26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Teroris Berlatih Militer di Sibayak

Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Densus 88 Anti Teror telah menangkap 26 terduga teroris di Sumatera Utara. Fakta baru yang mengejutkan, ke-26 tersangka jaringan bomber Medan itu selama ini rutin berlatih di kawasan Gunung Sibayak, Tanah Karo, Sumatera Utara. Di sana, mereka berlatih militer, seperti berkuda dan memanah.

“BEBERAPA kali mereka berlatih di Tanah Karo. Selama ini kita memonitor kegiatan yang mereka lakukan. Tetapi kalau mereka tak beraksi, kita juga tidak bisa melakukan penindakan. Setelah mereka melakukan aksi, kita melakukan pendalaman. Mereka ternyata berjaringan. Cukup besar,” kata Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, saat diwawancarai usai disposal atau pemusnahan barang bukti bahan peledak di lahan PTPN II Helvetia, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, Senin (18/11) sore.

Agus mengaku heran dengan pelatihan yang dilakukan jaringan teroris di Medan itu, karena pola pelatihannya seperti zaman batu. “Tolonglah yang latihan-latihan itu (naik kuda, memanah), untuk apa sih? Sekarang ini kita waktunya berinovasi. Kreatif. Karena ke depan bangsa ini akan berhadapan persaingan global. Jangan kembali lagi ke jaman batu. Ini zaman teknologi yang terus berkembang setiap saat dan kemajuannya bisa per hari. Terus berubah dan berkembang,” bilangnya.

Tak hanya itu, menurut Agus, beberapa pelaku sering mengunjungi narapidana teroris yang ditahan di Lapas Tanjung Gusta. Salah satunya, Rabbial Muslim Nasution alias Dedek, yang melakukan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi. “Kelompok ini bisa saja melakukan aksi di manapun. Bahkan di tempat-tempat rumah ibadah untuk memperkeruh suasana. Termasuk di kantor dinas pemerintah,” cetus Agus.

Hingga Senin (18/11), penangkapan jaringan teroris di Sumatera Utara mencapai 26 orang. Sebelumnya, jumlah pelaku yang ditangkap sebanyak 18 orang. Pada Minggu (17/11), tim kembali menangkap 5 orang. Dan pada Senin (18/11), 3 orang tersangka kembali ditangkap.

“Dari kelima pelaku yang ditangkap pada Minggu, dua di antaranya menyerahkan diri ke Mapolsek Hamparan Perak. Dari jumlah tersangka itu, 3 di antaranya tewas (satu bom bunuh diri, dua tewas ditembak),” ungkap Agus.

Setelah dilakukan pengembangan, 3 pelaku lainnya, Senin (18/11). Masing-masing berinisial C, HP dan HI. “Ketiga pelaku yang baru ditangkap ini masih dalam kaitan jaringan yang sama. Pelaku berinisial C merupakan bendahara. Sedangkan P dan HI berjanji ketemu dengan tiga pelaku yang melawan saat ditangkap di Hamparan Perak. Jadi totalnya sudah 26 tersangka ditangkap,” terang Agus.

Menurut dia, tersangka HP dan HI memiliki kemampuan merangkai bom atau bahan peledak. Kedunya ditangkap di wilayah Belawan. Sedangkan tersangka C diserahkan oleh kepala lingkungan tempat tinggalnya. “Kita masih menelusuri bagaimana mekanisme aliran dana tersangka C yang berperan sebagai bendahara,” ucapnya.

Seluruh tersangka yang terkait bom bunuh diri diketahui telah membaiatkan diri ke pimpinan ISIS dan pernah melakukan latihan militer di Gunung Sibayak, Karo, Sumatera Utara. Salah satu tersangka merupakan pelaku bom bunuh diri yang berinisial RMN dan meninggal ketika kejadian.

Kemudian, dua tersangka lainnya tewas saat dilakukan penangkapan. Kedua tersangka yang meninggal itu berinisial NP dan K alias Khoir. Keduanya berperan sebagai pembuat bahan peledak yang digunakan RMN. Salah satu tersangka yang ditangkap termasuk Y, selaku pimpinan kelompok tersebut.

Kemudian, ditangkap pula istri RMN berinisial DA. Para tersangka lain, yaitu MAI, MN, AL, AS, F, S (perempuan), DH alias Abu Said, KS alias Abu Munsir, S, S, Z, MFJ, SS, W alias Yunus, DS, IF, DS alias Hendro, dan AH.

Tak Hafal Pancasila

Dari 26 tersangka yang ditangkap, lima di antaranya merupakan perempuan. “Rata-rata yang ditangkap masih muda. Beberapa di antaranya menyesal kenapa ikut dalam jaringan tersebut. Ketika saya tanya, rata-rata dari mereka tidak bisa menyanyi lagu Indonesia Raya. Juga tidak hafal Pancasila. Kalau ditanya cinta Indonesia, mereka diam saja dan tak mau menjawab,” beber Agus.

Jaringan atau kelompok ini melakukan pengajian eksklusif dan tertutup, dengan jumlah dan orang-orang tertentu. “Mereka memiliki kemampuan masing-masing, ada yang bisa merakit (bom), guru atau perekrut dan lainnnya,” kata mantan Direktur Reskrimum Polda Sumut ini.

Ditegaskan Agus, pihak kepolisian terus melakukan pengembangan terhadap orang-orang yang terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. “Para Kapolsek dan Kapolres sudah dipanggil untuk meningkatkan kewaspadaan. Apalagi menjelang natal dan tahun baru. Siapapun orang yang masuk kelompok ini, akan terus ditindak. Ini untuk memberi rasa aman kepada masyarakat,” tegasnya.

Polres & Pemkab Karo Rapatkan Barisan

Penangkapan 26 orang teroris yang disebut-sebut selama ini berlatih berkuda dan memanah di Tanah Karo, menggemparkan warga Bumi Turang. Warga Karo sontak was-was.

Kapolres Tanah Karo, AKBP Benny Remus Hutajulu, yang dikonfirmasi Senin (18/11), meminta masyarakat Karo tetap tenang dan menginformasikan hal-hal yang mencurigakan di lingkungan masing-masing. “Langkah pengawasan sudah kita lakukan dengan mem-follow-up ke TKP,” tegasnya.

Ke depan, lanjut Benny, jajaran Polres Karo dan stakeholder serta masyarakat, akan merapatkan barisan untuk mengawasi wilayah masing-masing. “Jika menemukan hal-hal yang janggal, segera menginfokan pada aparat,” tegasnya.

Selain itu, masyarakat diimbau tidak paranoid atau ketakutan berlebihan menghadapi informasi tersebut. “Masyarakat kita himbau ikut serta, minimal mengawasi lingkungan masing-masing. Mari sama-sama kita ciptakan ketahanan dan resistensi pada ancaman terorisme maupun radikalisme,” ajak Benny.

Polres Tanah Karo berjanji segera membahas masalah ini dengan stakeholder dan berkordinasi dengan satuan atas. “Kita juga mengimbau para kepala desa untuk mendata warga pendatang di desa masing-masing. Kalau ada yang mencurigakan segera menginfokan ke aparat,” tandasnya.

Bupati Karo Terkelin Brahmana, mengaku telah memerintahkan para Camat bekerjasama dengan lurah dan kepa desa segera mendata warga asing di wilayah masing-masing. “Pengawasan diperketat. Warga asing yang tidak jelas identitasnya, harus diperiksa. Para kepala desa harus membuat peraturan, agar warga baru wajib lapor,” tegasnya.

Apabila ditemukan identitas yang tidak jelas, Terkelin meminta para camat dan kepala desa segera berkordinasi dengan pihak kepolisian. “Kita juga sudah memerintahkan Satpol-PP melakukan razia bersama camat di wilayah yang terindikasi rawan masyarakat pendatang,” tandasnya.

Pemusnahan Bom Rakitan

Adapun pemusnahan bom rakitan berbentuk pipa paralon dan kaleng piloks, dilakukan petugas Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama tim Gegana Brimob Poldasu di lahan PTPN II Jalan Sei Bederah Jatian, Pasar III Lori, Dusun XX, Desa Klumpang Kebon, Kecamatan Hamparanperak, Kabupaten Deliserdang, Senin (18/11) siang.

“Bom rakitan itu hasil sitaan. Bahan peledak ini sempat dibuang di sungai, tetapi akhirnya ditemukan tim ketika melakukan penelusuran di kawasan Sicanang,” kata Kapoldasu, Irjen Agus.

Pemusnahan bom rakitan jaringan terduga bomber bunuh diri di Markas Polrestabes Medan ditemukan di salah satu rumah di Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan, diletakkan di tengah areal lahan perkebunan yang sudah gersang untuk diledakkan

Petugas mengontrol pemusnahkan bom rakitan itu dengan jarak sekitar 500 meter. Suara ledakan keras terjadi saat pemusanahan berlangsung. Selain itu, sejumlah bahan kimia dimusnahkan dengan cara dibakar.

Kapoldasu, Irjen Pol Agus Adrianto dan Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan serta pejabatan utama Poldasu sejajaran menyaksikan langsung pemusnaham bom dan mengundang perhatian warga sekitar.

Dua bom tersebut, katanya, merupakan hasil penggeladan Densus 88 Antiteror di rumah Yanto, yang diduga sebagai salah satu rekan pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan.

Memang daya ledak bom tersebut low eksplosive. Tetapi jika dalam jumlah banyak, daya ledaknya akan besar. Apalagi ditambah potongan-potongan besi, paku. “Apalagi ditambah dengan potongan besi dan gotri, itu bisa memancarkan bahan tajam yang membahayakan,” katanya.

Dikatakannya, masih ada beberapa barang bukti yang belum dimusnahkan, misalnya senjata api rakitan, parang, sangkur, senapan angin dan lainnya. Kemudian ada tabung atau pipa paralon karena di dua ujungnya sudah disemen sehingga kalau salah penanganan bisa membahayakan petugas. “Nanti dari Labfor yang akan melakukan,” katanya.

Pelaku perakit bom itu adalah Yanto yang juga di rumahnya juga ditemukan bahan-bahan peledak yang juga dimusnahkan itu.

Dedek Dikuburkan di Liang Neneknya

Pascapenolakan warga kampungnya menguburkan jenazah pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Rabbial Muslim Nasution alias Dedek, akhirnya warga menerima jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sei Kambing D, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Senin (18/11) malam.

Pantauan Sumut Pos, warga ramai mendatangi TPU tersebut untuk melihat prosesi pemakaman Dedek. Prosesi pemakaman berjalan dengan kondusif, tanpa pada penolakan dari warga sekitar.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, terutama pihak kepolisian, pihak kecamatan yang membantu dalam proses fardhu kifayah alkmarhum Dedek, yang kita kenal nama panggilannya,” ungkap Kepala Lingkungan (Kepling) 3, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan. Medan Petisah, Ardiansyah Poetra di lokasi pemakaman.

Ardiansyah menjelaskan, jenazah Dedek dikuburkan satu liang lahat dengan neneknya, yang meninggal beberapa tahun yang lalu. Di pemakaman tersebut juga dimakamkan ibu kandung pelaku.

“Warga dan keluarga korban minta jenazah dikuburkan di pekuburan Sikambing ini, karena silsilah keluarganya semua di sini,” jelas Ardiansyah.

Menurutnya, seorang manusia layaknya dikubur sebagai seorang manusia. “Kebetulan dia beragama Islam, jadi kita kuburkan secara Islam,” tuturnya.

Sebelumnya, pada Senin siang, belasan orang menggelar unjuk rasa menolak jenazah bomber itu dikebumikan di TPU tersebut. “Kami juga punya hak menolak teroris bom dikuburkan,” kata salah pendemo, Dedi Harvi Syahari, yang engaku dari Garuda Merah Putih Community Sumut.

Namun tak berapa lama menggelar aksi, warga sekitar mendatangi pendemo. Warga mengatakan, menerima jenazah Dedek dimakamkan di lingkungan mereka. “Insha Allah kami menerima semua di sini,” kata Amin Tanjung di hadapan pendemo.

Menurut Amin Tanjung, warga juga mengecam keras perbuatan Dedek. Namun warga hanya ingin menjalankan fardhu kifayah bagi jenazah sesama umat muslim.”Untuk dosa, urusan dia.Tapi fardhu kifayah, wajib kita lakukan selaku umat muslim. Insha Allah jenazah siapapun kita terima. Mr X pun kita terima di sini,” tandas Amin. (ris/deo/fac/gus)

PEMAKAMAN: Prosesi pemakaman Rabbial Muslim Nasution alias Dedek (24), pelaku bom bunuh diri Medan, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sei Kambing D, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Senin (18/11) malam.

Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Densus 88 Anti Teror telah menangkap 26 terduga teroris di Sumatera Utara. Fakta baru yang mengejutkan, ke-26 tersangka jaringan bomber Medan itu selama ini rutin berlatih di kawasan Gunung Sibayak, Tanah Karo, Sumatera Utara. Di sana, mereka berlatih militer, seperti berkuda dan memanah.

“BEBERAPA kali mereka berlatih di Tanah Karo. Selama ini kita memonitor kegiatan yang mereka lakukan. Tetapi kalau mereka tak beraksi, kita juga tidak bisa melakukan penindakan. Setelah mereka melakukan aksi, kita melakukan pendalaman. Mereka ternyata berjaringan. Cukup besar,” kata Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, saat diwawancarai usai disposal atau pemusnahan barang bukti bahan peledak di lahan PTPN II Helvetia, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, Senin (18/11) sore.

Agus mengaku heran dengan pelatihan yang dilakukan jaringan teroris di Medan itu, karena pola pelatihannya seperti zaman batu. “Tolonglah yang latihan-latihan itu (naik kuda, memanah), untuk apa sih? Sekarang ini kita waktunya berinovasi. Kreatif. Karena ke depan bangsa ini akan berhadapan persaingan global. Jangan kembali lagi ke jaman batu. Ini zaman teknologi yang terus berkembang setiap saat dan kemajuannya bisa per hari. Terus berubah dan berkembang,” bilangnya.

Tak hanya itu, menurut Agus, beberapa pelaku sering mengunjungi narapidana teroris yang ditahan di Lapas Tanjung Gusta. Salah satunya, Rabbial Muslim Nasution alias Dedek, yang melakukan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi. “Kelompok ini bisa saja melakukan aksi di manapun. Bahkan di tempat-tempat rumah ibadah untuk memperkeruh suasana. Termasuk di kantor dinas pemerintah,” cetus Agus.

Hingga Senin (18/11), penangkapan jaringan teroris di Sumatera Utara mencapai 26 orang. Sebelumnya, jumlah pelaku yang ditangkap sebanyak 18 orang. Pada Minggu (17/11), tim kembali menangkap 5 orang. Dan pada Senin (18/11), 3 orang tersangka kembali ditangkap.

“Dari kelima pelaku yang ditangkap pada Minggu, dua di antaranya menyerahkan diri ke Mapolsek Hamparan Perak. Dari jumlah tersangka itu, 3 di antaranya tewas (satu bom bunuh diri, dua tewas ditembak),” ungkap Agus.

Setelah dilakukan pengembangan, 3 pelaku lainnya, Senin (18/11). Masing-masing berinisial C, HP dan HI. “Ketiga pelaku yang baru ditangkap ini masih dalam kaitan jaringan yang sama. Pelaku berinisial C merupakan bendahara. Sedangkan P dan HI berjanji ketemu dengan tiga pelaku yang melawan saat ditangkap di Hamparan Perak. Jadi totalnya sudah 26 tersangka ditangkap,” terang Agus.

Menurut dia, tersangka HP dan HI memiliki kemampuan merangkai bom atau bahan peledak. Kedunya ditangkap di wilayah Belawan. Sedangkan tersangka C diserahkan oleh kepala lingkungan tempat tinggalnya. “Kita masih menelusuri bagaimana mekanisme aliran dana tersangka C yang berperan sebagai bendahara,” ucapnya.

Seluruh tersangka yang terkait bom bunuh diri diketahui telah membaiatkan diri ke pimpinan ISIS dan pernah melakukan latihan militer di Gunung Sibayak, Karo, Sumatera Utara. Salah satu tersangka merupakan pelaku bom bunuh diri yang berinisial RMN dan meninggal ketika kejadian.

Kemudian, dua tersangka lainnya tewas saat dilakukan penangkapan. Kedua tersangka yang meninggal itu berinisial NP dan K alias Khoir. Keduanya berperan sebagai pembuat bahan peledak yang digunakan RMN. Salah satu tersangka yang ditangkap termasuk Y, selaku pimpinan kelompok tersebut.

Kemudian, ditangkap pula istri RMN berinisial DA. Para tersangka lain, yaitu MAI, MN, AL, AS, F, S (perempuan), DH alias Abu Said, KS alias Abu Munsir, S, S, Z, MFJ, SS, W alias Yunus, DS, IF, DS alias Hendro, dan AH.

Tak Hafal Pancasila

Dari 26 tersangka yang ditangkap, lima di antaranya merupakan perempuan. “Rata-rata yang ditangkap masih muda. Beberapa di antaranya menyesal kenapa ikut dalam jaringan tersebut. Ketika saya tanya, rata-rata dari mereka tidak bisa menyanyi lagu Indonesia Raya. Juga tidak hafal Pancasila. Kalau ditanya cinta Indonesia, mereka diam saja dan tak mau menjawab,” beber Agus.

Jaringan atau kelompok ini melakukan pengajian eksklusif dan tertutup, dengan jumlah dan orang-orang tertentu. “Mereka memiliki kemampuan masing-masing, ada yang bisa merakit (bom), guru atau perekrut dan lainnnya,” kata mantan Direktur Reskrimum Polda Sumut ini.

Ditegaskan Agus, pihak kepolisian terus melakukan pengembangan terhadap orang-orang yang terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. “Para Kapolsek dan Kapolres sudah dipanggil untuk meningkatkan kewaspadaan. Apalagi menjelang natal dan tahun baru. Siapapun orang yang masuk kelompok ini, akan terus ditindak. Ini untuk memberi rasa aman kepada masyarakat,” tegasnya.

Polres & Pemkab Karo Rapatkan Barisan

Penangkapan 26 orang teroris yang disebut-sebut selama ini berlatih berkuda dan memanah di Tanah Karo, menggemparkan warga Bumi Turang. Warga Karo sontak was-was.

Kapolres Tanah Karo, AKBP Benny Remus Hutajulu, yang dikonfirmasi Senin (18/11), meminta masyarakat Karo tetap tenang dan menginformasikan hal-hal yang mencurigakan di lingkungan masing-masing. “Langkah pengawasan sudah kita lakukan dengan mem-follow-up ke TKP,” tegasnya.

Ke depan, lanjut Benny, jajaran Polres Karo dan stakeholder serta masyarakat, akan merapatkan barisan untuk mengawasi wilayah masing-masing. “Jika menemukan hal-hal yang janggal, segera menginfokan pada aparat,” tegasnya.

Selain itu, masyarakat diimbau tidak paranoid atau ketakutan berlebihan menghadapi informasi tersebut. “Masyarakat kita himbau ikut serta, minimal mengawasi lingkungan masing-masing. Mari sama-sama kita ciptakan ketahanan dan resistensi pada ancaman terorisme maupun radikalisme,” ajak Benny.

Polres Tanah Karo berjanji segera membahas masalah ini dengan stakeholder dan berkordinasi dengan satuan atas. “Kita juga mengimbau para kepala desa untuk mendata warga pendatang di desa masing-masing. Kalau ada yang mencurigakan segera menginfokan ke aparat,” tandasnya.

Bupati Karo Terkelin Brahmana, mengaku telah memerintahkan para Camat bekerjasama dengan lurah dan kepa desa segera mendata warga asing di wilayah masing-masing. “Pengawasan diperketat. Warga asing yang tidak jelas identitasnya, harus diperiksa. Para kepala desa harus membuat peraturan, agar warga baru wajib lapor,” tegasnya.

Apabila ditemukan identitas yang tidak jelas, Terkelin meminta para camat dan kepala desa segera berkordinasi dengan pihak kepolisian. “Kita juga sudah memerintahkan Satpol-PP melakukan razia bersama camat di wilayah yang terindikasi rawan masyarakat pendatang,” tandasnya.

Pemusnahan Bom Rakitan

Adapun pemusnahan bom rakitan berbentuk pipa paralon dan kaleng piloks, dilakukan petugas Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama tim Gegana Brimob Poldasu di lahan PTPN II Jalan Sei Bederah Jatian, Pasar III Lori, Dusun XX, Desa Klumpang Kebon, Kecamatan Hamparanperak, Kabupaten Deliserdang, Senin (18/11) siang.

“Bom rakitan itu hasil sitaan. Bahan peledak ini sempat dibuang di sungai, tetapi akhirnya ditemukan tim ketika melakukan penelusuran di kawasan Sicanang,” kata Kapoldasu, Irjen Agus.

Pemusnahan bom rakitan jaringan terduga bomber bunuh diri di Markas Polrestabes Medan ditemukan di salah satu rumah di Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan, diletakkan di tengah areal lahan perkebunan yang sudah gersang untuk diledakkan

Petugas mengontrol pemusnahkan bom rakitan itu dengan jarak sekitar 500 meter. Suara ledakan keras terjadi saat pemusanahan berlangsung. Selain itu, sejumlah bahan kimia dimusnahkan dengan cara dibakar.

Kapoldasu, Irjen Pol Agus Adrianto dan Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan serta pejabatan utama Poldasu sejajaran menyaksikan langsung pemusnaham bom dan mengundang perhatian warga sekitar.

Dua bom tersebut, katanya, merupakan hasil penggeladan Densus 88 Antiteror di rumah Yanto, yang diduga sebagai salah satu rekan pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan.

Memang daya ledak bom tersebut low eksplosive. Tetapi jika dalam jumlah banyak, daya ledaknya akan besar. Apalagi ditambah potongan-potongan besi, paku. “Apalagi ditambah dengan potongan besi dan gotri, itu bisa memancarkan bahan tajam yang membahayakan,” katanya.

Dikatakannya, masih ada beberapa barang bukti yang belum dimusnahkan, misalnya senjata api rakitan, parang, sangkur, senapan angin dan lainnya. Kemudian ada tabung atau pipa paralon karena di dua ujungnya sudah disemen sehingga kalau salah penanganan bisa membahayakan petugas. “Nanti dari Labfor yang akan melakukan,” katanya.

Pelaku perakit bom itu adalah Yanto yang juga di rumahnya juga ditemukan bahan-bahan peledak yang juga dimusnahkan itu.

Dedek Dikuburkan di Liang Neneknya

Pascapenolakan warga kampungnya menguburkan jenazah pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Rabbial Muslim Nasution alias Dedek, akhirnya warga menerima jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sei Kambing D, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Senin (18/11) malam.

Pantauan Sumut Pos, warga ramai mendatangi TPU tersebut untuk melihat prosesi pemakaman Dedek. Prosesi pemakaman berjalan dengan kondusif, tanpa pada penolakan dari warga sekitar.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, terutama pihak kepolisian, pihak kecamatan yang membantu dalam proses fardhu kifayah alkmarhum Dedek, yang kita kenal nama panggilannya,” ungkap Kepala Lingkungan (Kepling) 3, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan. Medan Petisah, Ardiansyah Poetra di lokasi pemakaman.

Ardiansyah menjelaskan, jenazah Dedek dikuburkan satu liang lahat dengan neneknya, yang meninggal beberapa tahun yang lalu. Di pemakaman tersebut juga dimakamkan ibu kandung pelaku.

“Warga dan keluarga korban minta jenazah dikuburkan di pekuburan Sikambing ini, karena silsilah keluarganya semua di sini,” jelas Ardiansyah.

Menurutnya, seorang manusia layaknya dikubur sebagai seorang manusia. “Kebetulan dia beragama Islam, jadi kita kuburkan secara Islam,” tuturnya.

Sebelumnya, pada Senin siang, belasan orang menggelar unjuk rasa menolak jenazah bomber itu dikebumikan di TPU tersebut. “Kami juga punya hak menolak teroris bom dikuburkan,” kata salah pendemo, Dedi Harvi Syahari, yang engaku dari Garuda Merah Putih Community Sumut.

Namun tak berapa lama menggelar aksi, warga sekitar mendatangi pendemo. Warga mengatakan, menerima jenazah Dedek dimakamkan di lingkungan mereka. “Insha Allah kami menerima semua di sini,” kata Amin Tanjung di hadapan pendemo.

Menurut Amin Tanjung, warga juga mengecam keras perbuatan Dedek. Namun warga hanya ingin menjalankan fardhu kifayah bagi jenazah sesama umat muslim.”Untuk dosa, urusan dia.Tapi fardhu kifayah, wajib kita lakukan selaku umat muslim. Insha Allah jenazah siapapun kita terima. Mr X pun kita terima di sini,” tandas Amin. (ris/deo/fac/gus)

PEMAKAMAN: Prosesi pemakaman Rabbial Muslim Nasution alias Dedek (24), pelaku bom bunuh diri Medan, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sei Kambing D, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Senin (18/11) malam.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/