29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Wali Kota Marah-marah saat Tinjau RS Pirngadi, Pengamat: Kuncinya Revitalisasi

TINJAU: Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S, MSi MH saat meninjau RS Pirngadi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sikap Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S, MSi MH yang marah-marah saat meninjau RSUD Dr Pirngadi Medan, Senin (18/3), bukan menjadi solusi atas sarana dan prasana yang tidak memadai di rumah sakit tersebut. Kuncinya, Pemko Medan harus melakukan revitalisasi pembangunan rumah sakit tersebut. Pendapat ini disampaikan Pengamat Kesehatan Sumut Destanul Aulia SKM MBA Mec PhD, Selasa (19/3).

Menurutnya, masalah tersebut merupakan dampak dari kebijakan yang dibuat oleh Pemko Medan sendiri. “Artinya, dana investasi berupa anggaran yang diberikan untuk RS Pirngadi dalam bentuk berbagai kegiatan dan pembelian barang-barang tidak mampu menciptakan RS itu menjadi pilihan masyarakat Kota Medan,” kata Destanul.

Selain itu, karyawan baik medis dan non medis mengalami demotivasi akibat sistem jasa medis yang tidak jelas, atau kata lain tidak transparan. “Kemudian peraturan yang dianggap tidak adil bagi sebahagian karyawan dan selama ini RS Pirngadi dijadikan sebagai sumber pendapatan (PAD) daripada pelayanan yang diberikan. Dan belum lagi, kabar-kabarnya banyak karyawan titipan sehingga rasio pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran,” ketusnya.

Dikatakannya, daya saing RS Pirngadi lemah. Terbukti dalam era BPJS ini jumlah kunjungan semakin menurun sehingga menjadi beban yang besar bagi Pemko Medan untuk membiayainya terus menerus. Konsep Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang dibuat dan diterapkan juga tidak berhasil menjadikan RS ini mandiri dari sisi pembiayaan.

“Perlu usaha yang lebih besar lagi seperti re-enginering dalam manajemen pelayanan tanpa intervensi dari pihak manapun sehingga ada keleluasaan dalam mengaturnya,” ujarnya.

Ia berharap, Eldin segera menyelematkan RS Pirngadi dengan kewenangan yang dimilikinya dengan melakukan revitalisasi. Itu kunci menuju keberhasilan sembari diiringi penguatan sumber daya manusianya (SDM). Semua stakeholder harus dikumpulkan dan komitmen bersama harus ditumbuhkan.

“Apalagi RS Pirngadi sekarang menjadi UPT di bawah Dinas Kesehatan Medan secara konsep ini terjadi degradasi dalam pengelolaan RS. Jadi segerakanlah dibuat kebijakan yang mendukung revitalisasi rumah sakit milik Pemko Medan itu,” ungkapnya.

Seperti diketahui Dzulmi Eldin marah saat meninjau RSUD Dr Pirngadi Medan, Senin (18/3). Selain menindaklanjuti keluhan masyarakat terhadap RS Pirngadi, peninjauan pelayanan serta sarana dan prasarana di RS milik Pemko Medan itu dilakukan Eldin untuk mengetahui kesiapan RS menjadi tempat digelarnya bakti sosial operasi hernia massal yang akan dilaksanakan Kejagung RI.

Dalam peninjauannya, Eldin didampingi Kepala Inspektorat Kota Medan Ikhwan Habibi Daulay, Kadis Kesehatan Edwin Effendi dan sejumlah pejabat RSUD Dr Pirngadi. Mereka melihat ruang operasi dan peralatan medis yang dimiliki, karena nantinya akan digunakan untuk tempat bakti sosial.

Pengecekan selanjutnya dilakukan di ruang pra-operasi yang dinilai vital mendukung proses operasi, Eldin terlihat marah mendapati kondisi satu dari empat tempat tidur pasien sangat memprihatinkan, karena penyangga kiri dan kanan tempat tidur rusak dan tidak dapat difungsikan. Kemarahan mantan Sekda Kota Medan itu berlanjut saat melihat sprei keempat tempat tidur dalam ruang operasi terlihat lusuh, kotor dan bau. “Saya tidak mau lagi melihat kondisi seperti ini, segera ganti tempat tidur dan sprei tak layak pakai itu,” perintahnya kala itu. (dvs/ila)

TINJAU: Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S, MSi MH saat meninjau RS Pirngadi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sikap Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S, MSi MH yang marah-marah saat meninjau RSUD Dr Pirngadi Medan, Senin (18/3), bukan menjadi solusi atas sarana dan prasana yang tidak memadai di rumah sakit tersebut. Kuncinya, Pemko Medan harus melakukan revitalisasi pembangunan rumah sakit tersebut. Pendapat ini disampaikan Pengamat Kesehatan Sumut Destanul Aulia SKM MBA Mec PhD, Selasa (19/3).

Menurutnya, masalah tersebut merupakan dampak dari kebijakan yang dibuat oleh Pemko Medan sendiri. “Artinya, dana investasi berupa anggaran yang diberikan untuk RS Pirngadi dalam bentuk berbagai kegiatan dan pembelian barang-barang tidak mampu menciptakan RS itu menjadi pilihan masyarakat Kota Medan,” kata Destanul.

Selain itu, karyawan baik medis dan non medis mengalami demotivasi akibat sistem jasa medis yang tidak jelas, atau kata lain tidak transparan. “Kemudian peraturan yang dianggap tidak adil bagi sebahagian karyawan dan selama ini RS Pirngadi dijadikan sebagai sumber pendapatan (PAD) daripada pelayanan yang diberikan. Dan belum lagi, kabar-kabarnya banyak karyawan titipan sehingga rasio pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran,” ketusnya.

Dikatakannya, daya saing RS Pirngadi lemah. Terbukti dalam era BPJS ini jumlah kunjungan semakin menurun sehingga menjadi beban yang besar bagi Pemko Medan untuk membiayainya terus menerus. Konsep Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang dibuat dan diterapkan juga tidak berhasil menjadikan RS ini mandiri dari sisi pembiayaan.

“Perlu usaha yang lebih besar lagi seperti re-enginering dalam manajemen pelayanan tanpa intervensi dari pihak manapun sehingga ada keleluasaan dalam mengaturnya,” ujarnya.

Ia berharap, Eldin segera menyelematkan RS Pirngadi dengan kewenangan yang dimilikinya dengan melakukan revitalisasi. Itu kunci menuju keberhasilan sembari diiringi penguatan sumber daya manusianya (SDM). Semua stakeholder harus dikumpulkan dan komitmen bersama harus ditumbuhkan.

“Apalagi RS Pirngadi sekarang menjadi UPT di bawah Dinas Kesehatan Medan secara konsep ini terjadi degradasi dalam pengelolaan RS. Jadi segerakanlah dibuat kebijakan yang mendukung revitalisasi rumah sakit milik Pemko Medan itu,” ungkapnya.

Seperti diketahui Dzulmi Eldin marah saat meninjau RSUD Dr Pirngadi Medan, Senin (18/3). Selain menindaklanjuti keluhan masyarakat terhadap RS Pirngadi, peninjauan pelayanan serta sarana dan prasarana di RS milik Pemko Medan itu dilakukan Eldin untuk mengetahui kesiapan RS menjadi tempat digelarnya bakti sosial operasi hernia massal yang akan dilaksanakan Kejagung RI.

Dalam peninjauannya, Eldin didampingi Kepala Inspektorat Kota Medan Ikhwan Habibi Daulay, Kadis Kesehatan Edwin Effendi dan sejumlah pejabat RSUD Dr Pirngadi. Mereka melihat ruang operasi dan peralatan medis yang dimiliki, karena nantinya akan digunakan untuk tempat bakti sosial.

Pengecekan selanjutnya dilakukan di ruang pra-operasi yang dinilai vital mendukung proses operasi, Eldin terlihat marah mendapati kondisi satu dari empat tempat tidur pasien sangat memprihatinkan, karena penyangga kiri dan kanan tempat tidur rusak dan tidak dapat difungsikan. Kemarahan mantan Sekda Kota Medan itu berlanjut saat melihat sprei keempat tempat tidur dalam ruang operasi terlihat lusuh, kotor dan bau. “Saya tidak mau lagi melihat kondisi seperti ini, segera ganti tempat tidur dan sprei tak layak pakai itu,” perintahnya kala itu. (dvs/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/