26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Aihhh.. Co Pilot Lion Air Mendesah sahhh.. Tawarkan Pramugari ke Penumpang

Sejumlah maskapai penerbangan akan mengubah kebijakan dan mengharuskan dua awak berada di kokpit setiap saat
Sejumlah maskapai penerbangan akan mengubah kebijakan dan mengharuskan dua awak berada di kokpit setiap saat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Lion Grup tersandung masalah lagi. Perusahaan milik Rusdi Kirana itu harus menanggung malu atas ulah co pilotnya.

Masalah ini berawal dari laporan salah seorang penumpang Lion Air bernama Lambertus Maengkom di portal Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Dalam aduannya, Lambertus menuturkan bila dia bersama penumpang Lion Air JT 990 telah mendapat pelayanan tak mengenakkan. Kejadian itu terjadi Sabtu (14/11) saat terbang dari Surabaya menuju Denpasar.

Menurutnya, co pilot mengeluarkan desahan yang tak sepatutnya didengar oleh penumpang selama penerbangan 55 menit itu. Alhasil, seluruh penumpang panik dengan kejadian tak biasa itu. Hal itu bukan awal dari ulah sang co pilot.

Sebelumnya, dia bahkan menawarkan rekan pramugarinya yang seorang janda sebagai kompensasi delay melalui pengeras suara.

Memang pesawat menuju bandara Ngurah Rai itu sempat delay selama 2 jam, dari seharusnya berangkat pukul 19.15, tetapi baru terbang sekitar pukul 21.15.

Dikonfirmasi atas laporan tersebut, Kepala Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Hemi Pamuraharjo membenarkannya. Laporan tersebut diterima pihaknya tidak lama ini. “Sekitar 2-3 hari lalu melalui portal kami,” ujar Hemi.

Isinya, lanjut dia, tidak jauh berbeda dengan yang diungkap di media. Yakni tentang pelayanan yang tidak pantas dilakukan oleh co pilot Lion Air. “Iya, adanya desahan dan lainnya,” ungkapnya. (mia/end)

Sejumlah maskapai penerbangan akan mengubah kebijakan dan mengharuskan dua awak berada di kokpit setiap saat
Sejumlah maskapai penerbangan akan mengubah kebijakan dan mengharuskan dua awak berada di kokpit setiap saat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Lion Grup tersandung masalah lagi. Perusahaan milik Rusdi Kirana itu harus menanggung malu atas ulah co pilotnya.

Masalah ini berawal dari laporan salah seorang penumpang Lion Air bernama Lambertus Maengkom di portal Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Dalam aduannya, Lambertus menuturkan bila dia bersama penumpang Lion Air JT 990 telah mendapat pelayanan tak mengenakkan. Kejadian itu terjadi Sabtu (14/11) saat terbang dari Surabaya menuju Denpasar.

Menurutnya, co pilot mengeluarkan desahan yang tak sepatutnya didengar oleh penumpang selama penerbangan 55 menit itu. Alhasil, seluruh penumpang panik dengan kejadian tak biasa itu. Hal itu bukan awal dari ulah sang co pilot.

Sebelumnya, dia bahkan menawarkan rekan pramugarinya yang seorang janda sebagai kompensasi delay melalui pengeras suara.

Memang pesawat menuju bandara Ngurah Rai itu sempat delay selama 2 jam, dari seharusnya berangkat pukul 19.15, tetapi baru terbang sekitar pukul 21.15.

Dikonfirmasi atas laporan tersebut, Kepala Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Hemi Pamuraharjo membenarkannya. Laporan tersebut diterima pihaknya tidak lama ini. “Sekitar 2-3 hari lalu melalui portal kami,” ujar Hemi.

Isinya, lanjut dia, tidak jauh berbeda dengan yang diungkap di media. Yakni tentang pelayanan yang tidak pantas dilakukan oleh co pilot Lion Air. “Iya, adanya desahan dan lainnya,” ungkapnya. (mia/end)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/