TIGAPANAH, SUMUTPOS.CO -Pemerintah sepertinya masih tutup mata dengan kondisi hancur leburnya Jalan Tigapanah-Kabanjahe. Buktinya, kerusakan jalan yang juga menjadi jalur lintas menuju Merek dan Pematangsiantar itu tak kunjung diperbaiki.
Padahal, lubang menganga di seluruh permukaan jalan tepatnya di KM 80 itu tak hanya menjadi penyebab macet, tapi juga siap merenggut nyawa pengendara, khususnya sepeda motor.
Kondisi itu diperparah lagi oleh saluran drainase di pinggir jalan yang tak terawat. Tak pelak, saat hujan turun jalan tersebut pasti digenangi air. Seperti yang terjadi, Rabu (18/1) sore, saat hujan deras mengguyur selama satu jam, sepanjang jalan Tigapanah sudah digenangi air.
Keadaan terparah berada di Km.80, air setinggi 50 cm sepanjang 200 meter menggenangi badan jalan yang rusak parah. Tingginya air membuat jalan berubah bak sungai. Alhasil, saat melintas di lokasi kendaraan padat dari dua arah harus ngatre saat melintas.
Alhasil, kemacetan sepanjang 2-4 km dari dua arah pun tak terhindarkan. Genangan air dan rusaknya jalan sangat mengancam keselamatan pengendar sepeda motor. Agar tak basah kuyup, pengendara sepeda motor yang datang dari dua arah terpaksa membuka sepatu dan menyingsing celana saat melintas di lokasi.
“Parah kali jalan ini, apanya kerja pemerintah kita ini. Kalau ini berstatus jalan provinsi, seharusnya Bupati Karo mendesak atau berkordinasi dengan gubernur. Jangan dibiarkan terus begini, kan nyawa warganya juga yang terancam,”kesal Mergap Tarigan, salah seorang pengendara sepeda motor saat ditemui kru koran ini di lokasi.
“Tengoklah ini, harus buka sepatu aku. Nyawa kita yang naik kereta ini terancam karena air itu, kita tak tau ada lobang besar. Sudah banyak warga yang jatuh. Saya bingung, apa pemerintah menunggu warga mati dulu di situ, baru diperbaiki jalan ini,” geram Tarigan yang tiap hari melintasi lokasi menuju Kabanjahe tempatnya bekerja. Karena itu, warga meminta agar Bupati Karo Terkelin Brahmana segera membuka mata dan menindaklanjuti keluhan warganya. (deo/han)