KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Keamanan Bandara Kuala Namu International Airport (KNIA) sepertinya patut dipertanyakan, terlebih dengan kasus yang menimpa Agus (40) warga Kompleks Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan, berserta keluarganya. Aksi pencopet di bandara berkelas dunia itu membuatnya batal terbang ke Jakarta untuk menghadiri pesta keluarga mereka.
Aksi pencopet di Bandara KNIA itu berlangsung di terminal chek in di lantai 3, Kamis (18/9) pagi. Saat itu Agus bersama keluarganya akan melakukan chek in di terminal maskapai Lion Air. Betapa terkejutnya Agus dan keluarganya saat mengetahui tas tenteng yang dibawa Agus mendadak raib dari tangannya. Akibatnya Agus dan keluarganya tak bisa chek in.
Bingung bercampur panic, Agus lantas memilih mendatangi ruangan OIC (tempat pengaduan) yang tak jauh dari terminal chek in. Saat di ruangan OIC dirinya pun menceritakan kabar nahas itu kepada Duty Manajer KNIA, M. Syukur.
Di dalam tas raib tersebut, Agus menyimpan tiket pesawat Lion Air tujuan Jakarta, kartu ATM, KTP istrinya, surat penting dan uang ratusan ribu. Akibat kecopetan tersebut Agus serta keluarganya pun gagal berangkat. Padahal jadwal keberangkatan kala itu pukul 10.30 wib dengan pesawat Lion Air tujuan Jakarta nomor penerbangan JT 395.
“Saya kecopetan di KNIA ini, waktu mau chek in di terminal pesawat Lion Air,” ucapnya.
Diceritakan Agus, kala itu tas yang hilang itu ditentengnya, bahkan saat akan chek up masih ditentengnya. “Ku perkirakan diambil saat antrian mau Chek In. Isi di dalam dompet memang duit tunai tidak seberapa, hanya ratusan ribu. Tetapi kartu ATM, KTP istri dan anak dan surat penting lainnya di dalam dompet ikut hilang,” katanya.
Atas insiden itu, Agus sangat menyesalkan lemahnya pengamanan di Bandara KNIA. ”Masak di bandara ada copet, kacaulah negara ini. Padahal ada CCTV, polisi, satpam dan petugas lainya,” kicaunya.
Agus sempat berharap petugas melihat rekaman CCTV untuk mengetahui siapa pelaku yang mengambil tas miliknya. Hanya saja, Agus harus kecewa lantaran harus melapor ke polisi terlebih dahulu dan hal itu menurutnya memakan banyak waktu untuk kemudian menemukan pelakunya.
”Soal CCTV gampang yang penting buat laporan dulu sama petugas,” ucap Manager Duty Airprot KNIA Muhammad Syukur saat menanggapi permintaan Agus kala itu.
Disampaikan Syukur, bahwa aksi kejahatan dapat terjadi dimana saja, termasuk di bandara KNIA sendiri. Hal tersebut menurutnya, hanya perkara kesempatan.
“Yang ianya, kita kurang hati-hati. Apalagi model bandara kita ini, semua bisa masuk, otomatis para pencuri juga berkeliaran disini siapa yang tau,” terang Syukur.
“Memang kita juga tetap berusaha supaya orang-orang seperti itu hilang dari bandara. Namun namanya pencuri, kelemahan petugas pasti selau dicari untuk memuluskan aksinya. Intinya kita harus hati-hati lah,” pesannya.
Terpisah Manajer Pelayanan KNIA, Djamal Amri menanggapi sikap Duty Manajer KNIA, M. Syukur yang tal lantas memperlihatkan rekaman CCTV kepada korban. “Seharusnya Agus langsung diperbolehkan melihat CCTV sehingga dengan cepat diketahui ciri-ciri pelaku. PT AP II tidak ada tanggungjawab atas peristiwa kecopetan yang dialami Agus,” ungkapnya. (cr-1/bd)