30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Inggris Minati Kerjasama Bidang Riset & Teknologi dengan Sumut

Wakil Dubes Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn (kanan).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Negara Inggris berminat menjalin kerjasama dengan Sumatera Utara, di bidang pendidikan, investasi, teknologi dan lingkungan.

Untuk membicarakan hal itu, Wakil Dubes Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn, berkunjung ke Medan pada hari ini dan besok, Rabu-Kamis (20-21/3/2019). Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan kerjasama pemerintah Inggris dan pemerintah provinsi Sumatera Utara.

Rob Fenn dijadwalkan bertemu dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah untuk berdiskusi aspek-aspek kerjasama di bidang pendidikan, investasi, teknologi dan lingkungan.

Rob Fenn juga akan bertemu dengan dua peneliti Indonesia di Universitas Sumatera Utara
(USU) yang berkolaborasi dengan para peneliti Inggris dalam skema kerjasama Newton Fund. Newton Fund adalah dana bantuan pemerintah Inggris untuk kemitraan UK-Indonesia Science & Technology Partnership, yang diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam perekonomian dan sosial.

Melalui kerjasama Newton Fund ini, Inggris bekerjasama dengan beberapa lembaga pendanaan riset seperti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Kedua peneliti tersebut adalah Dr Irda Safni (mengerjakan riset peningkatan produksi padi di bawah kemitraan Kemenristekdikti dan British Council) dan Dr Muhammad Basyuni (mengerjakan riset ekosistem hutan bakau di bawah kemitraan DIPI/LPDP dan UK Research and Innovation). Penelitian hutan bakau di Sumatera Utara yang dilakukan oleh Dr Mohammad Basyuni dari USU dan Dr Peter Bunting dari Aberystwyth University mendapatkan dana riset sebesar 11,5 miliar rupiah.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn mengatakan: “Dengan potensi yang gemilang dari Sumatera Utara, banyak kesempatan dapat kita gali untuk kerjasama yang lebih erat. Melalui kerjasama di bidang riset, saya berharap Inggris dapat
membangun lebih banyak kolaborasi dengan Sumatera Utara dan berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dan kemakmuran masyarakatnya. Inggris menanam investasi di
Indonesia sebesar 1,7 triliun rupiah untuk mendukung iklim bisnis dan mengembangkan
teknologi digital. Melalui program second cities, kami ingin memastikan bahwa dampak dari
dukungan yang kami berikan dapat juga dirasakan oleh wilayah-wilayah di luar Jakarta.”

Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah, mengatakan: “Sebuah kebanggaan bagi kami bahwa para peneliti Sumatera Utara berhasil mendapatkan pendanaan dari kemitraan riset dan inovasi pemerintah Inggris dan Indonesia. Kesempatan ini tidak hanya akan membantu mengembangkan potensi dan kapasitas para periset, tapi juga berdampak nyata – baik dalam peningkatan produksi padi dan perlindungan hutan bakau, hingga ke pengembangan ekowisata yang memacu perekonomian daerah Sumatera Utara.” (rel)

Wakil Dubes Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn (kanan).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Negara Inggris berminat menjalin kerjasama dengan Sumatera Utara, di bidang pendidikan, investasi, teknologi dan lingkungan.

Untuk membicarakan hal itu, Wakil Dubes Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn, berkunjung ke Medan pada hari ini dan besok, Rabu-Kamis (20-21/3/2019). Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan kerjasama pemerintah Inggris dan pemerintah provinsi Sumatera Utara.

Rob Fenn dijadwalkan bertemu dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah untuk berdiskusi aspek-aspek kerjasama di bidang pendidikan, investasi, teknologi dan lingkungan.

Rob Fenn juga akan bertemu dengan dua peneliti Indonesia di Universitas Sumatera Utara
(USU) yang berkolaborasi dengan para peneliti Inggris dalam skema kerjasama Newton Fund. Newton Fund adalah dana bantuan pemerintah Inggris untuk kemitraan UK-Indonesia Science & Technology Partnership, yang diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam perekonomian dan sosial.

Melalui kerjasama Newton Fund ini, Inggris bekerjasama dengan beberapa lembaga pendanaan riset seperti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Kedua peneliti tersebut adalah Dr Irda Safni (mengerjakan riset peningkatan produksi padi di bawah kemitraan Kemenristekdikti dan British Council) dan Dr Muhammad Basyuni (mengerjakan riset ekosistem hutan bakau di bawah kemitraan DIPI/LPDP dan UK Research and Innovation). Penelitian hutan bakau di Sumatera Utara yang dilakukan oleh Dr Mohammad Basyuni dari USU dan Dr Peter Bunting dari Aberystwyth University mendapatkan dana riset sebesar 11,5 miliar rupiah.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn mengatakan: “Dengan potensi yang gemilang dari Sumatera Utara, banyak kesempatan dapat kita gali untuk kerjasama yang lebih erat. Melalui kerjasama di bidang riset, saya berharap Inggris dapat
membangun lebih banyak kolaborasi dengan Sumatera Utara dan berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dan kemakmuran masyarakatnya. Inggris menanam investasi di
Indonesia sebesar 1,7 triliun rupiah untuk mendukung iklim bisnis dan mengembangkan
teknologi digital. Melalui program second cities, kami ingin memastikan bahwa dampak dari
dukungan yang kami berikan dapat juga dirasakan oleh wilayah-wilayah di luar Jakarta.”

Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah, mengatakan: “Sebuah kebanggaan bagi kami bahwa para peneliti Sumatera Utara berhasil mendapatkan pendanaan dari kemitraan riset dan inovasi pemerintah Inggris dan Indonesia. Kesempatan ini tidak hanya akan membantu mengembangkan potensi dan kapasitas para periset, tapi juga berdampak nyata – baik dalam peningkatan produksi padi dan perlindungan hutan bakau, hingga ke pengembangan ekowisata yang memacu perekonomian daerah Sumatera Utara.” (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/