32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Perampok 3 Toko Emas Kemungkinan Teroris

 Perampok 3 Toko Emas Kemungkinan Teroris

Perampok 3 Toko Emas Kemungkinan Teroris

JAKARTA – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meyakni, pelaku perampokan  tiga toko emas di kawasan Pasar Baru, Jalan Pasar VII Tembung, Percut Seituan, Deliserdang, Selasa (17/9), kemungkinan merupakan jaringan teroris.

Berbeda dengan perampokan toko emas ‘Suranta’ yang terletak di Jalan Pertempuran, Pulobrayan, Medan Barat, Jumat (13/9), yang menurut Neta pelakunya adalah perampok spesialis toko emas.

Neta menjabarkan argumennya. Pertama, perampok spesialis toko emas biasanya memang menyasar toko emas yang besar dan berani beroperasi di tengah kota. “Kalau yang di Tembung itu kan pinggiran, toko emasnya pun kecil-kecil. Saya yakin ini pelakunya kelompok teroris, yang biasanya memang memilih merampok toko emas di daerah pinggiran,” ujar Neta kepada JPNN kemarin (18/9).

Argumen kedua, perampok specialis toko emas, biasanya begitu sudah berhasil menggasak emas dalam jumlah besar, maka mereka langsung kabur dan tiarap untuk sementara waktu.

“Mereka tidak akan merampok lagi dalam waktu berdekatan. Jadi menurut saya, pelaku perampokan yang di Tembung, berbeda dengan yang di Jalan Pertempuran itu,” ujar Neta, yang juga “anak Medan” itu.

Dia menduga, perampok toko emas di Tembung memanfaatkan situasi. Maksudnya, ingin mengecoh dugaan polisi, agar polisi dan masyarakat menduga perampokan di Tembung pelakunya adalah sama dengan yang Jalan Pertempuran. “Padahal menurut saya, beda,” cetusnya meyakinkan.

Lebih lanjut, pria yang kerap diminta memberikan ceramah kepada jajaran kepolisian itu mengatakan, polisi bisa menyisir data pelaku perampokan yang pernah dipenjara. Bukan tidak mungkin, lanjutnya, pelaku perampokan yang di Jalan Pertempuran merupakan residivis pelarian Tanjung Gusta. Polisi tinggal melihat data, adakah buronan Tanjung Gusta dan LP Labuhan Ruku yang merupakan perampok spesialis toko emas.

Sedang pelaku perampokan toko emas di Tembung, lanjutnya, kemungkinan jaringan buron Tanjung Gusta, Fadli Sadama. “Ini harus dicermati jajaran Polda Sumut dan Polresta Medan,” sarannya.

Seperti diberitakan, perampok bersenjata api menggasak 2 kilogram emas sekaligus dari tiga toko emas di kawasan Pasar Baru, Jalan Pasar VII Tembung, Percut Seituan, Deliserdang, Selasa (17/9) sekitar pukul 10.00 WIB.

Ketiga toko emas yang dirampok itu yakni toko emas ‘Semmy J’, ‘Permata Indah’, dan ‘P Tarigan’ yang hanya dipisahkan tembok beton.

Perampokan tiga toko emas ini merupakan yang ketiga dalam lima hari terakhir di Sumut. Dua diantaranya terjadi di wilayah hukum Polresta Medan, yakni di toko emas ‘Suranta’ yang terletak di Jalan Pertempuran, Pulobrayan, Medan Barat, Jumat (13/9). Satu aksi perampokan toko emas lain kembali terjadi di Tanjungtiram, Batubara, Minggu (15/9) lalu. (sam/jpnn)

 Perampok 3 Toko Emas Kemungkinan Teroris

Perampok 3 Toko Emas Kemungkinan Teroris

JAKARTA – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meyakni, pelaku perampokan  tiga toko emas di kawasan Pasar Baru, Jalan Pasar VII Tembung, Percut Seituan, Deliserdang, Selasa (17/9), kemungkinan merupakan jaringan teroris.

Berbeda dengan perampokan toko emas ‘Suranta’ yang terletak di Jalan Pertempuran, Pulobrayan, Medan Barat, Jumat (13/9), yang menurut Neta pelakunya adalah perampok spesialis toko emas.

Neta menjabarkan argumennya. Pertama, perampok spesialis toko emas biasanya memang menyasar toko emas yang besar dan berani beroperasi di tengah kota. “Kalau yang di Tembung itu kan pinggiran, toko emasnya pun kecil-kecil. Saya yakin ini pelakunya kelompok teroris, yang biasanya memang memilih merampok toko emas di daerah pinggiran,” ujar Neta kepada JPNN kemarin (18/9).

Argumen kedua, perampok specialis toko emas, biasanya begitu sudah berhasil menggasak emas dalam jumlah besar, maka mereka langsung kabur dan tiarap untuk sementara waktu.

“Mereka tidak akan merampok lagi dalam waktu berdekatan. Jadi menurut saya, pelaku perampokan yang di Tembung, berbeda dengan yang di Jalan Pertempuran itu,” ujar Neta, yang juga “anak Medan” itu.

Dia menduga, perampok toko emas di Tembung memanfaatkan situasi. Maksudnya, ingin mengecoh dugaan polisi, agar polisi dan masyarakat menduga perampokan di Tembung pelakunya adalah sama dengan yang Jalan Pertempuran. “Padahal menurut saya, beda,” cetusnya meyakinkan.

Lebih lanjut, pria yang kerap diminta memberikan ceramah kepada jajaran kepolisian itu mengatakan, polisi bisa menyisir data pelaku perampokan yang pernah dipenjara. Bukan tidak mungkin, lanjutnya, pelaku perampokan yang di Jalan Pertempuran merupakan residivis pelarian Tanjung Gusta. Polisi tinggal melihat data, adakah buronan Tanjung Gusta dan LP Labuhan Ruku yang merupakan perampok spesialis toko emas.

Sedang pelaku perampokan toko emas di Tembung, lanjutnya, kemungkinan jaringan buron Tanjung Gusta, Fadli Sadama. “Ini harus dicermati jajaran Polda Sumut dan Polresta Medan,” sarannya.

Seperti diberitakan, perampok bersenjata api menggasak 2 kilogram emas sekaligus dari tiga toko emas di kawasan Pasar Baru, Jalan Pasar VII Tembung, Percut Seituan, Deliserdang, Selasa (17/9) sekitar pukul 10.00 WIB.

Ketiga toko emas yang dirampok itu yakni toko emas ‘Semmy J’, ‘Permata Indah’, dan ‘P Tarigan’ yang hanya dipisahkan tembok beton.

Perampokan tiga toko emas ini merupakan yang ketiga dalam lima hari terakhir di Sumut. Dua diantaranya terjadi di wilayah hukum Polresta Medan, yakni di toko emas ‘Suranta’ yang terletak di Jalan Pertempuran, Pulobrayan, Medan Barat, Jumat (13/9). Satu aksi perampokan toko emas lain kembali terjadi di Tanjungtiram, Batubara, Minggu (15/9) lalu. (sam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/