25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Demokrat Terbuka tapi Pasif

Roy Suryo
Roy Suryo

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Partai Demokrat memberikan dukungan seandainya Presiden Joko Widodo melanjutkan road show pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski demikian, pihak SBY belum akan mengambil posisi aktif.

’’Kami wait and see saja,’’ tutur Wakil Ketua Umum Demokrat Roy Suryo saat dihubungi kemarin (18/11).

Menurut dia, SBY selalu terbuka kapan saja kalau presiden ingin bertemu dan bertukar pikiran. ’’Beliau (SBY, Red) pernah sampaikan kalau Pak Jokowi berminat bertemu, ya monggo,’’ ungkap Menpora pada era Presiden SBY tersebut.

Soal posisi pasif yang diambil, menurut dia, hal itu berkaca pada pertemuan presiden dengan sejumlah tokoh lain sebelumnya. Salah satunya ketika bertemu dan berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ketika itu, kata Roy, presidenlah yang bertandang lebih dulu ke Hambalang. Kemudian, rival Jokowi dalam Pilpres 2014 itu membalas dengan mengunjungi istana. ’’Jadi, tinggal atur saja, hanya masalah waktu,’’ imbuh Roy.

Senada, Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat Agus Hermanto juga menyambut baik jika presiden juga menemui SBY. Sebagaimana presiden terus menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh lainnya. ’’Itu positif, presiden perlu bertemu dengan tokoh-tokoh negarawan andal. SBY salah satu yang sangat andal,’’ ujar Agus meyakinkan.

Sementara itu, Menko Polhukam Wiranto menuturkan, pertemuan Jokowi dengan SBY sebenarnya bisa dilakukan kapan pun. Tidak perlu menunggu momen-momen tertentu. Apalagi bila sampai muncul wacana bahwa pertemuan itu dimaksudkan untuk mendinginkan suasana politik.

Dia menjelaskan, dalam kondisi bangsa yang sedang giat membangun, memang sangat baik bila para tokoh politik bertemu secara intens. ’’Tidak harus kemudian panas baru bertemu. Nanti seakan-akan kita nggak ada komunikasi,’’ ujarnya setelah peluncuran Strategi Nasional Keuangan Inklusif di Istana Negara kemarin.

Apakah itu berarti tidak perlu ada pertemuan politik lagi setelah pertemuan dengan Prabowo? Wiranto tidak bisa menjawab. ’’Politik itukan tidak perlu panas baru ada pertemuan. Kondisi dingin lalu bertemu juga tidak apa-apa,’’ tutur mantan panglima TNI tersebut.

Menurut dia, situasi nasional yang panas beberapa waktu lalu seharusnya mulai menurun. Sementara keputusan aparat kepolisian sudah sesuai dengan tuntutan para pengunjuk rasa. ’’Seharusnya sudah dingin dan nggak ada alasan untuk dipanas-panaskan lagi,’’ tegasnya.

Sejak ditetapkan sebagai presiden terpilih oleh KPU, Jokowi setidaknya empat kali bertemu dengan SBY. Momen pertama terjadi di Nusa Dua, Bali, 27 Agustus 2014. Kemudian, SBY mengundang Jokowi ke istana pada 19 Oktober 2014, sehari sebelum pelantikan.

Pertemuan ketiga berlangsung pada 8 Desember 2014 di Istana Merdeka. Namun, SBY saat itu berkapasitas chairman Global Green Growth Institute (GGGI). Pertemuan terakhir berlangsung saat peresmian gedung baru KPK di Kuningan, Jakarta, 29 Desember 2015. (dyn/c5/byu/jpg)

Roy Suryo
Roy Suryo

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Partai Demokrat memberikan dukungan seandainya Presiden Joko Widodo melanjutkan road show pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski demikian, pihak SBY belum akan mengambil posisi aktif.

’’Kami wait and see saja,’’ tutur Wakil Ketua Umum Demokrat Roy Suryo saat dihubungi kemarin (18/11).

Menurut dia, SBY selalu terbuka kapan saja kalau presiden ingin bertemu dan bertukar pikiran. ’’Beliau (SBY, Red) pernah sampaikan kalau Pak Jokowi berminat bertemu, ya monggo,’’ ungkap Menpora pada era Presiden SBY tersebut.

Soal posisi pasif yang diambil, menurut dia, hal itu berkaca pada pertemuan presiden dengan sejumlah tokoh lain sebelumnya. Salah satunya ketika bertemu dan berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ketika itu, kata Roy, presidenlah yang bertandang lebih dulu ke Hambalang. Kemudian, rival Jokowi dalam Pilpres 2014 itu membalas dengan mengunjungi istana. ’’Jadi, tinggal atur saja, hanya masalah waktu,’’ imbuh Roy.

Senada, Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat Agus Hermanto juga menyambut baik jika presiden juga menemui SBY. Sebagaimana presiden terus menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh lainnya. ’’Itu positif, presiden perlu bertemu dengan tokoh-tokoh negarawan andal. SBY salah satu yang sangat andal,’’ ujar Agus meyakinkan.

Sementara itu, Menko Polhukam Wiranto menuturkan, pertemuan Jokowi dengan SBY sebenarnya bisa dilakukan kapan pun. Tidak perlu menunggu momen-momen tertentu. Apalagi bila sampai muncul wacana bahwa pertemuan itu dimaksudkan untuk mendinginkan suasana politik.

Dia menjelaskan, dalam kondisi bangsa yang sedang giat membangun, memang sangat baik bila para tokoh politik bertemu secara intens. ’’Tidak harus kemudian panas baru bertemu. Nanti seakan-akan kita nggak ada komunikasi,’’ ujarnya setelah peluncuran Strategi Nasional Keuangan Inklusif di Istana Negara kemarin.

Apakah itu berarti tidak perlu ada pertemuan politik lagi setelah pertemuan dengan Prabowo? Wiranto tidak bisa menjawab. ’’Politik itukan tidak perlu panas baru ada pertemuan. Kondisi dingin lalu bertemu juga tidak apa-apa,’’ tutur mantan panglima TNI tersebut.

Menurut dia, situasi nasional yang panas beberapa waktu lalu seharusnya mulai menurun. Sementara keputusan aparat kepolisian sudah sesuai dengan tuntutan para pengunjuk rasa. ’’Seharusnya sudah dingin dan nggak ada alasan untuk dipanas-panaskan lagi,’’ tegasnya.

Sejak ditetapkan sebagai presiden terpilih oleh KPU, Jokowi setidaknya empat kali bertemu dengan SBY. Momen pertama terjadi di Nusa Dua, Bali, 27 Agustus 2014. Kemudian, SBY mengundang Jokowi ke istana pada 19 Oktober 2014, sehari sebelum pelantikan.

Pertemuan ketiga berlangsung pada 8 Desember 2014 di Istana Merdeka. Namun, SBY saat itu berkapasitas chairman Global Green Growth Institute (GGGI). Pertemuan terakhir berlangsung saat peresmian gedung baru KPK di Kuningan, Jakarta, 29 Desember 2015. (dyn/c5/byu/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/