31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Pengungsi Sinabung Tewas di Ruang Bupati

Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati menuntut  Bantuan Dana Rumah (BDR) dan BDLUT. Warga bentrok dengan Sat Pol PP dan seorang pengunjuk rasa, terjatuh dan tewas.
Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos
Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati menuntut Bantuan Dana Rumah (BDR) dan BDLUT. Warga bentrok dengan Sat Pol PP dan seorang pengunjuk rasa, terjatuh dan tewas.

Sebelum disemayamkan ke rumah duka, mobil ambulance membawa jenazah korban sempat singgah di halaman kantor Bupati Karo. Hal itu membuat ratusan pengungsi warga Gurukinayan histeris dan emosi serta meminta pertanggungaawaban dari Pemkab Karo.

Salah seorang pengungsi yang ikut unjukrasa, Dedy Surbakti (18 ) mengaku mendapat pukulan di perut dari seorang anggota Polres Tanah Karo. “Selain perut saya ditumbuki saya juga mendapat tendangan dan kalau saya liat orangnya saya masih ingat wajahnya,”ujarnya .

Dampak lain akibat kekesalan warga, sebagian warga meluapkan emosi sehingga beberapa daun pintu yang terbuat dari kaca pecah, kursi/meja terlihat berserakan dan beberapa pot bunga di halaman menjadi sasaran amuk massa.

Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting menyatakan, informasi yang diperoleh personel di Polres Karo, kericuhan berawal aksi unjukrasa sekitar 300 orang warga masyarakat Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo di Kantor Bupati Karo, Selasa (18/10) pagi sekitar pukul 10.30 WIB. Dalam tuntutannya, ratusan warga meminta agar dana relokasi tahap II korban erupsi Gunung Sinabung segera dicairkan.

Dia menyebutkan, unjukrasa pun memanas setelah ratusan warga masyarakat kecewa karena tuntutannya tak terpenuhi. Pasalnya, pihak BPBD Karo belum dapat mencairkan dana tersebut tanpa penjelasan. Massa berubah frontal dan memaksa masuk ke gedung kantor Bupati hingga akhirnya berujung kontak fisik dan saling dorong dengan personel Satpol PP yang siaga di lokasi. Dari aksi saling dorong yang terjadi seorang warga, Sartoni Sembiring (61) terjatuh lantai II dan meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke RS Ester Kabanjahe.

“Karena belum bisa dicairkan ratusan warga yang mendatangi kantor Bupati itu kemudian emosi dan memaksa masuk hingga terlibat saling dorong dengan petugas Satpol PP. Dari peristiwa itu satu orang warga atas nama Sartoni Sembiring (61) terjatuh dan tak sadarkan diri. Setelah dilarikan ke RS Ester oleh warga lain yang ada di lokasi, korban dinyatakan meninggal dunia setibanya di RS,” jelasnya, Selasa (18/10).

Rina melanjutkan, peristiwa tersebut kemudian membuat ratusan massa memilih bertahan di Kantor Bupati Karo. Massa tak terima atas kejadian yang menimpa salah seorang bagian dari pendemo. Bahkan, massa juga. melakukan pengerusakan salah satu pintu di Kantor Bupati Karo dengan cara melemparkan pot bunga. Terkait kericuhan itu, Rina menyebut, personel Polres Tanah Karo sudah diturunkan ke lokasi untuk mengantisipasi kondisi dapat memanas.

Menurut dia, pihak kepolisian juga tengah mendalami peristiwa yang menimpa salah seorang warga yang menjadi korban. “Informasinya sampai Selasa (18/10) siang warga sempat bertahan di kantor Bupati Karo dan kemudian bergeser ke gedung DPRD Karo. Personel Polres tanah Karo juga sudah turun ke lokasi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Berkaitan kejadian yang menimpa salah seorang warga korban meninggal dunia juga masih didalami. Belum ada yang diamankan atas peristiwa itu tapi tidak menutup kemungkinan tergantung hasil penelusuran personel di lokasi,” tandas Rina.

Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati menuntut  Bantuan Dana Rumah (BDR) dan BDLUT. Warga bentrok dengan Sat Pol PP dan seorang pengunjuk rasa, terjatuh dan tewas.
Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos
Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati menuntut Bantuan Dana Rumah (BDR) dan BDLUT. Warga bentrok dengan Sat Pol PP dan seorang pengunjuk rasa, terjatuh dan tewas.

Sebelum disemayamkan ke rumah duka, mobil ambulance membawa jenazah korban sempat singgah di halaman kantor Bupati Karo. Hal itu membuat ratusan pengungsi warga Gurukinayan histeris dan emosi serta meminta pertanggungaawaban dari Pemkab Karo.

Salah seorang pengungsi yang ikut unjukrasa, Dedy Surbakti (18 ) mengaku mendapat pukulan di perut dari seorang anggota Polres Tanah Karo. “Selain perut saya ditumbuki saya juga mendapat tendangan dan kalau saya liat orangnya saya masih ingat wajahnya,”ujarnya .

Dampak lain akibat kekesalan warga, sebagian warga meluapkan emosi sehingga beberapa daun pintu yang terbuat dari kaca pecah, kursi/meja terlihat berserakan dan beberapa pot bunga di halaman menjadi sasaran amuk massa.

Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting menyatakan, informasi yang diperoleh personel di Polres Karo, kericuhan berawal aksi unjukrasa sekitar 300 orang warga masyarakat Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo di Kantor Bupati Karo, Selasa (18/10) pagi sekitar pukul 10.30 WIB. Dalam tuntutannya, ratusan warga meminta agar dana relokasi tahap II korban erupsi Gunung Sinabung segera dicairkan.

Dia menyebutkan, unjukrasa pun memanas setelah ratusan warga masyarakat kecewa karena tuntutannya tak terpenuhi. Pasalnya, pihak BPBD Karo belum dapat mencairkan dana tersebut tanpa penjelasan. Massa berubah frontal dan memaksa masuk ke gedung kantor Bupati hingga akhirnya berujung kontak fisik dan saling dorong dengan personel Satpol PP yang siaga di lokasi. Dari aksi saling dorong yang terjadi seorang warga, Sartoni Sembiring (61) terjatuh lantai II dan meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke RS Ester Kabanjahe.

“Karena belum bisa dicairkan ratusan warga yang mendatangi kantor Bupati itu kemudian emosi dan memaksa masuk hingga terlibat saling dorong dengan petugas Satpol PP. Dari peristiwa itu satu orang warga atas nama Sartoni Sembiring (61) terjatuh dan tak sadarkan diri. Setelah dilarikan ke RS Ester oleh warga lain yang ada di lokasi, korban dinyatakan meninggal dunia setibanya di RS,” jelasnya, Selasa (18/10).

Rina melanjutkan, peristiwa tersebut kemudian membuat ratusan massa memilih bertahan di Kantor Bupati Karo. Massa tak terima atas kejadian yang menimpa salah seorang bagian dari pendemo. Bahkan, massa juga. melakukan pengerusakan salah satu pintu di Kantor Bupati Karo dengan cara melemparkan pot bunga. Terkait kericuhan itu, Rina menyebut, personel Polres Tanah Karo sudah diturunkan ke lokasi untuk mengantisipasi kondisi dapat memanas.

Menurut dia, pihak kepolisian juga tengah mendalami peristiwa yang menimpa salah seorang warga yang menjadi korban. “Informasinya sampai Selasa (18/10) siang warga sempat bertahan di kantor Bupati Karo dan kemudian bergeser ke gedung DPRD Karo. Personel Polres tanah Karo juga sudah turun ke lokasi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Berkaitan kejadian yang menimpa salah seorang warga korban meninggal dunia juga masih didalami. Belum ada yang diamankan atas peristiwa itu tapi tidak menutup kemungkinan tergantung hasil penelusuran personel di lokasi,” tandas Rina.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/