30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Suami Dinilai Sombong, Indri Tak Diizinkan Ketemu Keluarga

Foto: Oki/PM Lokasi penembakan Indri Wahyuni, ibu muda yang sedang menggendong anaknya, oleh penagih utang, di Blok E, No.1, Komplek Tor Ganda II, Kelurahan Asam Kumbang, Medan Tuntungan, Selasa (18/10) siang.
Foto: Oki/PM
Lokasi penembakan Indri Wahyuni, ibu muda yang sedang menggendong anaknya, oleh penagih utang, di Blok E, No.1, Komplek Tor Ganda II, Kelurahan Asam Kumbang, Medan Tuntungan, Selasa (18/10) siang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca penembakan ibu muda, Indri Wahyuni (28), oleh pria tak dikenal di rumah kontrakan di Blok E, No.1, Komplek Tor Ganda II, Kelurahan Asam Kumbang, Medan Tuntungan, Selasa (18/10) siang, rumah itu masih dipasang garis polisi.

Penuturan warga sekitar, Ari (20), keluarga itu jarang melakukan komunikasi aktif di komplek tersebut. Tetangga menilai keluarga korban tertutup. Sehingga warga sekitar pun tak dapat menjabarkan lebih detail tentang kesehariannya keluarga korban.

“Mereka jarang nampak. Sesekali nampak, itu pun malam,” ujar Ari.

Guna mengetahui latarbelakang korban, Sumut Pos menyambangi keluarga besar korban di Jalan Letda Sujono, Gang Sunda, Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung. Sesampainya di sana, disambut oleh kakak sepupu korban, Sri Susianti (47).

Saat itu, mereka tengah sibuk mempersiapkan acara penyambutan jenazah. Namun ternyata jenazah Indri disemayamkan di Aceh oleh keluarga suami.

Berbincang santai di depan pintu rumah berat hijau, Sri mengaku kaget saat mendengar korban tewas ditembak kawanan bersenjata api (bersenpi). “Kami awalnya dapat kabar dari adik yang di Pekanbaru, bilangnya Indri meninggal karena sakit. Enggak lama kemudian, abang kami nonton TV, dapat kabar kalau Indri ditembak,” ujar Sri.

Adanya kabar buruk itu, orangtua Sri yang juga merupakan bibi korban pingsan. Keluarga korban kemudian pun panik dan berupaya melakukan pencarian terkait keberadaan jenazah Indri. “Kami langsung berangkat ke rumah sakit Brimob (RS Bhayangkara),” ujar Sri.

Menurut Sri, korban merupakan orang yang sangat baik. Tapi belakangan, sikap korban mendadak berubah ketika menikah dengan Syaiful sejak enam tahun lalu. Sebab, pihak keluarga tak diperbolehkan berkomunikasi dengan korban.

“Kalau tahu nomor telfon, langsung diganti besoknya. Suami dia (korban), enggak perbolehkan kami untuk bicara dengan Indri,” ujar Sri.

Sri melanjutkan, Syaiful disebut sombong dan tak pernah mau berkunjung ke rumah keluarga besar Indri, di Jalan Letda Sudjono. Bahkan, dia juga tak mengetahui persoalan pasti apa soal yang mendasar sehingga Syaiful dikejar oleh pria bersenjata. “Inilah yang mau kami tanyakan juga. Apakah dia bisnis yang aneh-aneh, atau ada utang? Kami juga enggak tahu itu,” ungkap Sri.

Sri menambahkan, adik sepupunya itu kenal dengan Syaiful ketika menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia. Keduanya yang menjalin komunikasi intens, kemudian menikahnya pun di Malaysia.

Polisi Periksa 4 Saksi
Sementara, Polrestabes Medan yang melakukan penyelidikan kasus penembakan ini, telah memeriksa 4 saksi. “Sudah 4 orang saksi yang diperiksa, di antaranya suami korban dan 3 lainnya tetangga korban,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Fahrizal, kemarin sore.

Menurut dia, pihaknya belum memperoleh petunjuk baru atas pemeriksaan para saksi tersebut. Identitas pelaku hingga motif penembakan itu belum teridentifikasi.

Pengakuan sang suami korban, kata Fahrizal, ketiga orang itu tak dikenalnya. “Dari keterangan suami korban, ia sama sekali tidak mengenal pelaku. Saat ini, kita masih belum mendapatkan identitas para pelaku. Untuk motif penembakan, masih didalami. Apakah ada keterkaitan narkoba atau hutang piutang, belum dapat dipastikan,” kata Fahrizal.

Sementara itu, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan dari hasil penyedilikan di tempat kejadian perkara (TKP), petugas menemukan satu buah selongsong peluru dan diyakini jenis senjata FN. “Dugaan sementara, selongsong peluru yang kita temukan di lokasi berjenis dari senjata FN,” ujarnya.

Untuk memastikan jenis selongsong peluru yang ditemukan, sambung Mardiaz, pihaknya akan berkordinasi dengan pihak Laboraturium Forensik (Labfor). “Kita akan kordinasi dengan pihak Labfor untuk mengetahui pasti jenis dari selongsong peluru tersebut,” terangnya.(ted/ila/fad/ras)

Foto: Oki/PM Lokasi penembakan Indri Wahyuni, ibu muda yang sedang menggendong anaknya, oleh penagih utang, di Blok E, No.1, Komplek Tor Ganda II, Kelurahan Asam Kumbang, Medan Tuntungan, Selasa (18/10) siang.
Foto: Oki/PM
Lokasi penembakan Indri Wahyuni, ibu muda yang sedang menggendong anaknya, oleh penagih utang, di Blok E, No.1, Komplek Tor Ganda II, Kelurahan Asam Kumbang, Medan Tuntungan, Selasa (18/10) siang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca penembakan ibu muda, Indri Wahyuni (28), oleh pria tak dikenal di rumah kontrakan di Blok E, No.1, Komplek Tor Ganda II, Kelurahan Asam Kumbang, Medan Tuntungan, Selasa (18/10) siang, rumah itu masih dipasang garis polisi.

Penuturan warga sekitar, Ari (20), keluarga itu jarang melakukan komunikasi aktif di komplek tersebut. Tetangga menilai keluarga korban tertutup. Sehingga warga sekitar pun tak dapat menjabarkan lebih detail tentang kesehariannya keluarga korban.

“Mereka jarang nampak. Sesekali nampak, itu pun malam,” ujar Ari.

Guna mengetahui latarbelakang korban, Sumut Pos menyambangi keluarga besar korban di Jalan Letda Sujono, Gang Sunda, Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung. Sesampainya di sana, disambut oleh kakak sepupu korban, Sri Susianti (47).

Saat itu, mereka tengah sibuk mempersiapkan acara penyambutan jenazah. Namun ternyata jenazah Indri disemayamkan di Aceh oleh keluarga suami.

Berbincang santai di depan pintu rumah berat hijau, Sri mengaku kaget saat mendengar korban tewas ditembak kawanan bersenjata api (bersenpi). “Kami awalnya dapat kabar dari adik yang di Pekanbaru, bilangnya Indri meninggal karena sakit. Enggak lama kemudian, abang kami nonton TV, dapat kabar kalau Indri ditembak,” ujar Sri.

Adanya kabar buruk itu, orangtua Sri yang juga merupakan bibi korban pingsan. Keluarga korban kemudian pun panik dan berupaya melakukan pencarian terkait keberadaan jenazah Indri. “Kami langsung berangkat ke rumah sakit Brimob (RS Bhayangkara),” ujar Sri.

Menurut Sri, korban merupakan orang yang sangat baik. Tapi belakangan, sikap korban mendadak berubah ketika menikah dengan Syaiful sejak enam tahun lalu. Sebab, pihak keluarga tak diperbolehkan berkomunikasi dengan korban.

“Kalau tahu nomor telfon, langsung diganti besoknya. Suami dia (korban), enggak perbolehkan kami untuk bicara dengan Indri,” ujar Sri.

Sri melanjutkan, Syaiful disebut sombong dan tak pernah mau berkunjung ke rumah keluarga besar Indri, di Jalan Letda Sudjono. Bahkan, dia juga tak mengetahui persoalan pasti apa soal yang mendasar sehingga Syaiful dikejar oleh pria bersenjata. “Inilah yang mau kami tanyakan juga. Apakah dia bisnis yang aneh-aneh, atau ada utang? Kami juga enggak tahu itu,” ungkap Sri.

Sri menambahkan, adik sepupunya itu kenal dengan Syaiful ketika menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia. Keduanya yang menjalin komunikasi intens, kemudian menikahnya pun di Malaysia.

Polisi Periksa 4 Saksi
Sementara, Polrestabes Medan yang melakukan penyelidikan kasus penembakan ini, telah memeriksa 4 saksi. “Sudah 4 orang saksi yang diperiksa, di antaranya suami korban dan 3 lainnya tetangga korban,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Fahrizal, kemarin sore.

Menurut dia, pihaknya belum memperoleh petunjuk baru atas pemeriksaan para saksi tersebut. Identitas pelaku hingga motif penembakan itu belum teridentifikasi.

Pengakuan sang suami korban, kata Fahrizal, ketiga orang itu tak dikenalnya. “Dari keterangan suami korban, ia sama sekali tidak mengenal pelaku. Saat ini, kita masih belum mendapatkan identitas para pelaku. Untuk motif penembakan, masih didalami. Apakah ada keterkaitan narkoba atau hutang piutang, belum dapat dipastikan,” kata Fahrizal.

Sementara itu, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan dari hasil penyedilikan di tempat kejadian perkara (TKP), petugas menemukan satu buah selongsong peluru dan diyakini jenis senjata FN. “Dugaan sementara, selongsong peluru yang kita temukan di lokasi berjenis dari senjata FN,” ujarnya.

Untuk memastikan jenis selongsong peluru yang ditemukan, sambung Mardiaz, pihaknya akan berkordinasi dengan pihak Laboraturium Forensik (Labfor). “Kita akan kordinasi dengan pihak Labfor untuk mengetahui pasti jenis dari selongsong peluru tersebut,” terangnya.(ted/ila/fad/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/