MADINA, SUMUTPOS.CO – Bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), menyebabkan Desa Tagilang Julu, Kecamatan Muara Batang Gadis, terisolasi. Saat ini, kondisi warga di kampung itu masih memprihatinkan. Hingga kini, warga belum menerima bantuan dari pemerintah. Sulitnya akses menuju kampung itu menjadi alasan tidak tersalurkannya bantuan.
Informasi yang diperoleh, sedikitnya lima unit rumah milik warga hanyut diseret banjir yang melanda kampung itu beberapa hari lalu. Selain itu, belasan rumah warga rusak parah. Warga terpaksa menumpang di rumah warga lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan makanan, warga terpaksa menyediakannya sendiri, karena belum ada bantuan dari pemerintah.
Camat Muara Batang Gadis, Sahrul Matondang mengatakan, sulitnya akses tersebut lantaran sisa dari longsor dan banjir yang menerpa desa tersebut belum bisa dibersihkan. Padahal, bencana alam terjadi pada Sabtu malam (13/10). Sejumlah akses yang rusak seperti jalan yang sulit dilalui, jaringan telpon terputus. “Desa Tagilang Julu dan Dusun Baronjong terparah. Naik roda dua saja harus ditarik. Makanya bantuan sulit dikirim, jaringan pun baru bisa, mau ke Natal jalan terputus,” ujarnya.
Sahrul mengatakan, bencana banjir Desa Tagilang Julu mengakibatkan 5 rumah hanyut, 11 rusak berat, dan 33 rusak ringan akibat luapan sungai Tagilang. Di Dusun Baronjong telah menghanyutkan 1 unit rumah, di Desa SP 1 dan 2 Singkuang. Sementara di Manuncang masih terendam banjir sampai sekarang. Banjir yang terjadi di Hutarimbaru, Lubuk Kapundung mulai surut.
“Untuk Desa Ranto Natas ketinggian banjir 30 sampai 80 cm. Saat ini masyarakat khusus Desa Tagilang dan Dusun Baronjong sangat membutuhkan bantuan bahan pokok dan kebutuhan lain. Hingga kini bencana tersebut belum ada korban,” harapnya.
Menurut Sahrul, sebanyak 49 rumah wajib direlokasi akibat terkena banjir dan longsor. “Kondisi ke-49 rumah warga sudah tidak layak huni. Selain itu rawan bencana dari Sungai Tagilang,” ujarnya.
Dia mengatakan tujuan relokasi untuk kenyamanan tempat tinggal penduduk. Direncanakan, katanya, anggaran diusulkan melalui dana desa (DD). “Beberapa tahun lalu daerah ini juga pernah diterjang banjir. Untuk usulan pengalokasian DD ini, dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan TP4D, karena dari perencanaan bersama aparat desa dipergunakan pembelian lahan sekitar 1 hektare,” ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madina Yasir Nasution mengakui, mereka kesulitan mengirim bantuan ke desa-desa yang masih sulit dijangkau. “Camat setempat belum koordinasi ulang dengan saya, makanya saya belum mengetahauinya,” ujarnya.
Keterbatasan personel dan peralatan menjadi alasan sehingga Desa Tagilang belum tersentuh bantuan. Peralatan yang dimiliki cukup terbatas dan semuanya sudah dikerahkan ke daerah-daerah lain yang terkena bencana alam. “Terima kasih informasinya, saya akan coba koordinasi ulang dengan camat setempat,” imbuhnya.
Dia menegaskan, beberapa desa di Kecamatan Muara Batang Gadis yang terkena bencana alam dipastikan sudah menerima bantuan. “Sarana komunikasi sangat terbatas, sehingga koordinasi dengan pimpinan kecamatan terhambat,” tandasnya.