuah toko ternyata menyediakan berbagai bentuk jimat, keris, hingga hantu jenglot! Semuanya diperjualbelikan.

“Tapi ingat ya, kami jual kosongan (tanpa ada kekuatan gaibnya) yang ngisi mungkin dukun,” kata penjaga toko, Maya, sambil tertawa kecil.

Ia menuturkan orang-orang yang datang ke tempatnya, kebanyakan mencari benda-benda unik dan eksklusif. Tidak diproduksi secara masal dan dijual bebas. Karena itu, lanjut Maya, jika ada orang yang datang mencari Jimat atau benda gaib yang memiliki khasiat tertentu, Maya polos menjawab jika benda yang dijualnya tak memiliki khasiat apapun.

“Kalau mereka cari khasiat jimat, saya bilang ke mereka, kami tidak menjual khasiat. Itu syirik, tapi kami jual benda kosongan,” tuturnya.

Pengakuan Maya ini, mengungkap satu fakta menarik. Ini seolah mengubur anggapan, selama ini benda pemberian dukun selalu datang dari dunia gaib. Atau didapat dari tempat-tempat dengan kekuatan magis luar biasa. Sebut saja gua, candi, batu besar, hingga pohon-pohon keramat. Rupanya, benda-benda itu banyak diperjualbelikan. Dukunpun membeli ke tempat itu.

“Ya katanya sih mereka yang beli kemari, kebanyakan (berprofesi) dukun,” bebernya.

Untuk membuktikan toko mereka memang menjual benda ekslusif, Maya lalu mengambil sebuah kotak hitam di etalase. Kotak itu panjangnya kurang lebih satu jengkal orang dewasa. Dengan tebal, kurang lebih 5 centimeter (cm). Saat dibuka, isinya ternyata jenglot.

Jenglot adalah sosok misterius yang dipercaya sebagai manusia jadi-jadian. Berukuran 10-17 cm dengan tubuh dan wajah menyeramkan. Makhluk ini, kerap meneror banyak warga dan dianggap sebagai pertanda datangnya malapetaka.

“Ini jenglot,” kata Maya.

Sesaat benda itu memang tampak menyeramkan. Tapi, lama kelamaan terkesan lucu karena tiba-tiba ‘nyasar’ ke etalase barang.

“Kami beli langsung dari pabriknya, tapi nama pabriknya rahasia, hanya bapak (saya) yang tahu,” kata penjaga toko lain, Syamsul Hadi.

Lebih detail lagi, toko itu ternyata menjual segala jenis alat perdukunan. Dari kemenyan hingga hantu. Dari keris pusaka, sampai rambut siluman.

Namun, Syamsul menegaskan mereka tidak bermaksud memperlancar praktik syirik. Hanya menjual benda-benda berbentuk unik dan ekslusif. “Persoalan nanti benda-benda kami lalu diyakini memiliki kekuatan gaib, itu terserah mereka. Lagi pula, bukan kami yang membuat mereka yakin. Tapi dukun tempat mereka bertanya. Dukunlah yang meyakinkan mereka benda-benda itu, sudah berisi kekuatan gaib,” ujarnya.

Beruntungnya, saat tengah asyik berbincang dengan pemilik toko, seorang yang ternyata berprofesi sebagai dukun ikut nimbrung dan berdiskusi dengan kami.

Ia mengaku bernama Navarin. Pria berasal dari Martapura, Banjar Kalimantan Selatan itu, mengaku betah tinggal di Lombok dan menjadi praktisi spiritual.

“Memang kita beli di sini kosongan, tapi yang mengisi agar ada kekuatan gaibnya, ya para dukun,” katanya.

Navarin, kini tinggal di Lombok Tengah. Lalu membuka praktik spiritual. Namun yang menarik dari pengakuan Navarin, ‘pasiennya’ justru lebih banyak dari kalangan pejabat pemerintah.

“Kalau warga, hanya sedikit, lebih banyak yang mencibir dan tak percaya,” pungkasnya.(jpg/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/