26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

8 Terduga Teroris Ditangkap di Sumut, Diamankan Usai Salat Subuh Berjamaah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap 8 orang terduga terorisme di Kota Medan, Tanjungbalai, dan Kabupaten Deliserdang. Sejumlah terduga teroris, ditangkap usai Salat Subuh dari masjid tidak jauh dari rumah mereka.

TERDUGA TERORIS: Iwan, Ketua RW tempat tinggal terduga teroris saat ditemui wartawan, Jumat (19/3). Foto atas, seorang terduga teroris saat diamankan di Polres Tanjungbalai, Jumat (19/3).

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi membenarkan penangkapan sejumlah terduga teroris oleh Tim Densus 88 Anti Teror. “Iya, ada delapan diamankan terduga teroris di Tanjungbalai dan Medan,” kata Kombes Pol Hadi Wahyudi, Jumat (19/3).

Untuk di Medan dan Deliserdang, lanjut Hadi, Tim Densus 88 Anti Teror mengamankan sebanyak 6 orang. Sedangkan di Tanjungbalai ada 2 orang. Hadi enggan menjelaskan lebih rinci terkait dengan penangkapan tersebut. Begitu halnya dengan detail peran maupun aktivitas 8 orang tersebut.  “Yang melakukan penangkapan Tim Densus 88 Anti Teror semuanya. Tapi interogasinya di mana, kita tidak tahu,” katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Sumut Pos, dua pelaku yang diamankan di Tanjungbalai berinisial FRI alias Ustad Ca, warga Kelurahan Bunga Tanjung, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai yang diketahui sebagai salah satu ketua organisasi. Sedangkan satunya lagi berinisial AS, yang merupakan bendaharanya, warga Kelurahan Pahang, Kecamatan Datuk Bandar, Tanjungbalai.

Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan yang juga dikonfirmasi membenarkan penangkapan delapan terduga teroris tersebut. “Yang menangani Densus 88. Seluruh terduga teroris yang diamankan masih dilakukan pemeriksaan dan kasus ini masih dalam pengembangan,” ungkapnya.

Menurutnya, Densus 88 bekerja sama dengan Polda Sumut. Seluruh terduga teroris diprediksi akan langsung dibawa ke Jakarta. “Kami belum tahu secara detil datanya, terduga teroris itu jaringan mana dan apa saja peran mereka. Jadi untuk lebih detailnya, kami belum bisa jabarkan,” tandasnya. 

Sebelumnya, seorang pria bernama Suhartono alias Tono alias Jarwok diamankan pada Jumat pagi sepulang dari shalat subuh di Masjid Al Ikhwan, Desa Delitua, Kecamatan Namurambe, Deliserdang. Saksi mata bernama Agus menyebut, saat penangkapan itu dia sedang berjalan kaki dari masjid menuju rumahnya.

Dia melihat seorang pria keluar dari dalam mobil yang parkir tak jauh dari rumah Tono. Tiba-tiba mobil tersebut langsung mengejar Tono yang saat itu melintas di samping Agus, dengan mengendarai sepeda motor bersama anaknya. “Tiba-tiba muncul lagi orang dari gang sebelah. Ada juga mobil yang standby,” katanya.

Agus melihat Tono sempat melakukan perlawanan hingga terjatuh. “Saya refleks langsung saya datangi, saya kira debt collector. Tiba-tiba ada yang keluar dari mobil dan bilang kalau mereka dari Polda Sumut,” katanya.

Agus mengaku bahwa dirinya juga diminta sebagai saksi atas penangkapan tersebut. Namun, ia menolak. “Saya enggak mau, saya waswas,” katanya.

Saat wartawan Harian Sumut Pos menyambangi rumah kontrakan Tono di Perumahan Graha Deli Permai Blok A17 Nomor 15, Desa Delitua, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deliserdang, Jumat (19/3) sore, rumah bercat hijau muda itu tertutup rapat seperti sudah tidak berpenghuni.

Menurut keterangan warga sekitar, Tono tinggal di rumah kontrakannya bersama istri dan kedua anaknya. Menurut Iwan, selaku Ketua RW I Dusun III, Desa Delitua, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deliserdang, penangkapan terhadap Tono dilakukan Tim Densus 88 usai ia salat subuh berjamaah di masjid tak jauh dari Perumahan Graha Deli Permai itu. “Penangkapannya cepat. Polisi menangkapnya usai kami salat subuh, sekitar pukul 05.45 WIB,” sebut Iwan.

Iwan mengatakan, terduga teroris itu menyewa di rumah tersebut sektar 7 bulan. “Dia tidak melapor kepada saya, terakhir sewa rumahnya berakhir pada Agustus 2021 ini,” ungkap Iwan.

Menurut Iwan, gerak-gerik Tono memang sudak diawasi Tim Densus 88 sejak beberapa hari belakangan ini. Dan sebelum penangkapan, Tim Densus 88 ikut melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid tersebut. “Polisi yang menangkap ikut salat subuh bersama kami. Tono diamankan setelah pulang dari masjid, sekitar 100 meter sebelum rumahnya,” sebutnya.

Iwan mengatakan, sehari-hari Tono merupakan pedagang aneka krepik dan berjualan di Jalan Karya Jaya, Medan Johor, Kota Medan. “Sedangkan, istrinya seorang guru. Tapi, saya tidak tahu persis guru di mana ia mengajar. Karena, sudah 7 bulan menyewa rumah itu, dia tidak pernah melapor kepada saya sebagai Ketua RW di sini,” jelasnya.

Iwan pun mengaku terkejut, ada warganya diamankan polisi diduga terlibat jaringan teroris. Dari rumah Tono, kata Iwan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa busur panah, buku, pisau hingga handpone. “Buku-buku lebih 10 judul, 7 handapone, anak panah 3 buah, busur panah dan pisau satu set serta papan sasaran, sepada motor GL Pro,” ujar Iwan.

Sering Ikut Latihan Lempar Pisau

Selain di Delitua, Tim Densus 88 juga menggerbek sebuah rumah warga terduga teroris di Pasar VI, Lingkungan 18, Andan Sari, Kelurahan Terjun, Medan Marelan, Jumat (19/3) dini hari pukul 05.00 WIB. Dalam penggerebakan itu, diamankan seorang pria bernama Dahlan Lubis (50), dengan barang bukti pisau sangkur, samurai, handphone, buku jihad, dan tabung gas ukuran 120 kg.

Informasi diperoleh menyebutkan, penangkapan pelaku terduga teroris pada saat akan pergi Salat Subuh di masjid tidak jauh dari rumahnya. Petugas Densus 88 mengendarai lebih dari dua mobil pribadi langsung menangkap terduga teroris itu di pinggir jalan.

Petugas antiteror itu memasukkan Dahlan Lubis ke dalam mobil dan membawa ke rumahnya. Petugas langsung melakukan penggeledahan, sejumlah barang bukti dicurigai diamankan dibawa petugas pagi itu juga. Kepala Lingkungan 18, Halimah mengatakan, subuh itu ia dijemput polisi untuk menyaksikan proses penggeledahan ke rumah Dahlan Lubis.

Selama proses penggeledahan berlangsung, ternyata Tim Densus 88 sebelumnya sudah mengamankan satu orang dari Pasar IV Terjun, Medan Marelan. “Yang saya dengar ada juga diamankan di Pasar IV. Tapi, saya tidak tahu namanya. Rumah si Dahlan digeledah sekitar satu jam, petugas langsung pergi membawa Dahlan dan barang bukti,” ungkap Halimah.

Selama ini, kata wanita berusia 46 tahun ini, Dahlan selama ini sudah menyewa di rumah yang ditempatinya membuka usaha bandrek dan pangkas sekitar 10 tahun. Dahlan telah memiliki istri dan 4 orang anak, tetapi tidak pernah bersikap aneh mencerminkan seperti teroris. “Selama ini, dia memang rajin ke mesjid. Kalau keanehan seperti mengikuti pengajian tidak ada. Makanya kami tidak menyangka kalau dia (Dahlan) ditangkap,” sebutnya.

Mengenai kebiasaan di lingkungan, kata Halimah, selama ini Dahlan dan keluarganya tertutup dengan tetangga. Tetapi, ada kegiatan di lingkungan seperti kegiatan STM dan gotong royong selalu aktif. “Kalau mereka di rumah agak tertutup. Jarang mau bergaul dengan masyarakat, setahu saya tiga anaknya pun di pesantren” pungkas Halimah.

Dahlan Lubis terduga teroris yang diamankan Tim Densus 88 Anti Teror Polri ternyata sudah lama mengikuti pengajian dan sering ikut latihan lempar pisau. Hal itu diungkapkan samsul Lubis, adik kandung Dahlan Lubis. Menurut Samsul, selama ini abangnya sudah belasan tahun mengikuti pengajian. Ia sudah sering melarang untuk mengikuti pengajian yang dianggapnya aneh itu.

“Aku sudah capek ngasih tahu. Jangan ikuti pengajian yang bawa-bawa kompor secara pindah- pindah tempat, karena aku anggap itu aneh. Tapi, abang aku ini tertutup dan tidak mau dilarang,” ungkapnya.

Selain itu, pria berusia 43 tahun ini juga mulai curiga dengan aktivitas abangnya yang suka mengikuti latihan lempar pisau sangkur. Namun, ia tidak menaruh curiga abangnya itu telah mengikuti aliran teroris. “Kami sekeluarga tidak menyangka. Karena abang kami itu orangnya pendiam dan tak pernah aneh, kecuali hanya mengaji,” beber Samsul.

Selama ini, kata Samsul, keluarga dari abangnya jarang kumpul keluarga. Bahkan, setahunya abangnya itu sehari- hari membuka usaha pangkas dan tiga anaknya di pasantren. “Aku tak menyangka memang. Tapi, selama ini aku sudah curiga dan sempat menasehatinya. Tapi tetap saja tidak mau dikasih tahu dia (terduga teroris),” ungkap Samsul.

Penangkapan pelaku terduga teroris pada saat akan pergi Salat Subuh di Mesjid tidak jauh dari rumahnya. Petugas Densus 88 mengendarai lebih dari dua mobil pribadi langsung menangkap terduga teroris itu di pinggir jalan.

Petugas anti teror itu memasukkan Dahlan Lubis ke dalam mobil dan membawa ke rumahnya. Petugas langsung melakukan penggeledahan, sejumlah barang bukti dicurigai diamankan dibawa petugas pagi itu juga. (gus/mag-1/fac)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap 8 orang terduga terorisme di Kota Medan, Tanjungbalai, dan Kabupaten Deliserdang. Sejumlah terduga teroris, ditangkap usai Salat Subuh dari masjid tidak jauh dari rumah mereka.

TERDUGA TERORIS: Iwan, Ketua RW tempat tinggal terduga teroris saat ditemui wartawan, Jumat (19/3). Foto atas, seorang terduga teroris saat diamankan di Polres Tanjungbalai, Jumat (19/3).

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi membenarkan penangkapan sejumlah terduga teroris oleh Tim Densus 88 Anti Teror. “Iya, ada delapan diamankan terduga teroris di Tanjungbalai dan Medan,” kata Kombes Pol Hadi Wahyudi, Jumat (19/3).

Untuk di Medan dan Deliserdang, lanjut Hadi, Tim Densus 88 Anti Teror mengamankan sebanyak 6 orang. Sedangkan di Tanjungbalai ada 2 orang. Hadi enggan menjelaskan lebih rinci terkait dengan penangkapan tersebut. Begitu halnya dengan detail peran maupun aktivitas 8 orang tersebut.  “Yang melakukan penangkapan Tim Densus 88 Anti Teror semuanya. Tapi interogasinya di mana, kita tidak tahu,” katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Sumut Pos, dua pelaku yang diamankan di Tanjungbalai berinisial FRI alias Ustad Ca, warga Kelurahan Bunga Tanjung, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai yang diketahui sebagai salah satu ketua organisasi. Sedangkan satunya lagi berinisial AS, yang merupakan bendaharanya, warga Kelurahan Pahang, Kecamatan Datuk Bandar, Tanjungbalai.

Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan yang juga dikonfirmasi membenarkan penangkapan delapan terduga teroris tersebut. “Yang menangani Densus 88. Seluruh terduga teroris yang diamankan masih dilakukan pemeriksaan dan kasus ini masih dalam pengembangan,” ungkapnya.

Menurutnya, Densus 88 bekerja sama dengan Polda Sumut. Seluruh terduga teroris diprediksi akan langsung dibawa ke Jakarta. “Kami belum tahu secara detil datanya, terduga teroris itu jaringan mana dan apa saja peran mereka. Jadi untuk lebih detailnya, kami belum bisa jabarkan,” tandasnya. 

Sebelumnya, seorang pria bernama Suhartono alias Tono alias Jarwok diamankan pada Jumat pagi sepulang dari shalat subuh di Masjid Al Ikhwan, Desa Delitua, Kecamatan Namurambe, Deliserdang. Saksi mata bernama Agus menyebut, saat penangkapan itu dia sedang berjalan kaki dari masjid menuju rumahnya.

Dia melihat seorang pria keluar dari dalam mobil yang parkir tak jauh dari rumah Tono. Tiba-tiba mobil tersebut langsung mengejar Tono yang saat itu melintas di samping Agus, dengan mengendarai sepeda motor bersama anaknya. “Tiba-tiba muncul lagi orang dari gang sebelah. Ada juga mobil yang standby,” katanya.

Agus melihat Tono sempat melakukan perlawanan hingga terjatuh. “Saya refleks langsung saya datangi, saya kira debt collector. Tiba-tiba ada yang keluar dari mobil dan bilang kalau mereka dari Polda Sumut,” katanya.

Agus mengaku bahwa dirinya juga diminta sebagai saksi atas penangkapan tersebut. Namun, ia menolak. “Saya enggak mau, saya waswas,” katanya.

Saat wartawan Harian Sumut Pos menyambangi rumah kontrakan Tono di Perumahan Graha Deli Permai Blok A17 Nomor 15, Desa Delitua, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deliserdang, Jumat (19/3) sore, rumah bercat hijau muda itu tertutup rapat seperti sudah tidak berpenghuni.

Menurut keterangan warga sekitar, Tono tinggal di rumah kontrakannya bersama istri dan kedua anaknya. Menurut Iwan, selaku Ketua RW I Dusun III, Desa Delitua, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deliserdang, penangkapan terhadap Tono dilakukan Tim Densus 88 usai ia salat subuh berjamaah di masjid tak jauh dari Perumahan Graha Deli Permai itu. “Penangkapannya cepat. Polisi menangkapnya usai kami salat subuh, sekitar pukul 05.45 WIB,” sebut Iwan.

Iwan mengatakan, terduga teroris itu menyewa di rumah tersebut sektar 7 bulan. “Dia tidak melapor kepada saya, terakhir sewa rumahnya berakhir pada Agustus 2021 ini,” ungkap Iwan.

Menurut Iwan, gerak-gerik Tono memang sudak diawasi Tim Densus 88 sejak beberapa hari belakangan ini. Dan sebelum penangkapan, Tim Densus 88 ikut melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid tersebut. “Polisi yang menangkap ikut salat subuh bersama kami. Tono diamankan setelah pulang dari masjid, sekitar 100 meter sebelum rumahnya,” sebutnya.

Iwan mengatakan, sehari-hari Tono merupakan pedagang aneka krepik dan berjualan di Jalan Karya Jaya, Medan Johor, Kota Medan. “Sedangkan, istrinya seorang guru. Tapi, saya tidak tahu persis guru di mana ia mengajar. Karena, sudah 7 bulan menyewa rumah itu, dia tidak pernah melapor kepada saya sebagai Ketua RW di sini,” jelasnya.

Iwan pun mengaku terkejut, ada warganya diamankan polisi diduga terlibat jaringan teroris. Dari rumah Tono, kata Iwan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa busur panah, buku, pisau hingga handpone. “Buku-buku lebih 10 judul, 7 handapone, anak panah 3 buah, busur panah dan pisau satu set serta papan sasaran, sepada motor GL Pro,” ujar Iwan.

Sering Ikut Latihan Lempar Pisau

Selain di Delitua, Tim Densus 88 juga menggerbek sebuah rumah warga terduga teroris di Pasar VI, Lingkungan 18, Andan Sari, Kelurahan Terjun, Medan Marelan, Jumat (19/3) dini hari pukul 05.00 WIB. Dalam penggerebakan itu, diamankan seorang pria bernama Dahlan Lubis (50), dengan barang bukti pisau sangkur, samurai, handphone, buku jihad, dan tabung gas ukuran 120 kg.

Informasi diperoleh menyebutkan, penangkapan pelaku terduga teroris pada saat akan pergi Salat Subuh di masjid tidak jauh dari rumahnya. Petugas Densus 88 mengendarai lebih dari dua mobil pribadi langsung menangkap terduga teroris itu di pinggir jalan.

Petugas antiteror itu memasukkan Dahlan Lubis ke dalam mobil dan membawa ke rumahnya. Petugas langsung melakukan penggeledahan, sejumlah barang bukti dicurigai diamankan dibawa petugas pagi itu juga. Kepala Lingkungan 18, Halimah mengatakan, subuh itu ia dijemput polisi untuk menyaksikan proses penggeledahan ke rumah Dahlan Lubis.

Selama proses penggeledahan berlangsung, ternyata Tim Densus 88 sebelumnya sudah mengamankan satu orang dari Pasar IV Terjun, Medan Marelan. “Yang saya dengar ada juga diamankan di Pasar IV. Tapi, saya tidak tahu namanya. Rumah si Dahlan digeledah sekitar satu jam, petugas langsung pergi membawa Dahlan dan barang bukti,” ungkap Halimah.

Selama ini, kata wanita berusia 46 tahun ini, Dahlan selama ini sudah menyewa di rumah yang ditempatinya membuka usaha bandrek dan pangkas sekitar 10 tahun. Dahlan telah memiliki istri dan 4 orang anak, tetapi tidak pernah bersikap aneh mencerminkan seperti teroris. “Selama ini, dia memang rajin ke mesjid. Kalau keanehan seperti mengikuti pengajian tidak ada. Makanya kami tidak menyangka kalau dia (Dahlan) ditangkap,” sebutnya.

Mengenai kebiasaan di lingkungan, kata Halimah, selama ini Dahlan dan keluarganya tertutup dengan tetangga. Tetapi, ada kegiatan di lingkungan seperti kegiatan STM dan gotong royong selalu aktif. “Kalau mereka di rumah agak tertutup. Jarang mau bergaul dengan masyarakat, setahu saya tiga anaknya pun di pesantren” pungkas Halimah.

Dahlan Lubis terduga teroris yang diamankan Tim Densus 88 Anti Teror Polri ternyata sudah lama mengikuti pengajian dan sering ikut latihan lempar pisau. Hal itu diungkapkan samsul Lubis, adik kandung Dahlan Lubis. Menurut Samsul, selama ini abangnya sudah belasan tahun mengikuti pengajian. Ia sudah sering melarang untuk mengikuti pengajian yang dianggapnya aneh itu.

“Aku sudah capek ngasih tahu. Jangan ikuti pengajian yang bawa-bawa kompor secara pindah- pindah tempat, karena aku anggap itu aneh. Tapi, abang aku ini tertutup dan tidak mau dilarang,” ungkapnya.

Selain itu, pria berusia 43 tahun ini juga mulai curiga dengan aktivitas abangnya yang suka mengikuti latihan lempar pisau sangkur. Namun, ia tidak menaruh curiga abangnya itu telah mengikuti aliran teroris. “Kami sekeluarga tidak menyangka. Karena abang kami itu orangnya pendiam dan tak pernah aneh, kecuali hanya mengaji,” beber Samsul.

Selama ini, kata Samsul, keluarga dari abangnya jarang kumpul keluarga. Bahkan, setahunya abangnya itu sehari- hari membuka usaha pangkas dan tiga anaknya di pasantren. “Aku tak menyangka memang. Tapi, selama ini aku sudah curiga dan sempat menasehatinya. Tapi tetap saja tidak mau dikasih tahu dia (terduga teroris),” ungkap Samsul.

Penangkapan pelaku terduga teroris pada saat akan pergi Salat Subuh di Mesjid tidak jauh dari rumahnya. Petugas Densus 88 mengendarai lebih dari dua mobil pribadi langsung menangkap terduga teroris itu di pinggir jalan.

Petugas anti teror itu memasukkan Dahlan Lubis ke dalam mobil dan membawa ke rumahnya. Petugas langsung melakukan penggeledahan, sejumlah barang bukti dicurigai diamankan dibawa petugas pagi itu juga. (gus/mag-1/fac)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/