MEDAN, SUMUTPOS.CO – Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II menjamin pembangunan underpass Titi Kuning akan tuntas akhir tahun ini. Bahkan, fisik bangunan utama jalur tersebut, kini sudah dapat digunakan dan tinggal ‘membuka pagar’ sebelum bisa dilalui pengendara.
“Tahun ini selesai (pekerjaan underpass Titi Kuning)n
Tidak ada lagi kendala di lapangan,” ujar Pelaksana Harian Kepala BBPJN II, Bambang Pardede saat dikonfirmasi Sumut Pos, Selasa (17/12).
Menurut Pardede, progres pengerjaan proyek Underpass Titi Kuning kini sudah dapat dikatakan hampir rampung. Hanya beberapa bagian saja yang perlu penyelesaian (finishing) yang persentasenya mendekati 100 persen sesuai target dan kontrak pekerjaan. “Prosesnya ini kita kejar terus, dan kalau kita lihat, bangunan serta ornamen di dalamnya sudah selesai dikerjakan,” jelas Pardede.
Adapun fisik yang masih dalam pengerjaan dan belum tuntas, katanya, adalah bagian sisi jembatan yang juga tengah dikejar agar dapat segera digunakan maksimal. Mengingat untuk jalur kanan dan kiri underpass, juga harus disiapkan badan jalan yang mengarah ke jembatan Sungai Deli. “Ini yang dari arah Asrama Haji lagi terus dikerjakan. Kalau untuk jalur utamanya itu sudah siap dan bisa digunakan. Tinggal buka pagar saja,” sebutnya lagi.
Meskipun tidak menyebutkan berapa persen pengerjaan yang sudah selesai, namun Pardede meyakini untuk akhir tahun ini, proyek sebagaiman ditargetkan, akan tuntas. Selanjutnya mereka menunggu instruksi dari Kementerian PUPR untuk meresmikan pengunaannya, meskipun belum diketahui kapan penggunaannya dimulai. “Kita tunggu izin pembukaan jalan underpass dari Kementerian. Yang jelas untuk tahun ini, kita optimis bisa selesai dan digunakan masyarakat,” tegasnya.
Diakuinya, tempo hari memang ada terdapat kendala atas proyek ratusan miliar yang bersumber dari APBN 2017-2018 tersebut. Namun kini kendala itu sudah dapat diatasi, sehingga tinggal mengebut pekerjaan fisik jalan bawah tanah itu. “Ya betul memang kendalanya itu kemarin soal utilitas milik PT PLN dan pipa PDAM. Tapi sekarang sudah tidak masalah lagi. Pembangunan sedang dikerjakan, dan akhir tahun kami jamin sudah selesai. Tapi mengenai waktu operasionalnya kapan, saya belum bisa komentar. Sebab nanti pusat yang tentukan. Kita tunggulah,” pungkasnya.
Amatan Sumut Pos di lapangan beberapa waktu lalu, progres pembangunan underpass Katamso-Delitua tampak berjalan lambat. Bahkan proyek yang dimulai sejak awal 2016 itu, telah beberapa kali molor penyelesaiannya dari waktu yang ditetapkan sesuai masa kontrak. PT Hutama Karya (HK) selaku rekanan pekerjaan, sebelumnya dibuat pusing karena kendala utilitas milik PT PLN dan PDAM Tirtanadi. Padahal paling lama sesuai jadwal kontrak, pembangunan underpass harus selesai Oktober 2018.
“Pekerjaan underpass Katamso-Delitua terancam mangkrak. Ini disebabkan masih ada utilitas milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang belum direlokasi di seputaran proyek. Terdapat kabel PLN 150 KV. Kemarin sempat mereka gali tetapi tak tuntas pekerjaannya,” ujar sumber pelaksana proyek underpass di Jalan Brigjen Katamso kepada Sumut Pos, akhir Juni lalu.
Posisi kabel berukuran besar itu, ungkap sumber, persis berada didekat titi/jembatan Jalan Titi Kuning. Dimana sebelumnya menurut pihak PLN, kata dia, paling lama awal April sudah selesai direlokasi. Namun sampai kini pekerjaan tersebut malah tak dilanjutkan. Menurutnya ini yang sekarang menjadi kendala utama pihaknya untuk menyelesaikan proyek tersebut. Sementara untuk masalah lain seperti utilitas milik PDAM Tirtanadi sudah rampung direlokasi. “Kalau PDAM punya sudah, itu pipa yang berdiameter besar juga di titik persimpangan yang tempo hari kita minta direlokasi. Tinggal PLN saja yang masih terkendala. Gimana kami mau merampungkan pekerjaan kalau masih ada kabel besar dibawah. Sementara titik itu sendiri yang akan dikerjakan. Kemudian kan tidak hanya itu saja yang mau kita tangani,” keluhnya.
Semestinya sesuai jadwal dan waktu pekerjaan, sumber menyebut paling lama Oktober 2018 harus sudah rampung dan bisa difungsikan. Namun melihat fakta di lapangan bahwa masih ada kendala utilitas yang menyebabkan pekerjaan akan molor lagi, pihaknya pesimis bisa selesai tepat waktu. “Melihat kondisi ini paling lama rampung akhir tahun (Desember). Tapi itukan sudah mepet sekali waktunya. Kita khawatir anggaran tidak turun lagi. Sebab kita ketahui untuk laporan setiap kegiatan paling lama 20 Juni masuk supaya bisa dicairkan,” katanya. (bal/prn)