31.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Tetangga: Keluarga Tak Berani Campuri Urusan Razman

Razman Arif Nasution.
Razman Arif Nasution.

MADINA, SUMUTPOS.CO – Terkait eksekusi Rasman Arif Nasution oleh tim intel Kejagung bersama tim intel Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Rabu (18/3) sekira pukul 15.30 WIB, Metro Tabagsel (grup SUMUTPOS.CO) berniat meminta tanggapan keluarganya yang ada di Mandailing Natal.

Nama Hendra, salah seorang babere (keponakan) yang juga orang kepercayaan Rasman Arif Nasution, pun diperoleh.

Namun saat hendak ditemui di kediamannya di kawasan Jalan Bermula Kelurahan Sipolupolu, Hendra tidak berada di rumah. Menurut tetangganya, ia lagi bekerja.

Dikonfirmasi lewat nomor telepon selulernya, Hendra sama sekali tidak mau menerima. Begitu juga dengan pesan singkat yang dikirim, tidak berbalas. Bahkan setelah beberapa kali dihubungi, nomornya pun dinonaktifkan.

Seorang tetangga Razman bermarga Lubis di Kelurahan Singkuang, Kecamatan Muara Batang Gadis, mengatakan Hendra adalah kepercayaan Razman Arif untuk mengelola harta miliknya di Madina, seperti kebun sawit dan lainnya.

“Hendra itu babere-nya Pak Razman. Mereka sekeluarga tidak ada yang berani mengurusi apapun persoalan Razman. Mereka hanya melaksanakan apa yang disuruh Pak Razman, makanya tidak ada yang berani menanggapi kasusnya,” ucapnya.

Menurut Lubis, Kholis –korban yang dipukul Razman hingga Razman dieksekusi Kejagung– merupakan keluarga dekat Razman Arif Nasution. Di mana istri Kholis adalah anak dari kakak kandung Razman Arif.

Sepengetahuan Lubis, kasus ini berawal dari penerimaan PNS tahun 2004 yang lalu. “Penyebab pastinya saya tidak tahu. Yang saya tahu, Razman memarahi Kholis di rumah Razman di komplek Perumahan Cemara Madina, berada di Desa Sipapaga Panyabungan. Dengar-dengar masalah utang,” tambahnya.

Memang, lanjutnya, Razman Arif Nasution dikenal dengan tipikalnya yang keras dan suaranya yang lantang. Sewaktu masih di Madina dan menjabat anggota DPRD Madina, Razman Arif dikenal sebagai wakil rakyat yang sangat populer, karena bisa membangun opini dan lihai memberikan penjelasan.

Wartawan Metro Tabagsel sendiri mengenal Razman Arif sejak tahun 2005. Ketika itu selain anggota DPRD Madina, Razman juga menjadi salah seorang dosen di Perguruan Tinggi BLU-STAIM, bahkan hingga menduduki jabatan strategi di struktural kampus.

Pada Pileg tahun 2009, Razman yang ketika itu mendapat jabatan sebagai Ketua PKPB Provinsi Sumut, maju menjadi Caleg DPRD Sumut Dapil Tabagsel. Namun ia tidak lolos.

Seiring waktu, Razman Arif dikabarkan mengikuti Munas PKPB di tingkat pusat. Di situlah dia tunjukkan kemampuan politiknya, sehingga sempat terjadi konflik internal PKPB di tingkat pusat.

Razman Arif kemudian berkarir di Jakarta, hingga sering tampil di televisi. (wan/yza)

Razman Arif Nasution.
Razman Arif Nasution.

MADINA, SUMUTPOS.CO – Terkait eksekusi Rasman Arif Nasution oleh tim intel Kejagung bersama tim intel Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Rabu (18/3) sekira pukul 15.30 WIB, Metro Tabagsel (grup SUMUTPOS.CO) berniat meminta tanggapan keluarganya yang ada di Mandailing Natal.

Nama Hendra, salah seorang babere (keponakan) yang juga orang kepercayaan Rasman Arif Nasution, pun diperoleh.

Namun saat hendak ditemui di kediamannya di kawasan Jalan Bermula Kelurahan Sipolupolu, Hendra tidak berada di rumah. Menurut tetangganya, ia lagi bekerja.

Dikonfirmasi lewat nomor telepon selulernya, Hendra sama sekali tidak mau menerima. Begitu juga dengan pesan singkat yang dikirim, tidak berbalas. Bahkan setelah beberapa kali dihubungi, nomornya pun dinonaktifkan.

Seorang tetangga Razman bermarga Lubis di Kelurahan Singkuang, Kecamatan Muara Batang Gadis, mengatakan Hendra adalah kepercayaan Razman Arif untuk mengelola harta miliknya di Madina, seperti kebun sawit dan lainnya.

“Hendra itu babere-nya Pak Razman. Mereka sekeluarga tidak ada yang berani mengurusi apapun persoalan Razman. Mereka hanya melaksanakan apa yang disuruh Pak Razman, makanya tidak ada yang berani menanggapi kasusnya,” ucapnya.

Menurut Lubis, Kholis –korban yang dipukul Razman hingga Razman dieksekusi Kejagung– merupakan keluarga dekat Razman Arif Nasution. Di mana istri Kholis adalah anak dari kakak kandung Razman Arif.

Sepengetahuan Lubis, kasus ini berawal dari penerimaan PNS tahun 2004 yang lalu. “Penyebab pastinya saya tidak tahu. Yang saya tahu, Razman memarahi Kholis di rumah Razman di komplek Perumahan Cemara Madina, berada di Desa Sipapaga Panyabungan. Dengar-dengar masalah utang,” tambahnya.

Memang, lanjutnya, Razman Arif Nasution dikenal dengan tipikalnya yang keras dan suaranya yang lantang. Sewaktu masih di Madina dan menjabat anggota DPRD Madina, Razman Arif dikenal sebagai wakil rakyat yang sangat populer, karena bisa membangun opini dan lihai memberikan penjelasan.

Wartawan Metro Tabagsel sendiri mengenal Razman Arif sejak tahun 2005. Ketika itu selain anggota DPRD Madina, Razman juga menjadi salah seorang dosen di Perguruan Tinggi BLU-STAIM, bahkan hingga menduduki jabatan strategi di struktural kampus.

Pada Pileg tahun 2009, Razman yang ketika itu mendapat jabatan sebagai Ketua PKPB Provinsi Sumut, maju menjadi Caleg DPRD Sumut Dapil Tabagsel. Namun ia tidak lolos.

Seiring waktu, Razman Arif dikabarkan mengikuti Munas PKPB di tingkat pusat. Di situlah dia tunjukkan kemampuan politiknya, sehingga sempat terjadi konflik internal PKPB di tingkat pusat.

Razman Arif kemudian berkarir di Jakarta, hingga sering tampil di televisi. (wan/yza)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/