Betapa kesiapan baik di darat, di laut, di udara betul-betul dalam keadaan siap apabila diperlukan oleh negara,” puji mantan gubernur DKI dan wali kota Surakarta itu. Menurut dia, latihan yang dilakukan oleh ribuan prajurit TNI sejak jauh hari tampak betul hasilnya dalam agenda puncak kemarin. Mereka tangguh dan dapat diandalkan.
Meski ada prajurit yang gugr, presiden tetap mengapresiasi kerja keras mereka. ’’Saya ingin mengucapkan turut berdukacita atas gugurnya empat prajurit TNI dalam Latihan PPRC ini,’’ ucapnya. Termasuk juga korban luka yang dirawat di rumah sakit. Hal senada disampaikan oleh Direktur Latihan Letjen TNI Edy Rachmayadi. Dia meminta semua pihak untuk mendoakan empat prajurit TNI AD tersebut. Sebab, mereka juga sudah berusaha keras menunaikan tugas.
Puncak latihan PPRC TNI terus dilanjutkan bukan hanya karena penting untuk dilakukan. Melainkan guna menunjukan kepada khalayak bahwa pemerintah tidak main-main menjaga wilayah mereka. Khususnya Natuna yang menjadi salah satu jalan masuk ke tanah air melalui Laut Cina Selatan.
Apalagi jika mengingat eskalasi konflik di kawasan tersebut. Dia pun turut menjelaskan skenario yang digunakan dalam latihan tersebut. “Pasukan Kostrad melakukan tindakan terhadap pasukan separatis bersenjata,” jelasnya. Dibantu prajurit lain dari tiga matra TNI.
Di samping unjuk kebolehan, TNI turut melaksankan pembaretan terhadap 23 gubernur yang hadir dalam agenda kemarin. Di antaranya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dandokambey.
Para gubernur itu datang ke Natuna sejak Kamis (18/5). Sejumlah tahapan mereka lakukan sebelum pembaretan dilakukan. Ditemui usai acara, Ganjar menuturkan bahwa tahapan pembaretan berbeda dengan yang dia tempuh sebelumnya.
Salah satu yang berbeda adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pembaretan oleh panglima TNI. “Naik heli, naik kapal, kemudian nembak dengan senjata laras panjang,” jelasnya. Itu tidak dilakukan dalam pembaretan sebelumnya di Surabaya. “Kami (Gubernur) yang lama sudah dua kali (pembaretan),” tutur dia.
Serupa dengan Ganjar, Soekarwo juga sudah dua kali ikut serta dalam pembaretan. Melalui pemberetan itu, dia bersama gubernur lainnya berkomitmen menjaga NKRI dengan mempertahankan Pancasila, UUD 45, dan Bhineka Tunggal Ika. “Kemudian jadi garda terdepan,” ujarnya. (syn/jpg)

