26.7 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Laporan Keuangan Jadi Momok

Puluhan Calon Direksi BUMD Gagap

MEDAN- Laporan keuangan menjadi momok bagi calon direksi badan usaha milik daerah (BUMD) Pemko Medan. Pasalnya, banyak calon direksi yang gagap membaca laporan keuangan. Hal ini terungkap dari hasil evaluasi yang dilakukan panitia seleksi dari Fakultas Ekonomi USU.

“Dari calon yang ada, banyak yang potensial, tapi banyak yang tak mampu membaca laporan keuangan. Jadi, bagi direksi yang dipilih wali kota nanti, harus mengikuti program lanjutan, seperti membuat dan menganalisis laporan keuangan,” kata Dekan Falkultas Ekonomi (FE) Universitas Sumatera Utara (USU), Jhon Tafbu Ritonga melalui telpon selulernya, Minggu (18/9).

Selain itu, Jhon Tafbu juga mengkritik remunerasi (penghargaan) BUMD Pemko Medan yang sangat rendah. Karenanya, hal ini memungkinkan ada direksi yang telah dilantik akan tidak bergairah bekerja dan mengundurkan diri.
“Saya dengar remunerasi BUMD Medan sangat rendah, mungkin ada yang tidak gairah atau mundur setelah beberapa bulan dilantik, sehingga perlu diganti. Misalnya Dirut PD Pasar, mana mungkin bisa kerja dengan gaji kurang dari Rp10 juta,” katanya.

Namun begitu, Jhon Tafbu menegaskan, Fakultas Ekonomi USU akan terus memberi suport kepada Pemko Medan dalam membenahi BUMD yang ada. “Bahkan, jika disetujui kita akan mendampingi mulai dari perubahan,” bebernya.
Sebelumnya, Jhon Tafbu mengungkapkan, hari ini pihaknya akan menyerahkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap ke-40 calon direksi yang ada. Dari ke-40 calon direksi tersebut, FE USU menyarankan kepada Wali Kota Medan untuk memberdayakan 10 calon direksi yang dianggap layak. Sedangkan 30 calon lain akan tetap mengikuti pengembangan ekonomi bisnis Kota Medan, sesuai tekad dan talentanya masing-masing.

“Setelah mengikuti program pengembangan kepemimpinan, banyak yang merasakan manfaatnya. Dan nanti di Bulan November, akan ada lagi program lanjutan di FE USU,” cetusnya. (adl)

Puluhan Calon Direksi BUMD Gagap

MEDAN- Laporan keuangan menjadi momok bagi calon direksi badan usaha milik daerah (BUMD) Pemko Medan. Pasalnya, banyak calon direksi yang gagap membaca laporan keuangan. Hal ini terungkap dari hasil evaluasi yang dilakukan panitia seleksi dari Fakultas Ekonomi USU.

“Dari calon yang ada, banyak yang potensial, tapi banyak yang tak mampu membaca laporan keuangan. Jadi, bagi direksi yang dipilih wali kota nanti, harus mengikuti program lanjutan, seperti membuat dan menganalisis laporan keuangan,” kata Dekan Falkultas Ekonomi (FE) Universitas Sumatera Utara (USU), Jhon Tafbu Ritonga melalui telpon selulernya, Minggu (18/9).

Selain itu, Jhon Tafbu juga mengkritik remunerasi (penghargaan) BUMD Pemko Medan yang sangat rendah. Karenanya, hal ini memungkinkan ada direksi yang telah dilantik akan tidak bergairah bekerja dan mengundurkan diri.
“Saya dengar remunerasi BUMD Medan sangat rendah, mungkin ada yang tidak gairah atau mundur setelah beberapa bulan dilantik, sehingga perlu diganti. Misalnya Dirut PD Pasar, mana mungkin bisa kerja dengan gaji kurang dari Rp10 juta,” katanya.

Namun begitu, Jhon Tafbu menegaskan, Fakultas Ekonomi USU akan terus memberi suport kepada Pemko Medan dalam membenahi BUMD yang ada. “Bahkan, jika disetujui kita akan mendampingi mulai dari perubahan,” bebernya.
Sebelumnya, Jhon Tafbu mengungkapkan, hari ini pihaknya akan menyerahkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap ke-40 calon direksi yang ada. Dari ke-40 calon direksi tersebut, FE USU menyarankan kepada Wali Kota Medan untuk memberdayakan 10 calon direksi yang dianggap layak. Sedangkan 30 calon lain akan tetap mengikuti pengembangan ekonomi bisnis Kota Medan, sesuai tekad dan talentanya masing-masing.

“Setelah mengikuti program pengembangan kepemimpinan, banyak yang merasakan manfaatnya. Dan nanti di Bulan November, akan ada lagi program lanjutan di FE USU,” cetusnya. (adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/