25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Februari, Tol Medan-Binjai Beroperasi

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, rabu (25/2). Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut, bahkan pada ruas jalan Medan-Binjai dalam proses tender.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Realisasi proyek besar Tol Tran Sumatera tampaknya sudah mulai tampak di depan mata. PT Hutama Karya sebagai salah satu pelaksana proyek sudah menyatakan bakal mengoperasikan sebagian jalan bebas hambatan tersebut pada 2017 nanti. Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun mengaku optimistis bahwa skema yang dijalankan bias mempercepat pembangunan.

Direktur Operasi PT Hutama Karya Bambang Pramusinto mengatakan, pihaknya menargetkan terdapat 70 yang sudah siap beroperasi di tiga ruas jalan tol sepanjang Sumatera. Yakni ruas tol Medan-Binjai sepanjang 17 km, Palembang-Indralaya sepanjang 22 km dan ruas di Bakauheni-Kotabaru sepanjang 27 km.

’’Operasionalnya ruas tol Medan-Binjai ditargetkan bertahap mulai Februari hingga Desember 2017. Sedangkan, ruas Palembang-Simpang Indralaya ditargetkan bisa beroperasi fungsional secara bertahap dari Februari hingga Agustus 2017. Terakhir, ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar bisa beroperasi sebagian secara bertahap mulai April 2017 hingga Agustus 2018.,’’ ujarnya di Jakarta kemarin (18/11).

Target tersebut diakui positif tercapat dengan progress saat ini. Menurutnya, pembebasan lahan untuk tol Medan-Binjai mencapai 83,9 persen dengan konstruksi sebanyak 35,1 persen. Kemudian, untuk ruas Palembang-Indralaya, lahan yang sudah diselesaikan mencapai 83,1 persen, dengan konstruksi 35,9 persen. Memang, untuk lahan ruas Bakauheni-Terbanggi Besarmasih mencapai 42,7 persen karena itu proses pengoperasian bertahapnya lebih lama.

’’Soal perkembangan dari pembebasan tanah, memang selalu ada dinamikanya. Tetapi, kalau konstruksinya kami optimis bisa,’’ ujarnya.

Saat ini, Hutama Karya ditanggap untuk menggarap delapan ruas tol di Sumatera. Pada penugasan pertama 2014 lalu, BUMN tersebut mendapatkan penugasan pembangunan Medan-Binjai (17 km), Palembang-Indralaya (22 km), Bakauheni-Terbanggi Besar (140 km), dan Pekanbaru-Dumai (131 km).

Kemudian, pada 2015, perusahaan tersebut diberi empat proyek lagi. Yakni, ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 km), Pematang Panggang-Kayu Agung (85 km), Palembang-Tanjung Api-Api (90 km), Kisaran-Tebing Tinggi (60 km). Total panjang tol yang digarap mencapai 645 km dan ditargetkan beroperasi penuh pada tahun 2019.

’’Kami juga sudah menugaskan tiga ruas tambahan lagi. Ruas Medan-Banda Aceh sepanjang 470 km, ruas Pekanbaru-Padang 240 sepanjang km, dan ruas Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 60 km,’’ ujar Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Hery Trisaputra Zuna .

Dia meyakinkan, penunjukkan BUMN merupakan solusi yang tepat. Pasalnya, mengundang investor membangun jalan tol di daerah yang memberi keuntungan kecil tidak mudah. Skema State Guarantee Model atau penugasan kepada BUMN merupakan cara paling pas untuk merealisasikan hal tersebut. ’’Kemampuan (finansial) BUMN bisa sampai 4 kali lipat dari pemerintah (Kementerian PUPR, Red)). Sehingga, Pemerintah dalam hal ini mendukung pembangunan yang dilakukan BUMN melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan jaminan penuh pemerintah dalam penerbitan obligasi,’’ ujarnya.

Dia pun sengaja menunjuk PT. Hutama Karya yang 100 persen sahamnya dimiliki pemerintah untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera. PT Hutama Karya sebagai perusahaan punya kemampuan untuk mendapatkan tambahan pendanaan.‘’Kalau kita mengikuti pakem, jalan tol dibangun saat kelayakannya sudah memadai, tetapi mungkin  nanti harga tanahnya sudah sangat mahal, dan akhirnya malah tidak akan pernah terbangun jalan tol Trans Sumatera,’’ ujarnya.  (bil)

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, rabu (25/2). Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut, bahkan pada ruas jalan Medan-Binjai dalam proses tender.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Realisasi proyek besar Tol Tran Sumatera tampaknya sudah mulai tampak di depan mata. PT Hutama Karya sebagai salah satu pelaksana proyek sudah menyatakan bakal mengoperasikan sebagian jalan bebas hambatan tersebut pada 2017 nanti. Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun mengaku optimistis bahwa skema yang dijalankan bias mempercepat pembangunan.

Direktur Operasi PT Hutama Karya Bambang Pramusinto mengatakan, pihaknya menargetkan terdapat 70 yang sudah siap beroperasi di tiga ruas jalan tol sepanjang Sumatera. Yakni ruas tol Medan-Binjai sepanjang 17 km, Palembang-Indralaya sepanjang 22 km dan ruas di Bakauheni-Kotabaru sepanjang 27 km.

’’Operasionalnya ruas tol Medan-Binjai ditargetkan bertahap mulai Februari hingga Desember 2017. Sedangkan, ruas Palembang-Simpang Indralaya ditargetkan bisa beroperasi fungsional secara bertahap dari Februari hingga Agustus 2017. Terakhir, ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar bisa beroperasi sebagian secara bertahap mulai April 2017 hingga Agustus 2018.,’’ ujarnya di Jakarta kemarin (18/11).

Target tersebut diakui positif tercapat dengan progress saat ini. Menurutnya, pembebasan lahan untuk tol Medan-Binjai mencapai 83,9 persen dengan konstruksi sebanyak 35,1 persen. Kemudian, untuk ruas Palembang-Indralaya, lahan yang sudah diselesaikan mencapai 83,1 persen, dengan konstruksi 35,9 persen. Memang, untuk lahan ruas Bakauheni-Terbanggi Besarmasih mencapai 42,7 persen karena itu proses pengoperasian bertahapnya lebih lama.

’’Soal perkembangan dari pembebasan tanah, memang selalu ada dinamikanya. Tetapi, kalau konstruksinya kami optimis bisa,’’ ujarnya.

Saat ini, Hutama Karya ditanggap untuk menggarap delapan ruas tol di Sumatera. Pada penugasan pertama 2014 lalu, BUMN tersebut mendapatkan penugasan pembangunan Medan-Binjai (17 km), Palembang-Indralaya (22 km), Bakauheni-Terbanggi Besar (140 km), dan Pekanbaru-Dumai (131 km).

Kemudian, pada 2015, perusahaan tersebut diberi empat proyek lagi. Yakni, ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 km), Pematang Panggang-Kayu Agung (85 km), Palembang-Tanjung Api-Api (90 km), Kisaran-Tebing Tinggi (60 km). Total panjang tol yang digarap mencapai 645 km dan ditargetkan beroperasi penuh pada tahun 2019.

’’Kami juga sudah menugaskan tiga ruas tambahan lagi. Ruas Medan-Banda Aceh sepanjang 470 km, ruas Pekanbaru-Padang 240 sepanjang km, dan ruas Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 60 km,’’ ujar Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Hery Trisaputra Zuna .

Dia meyakinkan, penunjukkan BUMN merupakan solusi yang tepat. Pasalnya, mengundang investor membangun jalan tol di daerah yang memberi keuntungan kecil tidak mudah. Skema State Guarantee Model atau penugasan kepada BUMN merupakan cara paling pas untuk merealisasikan hal tersebut. ’’Kemampuan (finansial) BUMN bisa sampai 4 kali lipat dari pemerintah (Kementerian PUPR, Red)). Sehingga, Pemerintah dalam hal ini mendukung pembangunan yang dilakukan BUMN melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan jaminan penuh pemerintah dalam penerbitan obligasi,’’ ujarnya.

Dia pun sengaja menunjuk PT. Hutama Karya yang 100 persen sahamnya dimiliki pemerintah untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera. PT Hutama Karya sebagai perusahaan punya kemampuan untuk mendapatkan tambahan pendanaan.‘’Kalau kita mengikuti pakem, jalan tol dibangun saat kelayakannya sudah memadai, tetapi mungkin  nanti harga tanahnya sudah sangat mahal, dan akhirnya malah tidak akan pernah terbangun jalan tol Trans Sumatera,’’ ujarnya.  (bil)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/