26 C
Medan
Saturday, February 22, 2025
spot_img

Siswi SMP Ini Menggeber Klakson & Memaki-maki Petugas

Seorang pemuda yang sedang menyusun tiang-tiang tenda ikut memicu emosi aparat Satpol PP. Baku hantam antara petugas Satpol PP dan pedagang pun terjadi di depan sebuah kios. Kepala Satpol PP pun berteriak meminta aparat kepolisian membantu. “Tolong kepolisian bantu ini,” ujar Sofyan.

Foto: Riadi/PM Seorang pemuda mencoba melawan penertiban pedagang kakilima di Jalan Gatot Subroto. Ia pun diamankan aparat kepolisian, Kamis (19/3/2015).
Foto: Riadi/PM
Seorang pemuda mencoba melawan penertiban pedagang kakilima di Jalan Gatot Subroto. Ia pun diamankan aparat kepolisian, Kamis (19/3/2015).

Melihat hal itu, dengan sigap aparat kepolisian langsung menggelandang pemuda yang tak mengenakan baju dan bertato tersebut. Pemuda itu pun digari dan diamankan ke Polresta Medan.

Di sela-sela penertiban, Yeni (40) pedagang minuman mengaku sempat mendapat larangan berjualan dari tanggal 8 Maret sampai 15 Maret. “Karena sudah lewat tanggalnya ya kami berjualan lagi. Eh tak tahunya mereka langsung melakukan penggusuran,” kesalnya.

Padahal menurutnya, setiap bulan para pedagang menyetor uang kebersihan, lampu dan lainnya. ‘Bulanan’ itu diserahkan kepada seorang oknum penghubung.

“Rp 100 ribu kami bayar tiap bulan sama orang yang jadi penghubung,” ujar ibu 7 anak itu.

Sebagai bentuk protes, para pedagang berencana mengemis di TKP. “Kalau sepakat mereka (pedagang lain), mengemis kami semua di sini,” tukas Yeni. (mag-3/dik/smg/win/ala)

Seorang pemuda yang sedang menyusun tiang-tiang tenda ikut memicu emosi aparat Satpol PP. Baku hantam antara petugas Satpol PP dan pedagang pun terjadi di depan sebuah kios. Kepala Satpol PP pun berteriak meminta aparat kepolisian membantu. “Tolong kepolisian bantu ini,” ujar Sofyan.

Foto: Riadi/PM Seorang pemuda mencoba melawan penertiban pedagang kakilima di Jalan Gatot Subroto. Ia pun diamankan aparat kepolisian, Kamis (19/3/2015).
Foto: Riadi/PM
Seorang pemuda mencoba melawan penertiban pedagang kakilima di Jalan Gatot Subroto. Ia pun diamankan aparat kepolisian, Kamis (19/3/2015).

Melihat hal itu, dengan sigap aparat kepolisian langsung menggelandang pemuda yang tak mengenakan baju dan bertato tersebut. Pemuda itu pun digari dan diamankan ke Polresta Medan.

Di sela-sela penertiban, Yeni (40) pedagang minuman mengaku sempat mendapat larangan berjualan dari tanggal 8 Maret sampai 15 Maret. “Karena sudah lewat tanggalnya ya kami berjualan lagi. Eh tak tahunya mereka langsung melakukan penggusuran,” kesalnya.

Padahal menurutnya, setiap bulan para pedagang menyetor uang kebersihan, lampu dan lainnya. ‘Bulanan’ itu diserahkan kepada seorang oknum penghubung.

“Rp 100 ribu kami bayar tiap bulan sama orang yang jadi penghubung,” ujar ibu 7 anak itu.

Sebagai bentuk protes, para pedagang berencana mengemis di TKP. “Kalau sepakat mereka (pedagang lain), mengemis kami semua di sini,” tukas Yeni. (mag-3/dik/smg/win/ala)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/