30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Terdampar, Warga Somalia Ngadu ke Polresta

Abdul Razak dinaikkan ke betor untuk berangkat ke Polresta Medan.
Abdul Razak dinaikkan ke betor untuk berangkat ke Polresta Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Abdul Rozak (25), warga negara Somalia mendatangi Polresta Medan, Minggu (19/1) sore. Kepada petugas di sana, pria berkulit hitam gelap ini mengaku telah jadi korban perampokan. Tapi karena terkendala bahasa, pemeriksaan Abdul sempat terkendala. Ditemani seorang penarik becak, pria yang ngaku berstatus mahasiswa itu lantas diarahkan membuat laporan ke SPK dan berlanjut ke Unit Sat Intelkam. Setiba di ruang Intel, sejenak Abdul dan petugas sempat saling pandang. Pasalnya, keduanya berbicara dengan bahasa masing-masing.

Namun, perbincangan sempat terjadi menggunakan Bahasa Inggris. “I from  Somali, many people dead. Every one. Very Dangerous (Aku dari Somalia, di sana banyak yang mati. Aku takut). From Somali, I go to with boat to Malaysia then Indonesian (Ia berangkat dari Somalia menaiki boat selama sembilan hari. Tiba di Malaysia, aku kemudian berangkat ke Indonesia untuk mencari suaka),” kata Abdul. Tapi naas, saat berada di atas boat itulah ia dirampok oleh tiga pria bersenjata tajam.

“Itulah yang sempat kami bicarakan, kami juga curiga mengapa setelah tiga hari , dia baru melapor ke polisi. Takutnya, dia tidak ada uang atau imigran gelap ngaku dirampok agar dipulangkan ke negaranya,” ucap salah seorang petugas. Pria berambut ikal itu juga mengatakan bahwa selama tiga hari di atas boat, ia tidak makan. Kemudian harta bendanya dirampas. Bahkan tas yang dibawanya juga terlihat sebahagian telah terbakar. “Mobile, my money 300 dollar. Everything has lose. I don’t have money,” ujarnya menjelaskan semua harta bendanya hilang dibawa perampok dan dia tidak mempunyai uang lagi.

Penasaran, petugas pun menanyakan dimana dia turun di Indonesia,  pria yang mengaku muslim itu hanya mengeleng-gelengkan kepalanya. “I don’t know,” jawabnya sembari  menggeleng-geleng kepalanya. Karena terkendala bahasa, petugas pun  berencana  mengantarkan Abdul ke Kementrian Hukum dan HAM agar dideportasi ke negara asalnya. “Nantilah kita antar ke Imigrasi,”tandas petugas. Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan akan mengecek dulu duduk kasusnya.”Nanti akan saya cek ke Polsek Sunggal, karena dari sana dia pertama melapor selanjutnya diarahkan ke Polresta Medan. Karena kita juga tidak tahu dimana dia dirampok,” pungkasnya. (gib/deo)

Abdul Razak dinaikkan ke betor untuk berangkat ke Polresta Medan.
Abdul Razak dinaikkan ke betor untuk berangkat ke Polresta Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Abdul Rozak (25), warga negara Somalia mendatangi Polresta Medan, Minggu (19/1) sore. Kepada petugas di sana, pria berkulit hitam gelap ini mengaku telah jadi korban perampokan. Tapi karena terkendala bahasa, pemeriksaan Abdul sempat terkendala. Ditemani seorang penarik becak, pria yang ngaku berstatus mahasiswa itu lantas diarahkan membuat laporan ke SPK dan berlanjut ke Unit Sat Intelkam. Setiba di ruang Intel, sejenak Abdul dan petugas sempat saling pandang. Pasalnya, keduanya berbicara dengan bahasa masing-masing.

Namun, perbincangan sempat terjadi menggunakan Bahasa Inggris. “I from  Somali, many people dead. Every one. Very Dangerous (Aku dari Somalia, di sana banyak yang mati. Aku takut). From Somali, I go to with boat to Malaysia then Indonesian (Ia berangkat dari Somalia menaiki boat selama sembilan hari. Tiba di Malaysia, aku kemudian berangkat ke Indonesia untuk mencari suaka),” kata Abdul. Tapi naas, saat berada di atas boat itulah ia dirampok oleh tiga pria bersenjata tajam.

“Itulah yang sempat kami bicarakan, kami juga curiga mengapa setelah tiga hari , dia baru melapor ke polisi. Takutnya, dia tidak ada uang atau imigran gelap ngaku dirampok agar dipulangkan ke negaranya,” ucap salah seorang petugas. Pria berambut ikal itu juga mengatakan bahwa selama tiga hari di atas boat, ia tidak makan. Kemudian harta bendanya dirampas. Bahkan tas yang dibawanya juga terlihat sebahagian telah terbakar. “Mobile, my money 300 dollar. Everything has lose. I don’t have money,” ujarnya menjelaskan semua harta bendanya hilang dibawa perampok dan dia tidak mempunyai uang lagi.

Penasaran, petugas pun menanyakan dimana dia turun di Indonesia,  pria yang mengaku muslim itu hanya mengeleng-gelengkan kepalanya. “I don’t know,” jawabnya sembari  menggeleng-geleng kepalanya. Karena terkendala bahasa, petugas pun  berencana  mengantarkan Abdul ke Kementrian Hukum dan HAM agar dideportasi ke negara asalnya. “Nantilah kita antar ke Imigrasi,”tandas petugas. Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan akan mengecek dulu duduk kasusnya.”Nanti akan saya cek ke Polsek Sunggal, karena dari sana dia pertama melapor selanjutnya diarahkan ke Polresta Medan. Karena kita juga tidak tahu dimana dia dirampok,” pungkasnya. (gib/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/