Dahlan menjelaskan, hari-harinya tidak diisi dengan memikirkan perkara meski sedang menjalani proses hukum. Bahkan, saat mengajukan pembelaan, Dahlan tidak melakukan persiapan khusus. Dia hanya mengatakan apa adanya.
Banyak hal yang dilakukan sejak menjalani proses hukum. Salah satunya adalah membimbing alumnus Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat microboiler. Yaitu, pembangkit listrik untuk skala 50 rumah. Setelah mempelajari proposalnya, Dahlan menilai proyek itu sangat masuk akal. Karena itulah, dia meminta agar menyelesaikan proyek tersebut berapa pun biayanya. Rencananya microboiler tersebut sudah tuntas pekan ini. ”Saya ingin ini jadi unggulan alumni UMM,” ucap Dahlan.
Menurut Dahlan, alat itu memproduksi uap yang bisa menggerakan turbin. Karena tidak ada turbin, Dahlan mencari produsennya melalui internet. Dia menemukan produsen di Tiongkok, Eropa, dan India. Dahlan memilih memesan turbin di India. Saat ini turbin itu sedang dalam perjalanan ke Indonesia. Dahlan menambahkan, jika sudah jadi, alat itu rencananya diletakkan di UMM. Bahkan, turbin yang dibelinya dari India tersebut akan diserahkan kepada fakultas teknik. ”Saya minta dibongkar dan dipelajari agar bisa membuatnya. Itu tidak sulit,” jelasnya.
Diskusi yang berlangsung sekitar sejam itu diakhiri dengan doa bersama. Sebelum para pengurus pamit, Dahlan kembali menegaskan kesediannya memberikan motivasi untuk anak-anak panti asuhan di Surabaya. (eko/gun/c10/nw/jpg/adz)
Dahlan menjelaskan, hari-harinya tidak diisi dengan memikirkan perkara meski sedang menjalani proses hukum. Bahkan, saat mengajukan pembelaan, Dahlan tidak melakukan persiapan khusus. Dia hanya mengatakan apa adanya.
Banyak hal yang dilakukan sejak menjalani proses hukum. Salah satunya adalah membimbing alumnus Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat microboiler. Yaitu, pembangkit listrik untuk skala 50 rumah. Setelah mempelajari proposalnya, Dahlan menilai proyek itu sangat masuk akal. Karena itulah, dia meminta agar menyelesaikan proyek tersebut berapa pun biayanya. Rencananya microboiler tersebut sudah tuntas pekan ini. ”Saya ingin ini jadi unggulan alumni UMM,” ucap Dahlan.
Menurut Dahlan, alat itu memproduksi uap yang bisa menggerakan turbin. Karena tidak ada turbin, Dahlan mencari produsennya melalui internet. Dia menemukan produsen di Tiongkok, Eropa, dan India. Dahlan memilih memesan turbin di India. Saat ini turbin itu sedang dalam perjalanan ke Indonesia. Dahlan menambahkan, jika sudah jadi, alat itu rencananya diletakkan di UMM. Bahkan, turbin yang dibelinya dari India tersebut akan diserahkan kepada fakultas teknik. ”Saya minta dibongkar dan dipelajari agar bisa membuatnya. Itu tidak sulit,” jelasnya.
Diskusi yang berlangsung sekitar sejam itu diakhiri dengan doa bersama. Sebelum para pengurus pamit, Dahlan kembali menegaskan kesediannya memberikan motivasi untuk anak-anak panti asuhan di Surabaya. (eko/gun/c10/nw/jpg/adz)