25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bangun Toba jadi ‘Bali Baru’ Lewat Manajemen Cinta

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kejuaraan Paralayang untuk memeriahkan pesta Danau Toba 2010 lalu.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kejuaraan Paralayang untuk memeriahkan pesta Danau Toba 2010 lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Jokowi selalu melihat apa yang tidak terlihat dengan cinta. Dan dia ingin membuat yang tak terlihat dengan karya nyata. Karena itu, diam-diam, tanpa banyak kata, progress menuju “Bali Baru” Toba, Sumatera Utara ini semakin jauh.

Sebelum Rapat Terbatas dengan Presiden Jokowi 2 Februari 2016, lebih banyak pekerjaan sosio antro psikologis. Bagaimana membuat tujuh dewa pimpinan daerah di kawasan Toba bersatu dalam cita-cita. Bukan “apa” atau “siapa”, tetapi “bagaimana” merangkul semua, mengajak semua, kompak dan solid.

“Kuncinya adalah manajemen cinta. Tujuan kita sama, membuat Toba menjadi destinasi kelas dunia. Karena itu, kita harus punya prinsip yang sama dan cara yang sama. Satu untuk semua, semua untuk satu!” jelas Menpar Arief Yahya.

Setelah level satu visi ini tercapai, Presiden Jokowi mengeluarkan statemen, soal Toba, presiden meminta perkuat konektivitas, aksesibilitas, baik yang bertaikan dengan pelabuhan, bandara dan jalan. Pengembangan pariwisata harus benar-benar terintegrasi mulai perencanaan sampai pengelolaan.

“Segera tindak lanjuti di lapangan, dan saya tekankan agar disiapkan branding pemasaran, pelayanan berstandar internasional, atraksi seni budaya dengan koreografer, desain yang berkelas,” kata Presiden Jokowi, 2 Februari.

Sampai di mana sekarang? Tiga hari setelah Ratas 2 Februari itu, Menhub Ignatius Jonan langsung ke Bandara Silangit, yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Keputusannya, ukuran runway dinaikkan, dari 2.400×30 meter, menjadi 2.400×45 meter. Kekerasan landasan atau PCN juga dinaikkan dari 32 menjadi 40.

Selanjutnya, dibuka jalur penerbangan dari Halim Perdana Kusuma ke Silangit, jadi tidak perlu harus melalui Kuala Namu untuk ke tujuh kabupaten di dekat Toba itu.

Pada hari yang sama, 5 Februari, Kemen-PUPR juga melakukan akselerasi pembangunan tol Medan-Parapat, dimasukkan dalam budget tahun 2017. Medan-Tebing Tinggi sekarang sudah proses. Pihaknya juga tengah menyiapkan pelebaran jalan nasional di sekitar Danau Toba dan Samosir.

“Semua ngebut, semua action, lintas kementerian, tetapi untuk kepentingan prioritas nasional, untuk satu tujuan, semua progress,” jelas Arief Yahya.

Banyak pihak yang “meragukan”, itu pasti. Dan itu juga disadari oleh pria asal Banyuwangi, Jawa Timur itu. Karena terlalu lama tidak terurus dengan baik, maka apatisme sebagian kecil orang seperti itu tidak bisa dihindarkan.

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kejuaraan Paralayang untuk memeriahkan pesta Danau Toba 2010 lalu.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kejuaraan Paralayang untuk memeriahkan pesta Danau Toba 2010 lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Jokowi selalu melihat apa yang tidak terlihat dengan cinta. Dan dia ingin membuat yang tak terlihat dengan karya nyata. Karena itu, diam-diam, tanpa banyak kata, progress menuju “Bali Baru” Toba, Sumatera Utara ini semakin jauh.

Sebelum Rapat Terbatas dengan Presiden Jokowi 2 Februari 2016, lebih banyak pekerjaan sosio antro psikologis. Bagaimana membuat tujuh dewa pimpinan daerah di kawasan Toba bersatu dalam cita-cita. Bukan “apa” atau “siapa”, tetapi “bagaimana” merangkul semua, mengajak semua, kompak dan solid.

“Kuncinya adalah manajemen cinta. Tujuan kita sama, membuat Toba menjadi destinasi kelas dunia. Karena itu, kita harus punya prinsip yang sama dan cara yang sama. Satu untuk semua, semua untuk satu!” jelas Menpar Arief Yahya.

Setelah level satu visi ini tercapai, Presiden Jokowi mengeluarkan statemen, soal Toba, presiden meminta perkuat konektivitas, aksesibilitas, baik yang bertaikan dengan pelabuhan, bandara dan jalan. Pengembangan pariwisata harus benar-benar terintegrasi mulai perencanaan sampai pengelolaan.

“Segera tindak lanjuti di lapangan, dan saya tekankan agar disiapkan branding pemasaran, pelayanan berstandar internasional, atraksi seni budaya dengan koreografer, desain yang berkelas,” kata Presiden Jokowi, 2 Februari.

Sampai di mana sekarang? Tiga hari setelah Ratas 2 Februari itu, Menhub Ignatius Jonan langsung ke Bandara Silangit, yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Keputusannya, ukuran runway dinaikkan, dari 2.400×30 meter, menjadi 2.400×45 meter. Kekerasan landasan atau PCN juga dinaikkan dari 32 menjadi 40.

Selanjutnya, dibuka jalur penerbangan dari Halim Perdana Kusuma ke Silangit, jadi tidak perlu harus melalui Kuala Namu untuk ke tujuh kabupaten di dekat Toba itu.

Pada hari yang sama, 5 Februari, Kemen-PUPR juga melakukan akselerasi pembangunan tol Medan-Parapat, dimasukkan dalam budget tahun 2017. Medan-Tebing Tinggi sekarang sudah proses. Pihaknya juga tengah menyiapkan pelebaran jalan nasional di sekitar Danau Toba dan Samosir.

“Semua ngebut, semua action, lintas kementerian, tetapi untuk kepentingan prioritas nasional, untuk satu tujuan, semua progress,” jelas Arief Yahya.

Banyak pihak yang “meragukan”, itu pasti. Dan itu juga disadari oleh pria asal Banyuwangi, Jawa Timur itu. Karena terlalu lama tidak terurus dengan baik, maka apatisme sebagian kecil orang seperti itu tidak bisa dihindarkan.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/