25 C
Medan
Saturday, September 21, 2024

Bumbu Warisan, Turis Malaysia juga Suka

Sajian Rujak di Kolam Sri Deli Medan

Menikmati sajian makanan di Kota Medan, tentu punya pilihan sendiri. Dari lokasi kuliner kaki lima hingga restoran. Tapi, siapa yang tak kenal dengan jajaran rujak di Kolam Sri Deli. Bukan hanya disukai warga Kota Medan saja, tapi juga wisatawan asal Malaysia banyak memburu rasa rujaknya.

Farida Noris, Medan

Misalnya saja Rujak Sederhana Kolam Sri Deli yang berada di Jalan Mahkamah Gang Selamat, persis di belakang Mesjid Raya. Rusak satu ini cukup membuat lidah bergoyang menyantap rasanya. Bahkan mantan Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin dan mantan Wali Kota Medan Abdillah pernah singgah dan mencicipi Rujak Sederhana Kolam Sri Deli.

RUJAK: Yuniarti, berdiri  depan dagangan rujaknya.//Farida Noris/sumut pos
RUJAK: Yuniarti, berdiri di depan dagangan rujaknya.//Farida Noris/sumut pos

Yuniarti, pemilik warung mengatakan, Rujak Sederhana Kolam Sri Deli atau yang biasa disebut ‘Rujak Kolam’ salah satu panganan khas Kota Medan.

Bahkan pembelinya bukan saja dari masyarakat setempat, namun juga dari negeri seberang. “Memang pembelinya beragam. Bukan hanya orang Medan atau luar kota saja yang datang. Turis Malaysia juga banyak mencari rujak kolam ini. Mereka suka bumbu rujaknya. Pak Syamsul Arifin dan Pak Abdillah juga pernah ke sini lho,” ujar Yuniarti ramah sembari melayani para pembeli.

Rujak kolam memiliki ciri khas tersendiri. Selain bumbunya memakai pisang batu yang digiling dengan kacang, cabai, terasi, gula merah dan garam, membuat rasanya terasa lebih nikmat. “Bumbunya hampir sama sih dengan rujak lainnya. Tapi untuk rujak kolam ini, kita pakai pisang batu yang masih muda. Lalu dibersihkan dan dipotong kulitnya. Bedanya mungkin orang yang menggiling bumbunya. Karena untuk membuat rujak ini juga tergantung siapa yang mengolahnya,” ujar Yuniarti sumringah.

Wanita berkerudung ini juga mengaku, dagangan rujaknya merupakan warisan turun temurun dari mertuanya, Kamiyar yang sudah berjualan sejak tahun 1971. Sejak itu, dirinya bersama sang suami, Antoni (50) terus bersama melanjutkan usaha tersebut. “Sudah lama ya dek, kami jualan rujak kolam ini. Dari zaman tak enak sampai sekarang, saya dengan suami tetap jualan rujak kolam ini. Bahkan sekarang kami dibantu anak-anak dan teman,” jelasnya.

Tak mudah untuk melanjutkan usaha tersebut. Tentunya banyak lika-liku perjalanan yang telah dilalui. Bahkan beberapa kali warung milik mereka pernah digusur. Dari kejar-kejaran dengan Satpol PP hingga gerobak serta perlengkapan jualan milik mereka juga pernah disita. “Wah, dulunya kami masih nggak dibolehkan jualan diarea ini.

Jadi setiap ada operasi gabungan Satpol PP, kami langsung mengangkut steling serta barang-barang lainnya. Biasanya kami lari ke kantor lurah setempat untuk berlindung. Seperti kejar-kejaran gitulah. Kalau tertangkap, otomatis barang-barang kita langsung diangkut dan enggak dikembalikan lagi,” jelas Yuniarti.

Pun begitu, dirinya bersama keluarga tidak berniat alih pekerjaan. Jualan rujak kolam merupakan mata pencaharian mereka yang harus disyukuri. Dengan dagangan tersebut, Yuniarti dapat menyekolahkan kedua anak mereka hingga kuliah.

“Udah enak jualan rujak kolam. Nggak ada niat mau jualan yang lain. Cukuplah dek untuk makan kita sehari-hari dan menyekolahkan anak. Meski dilokasi ini banyak jualan rujak kolam, tapi saya percaya rezeki dari Allah nggak kemana. Yang penting kita Sholat dan terus berdoa. Insyaallah, ada aja jalan dan kemudahan yang diberikan Allah,” bilangnya sambil mengulek rujak. (*)

Sajian Rujak di Kolam Sri Deli Medan

Menikmati sajian makanan di Kota Medan, tentu punya pilihan sendiri. Dari lokasi kuliner kaki lima hingga restoran. Tapi, siapa yang tak kenal dengan jajaran rujak di Kolam Sri Deli. Bukan hanya disukai warga Kota Medan saja, tapi juga wisatawan asal Malaysia banyak memburu rasa rujaknya.

Farida Noris, Medan

Misalnya saja Rujak Sederhana Kolam Sri Deli yang berada di Jalan Mahkamah Gang Selamat, persis di belakang Mesjid Raya. Rusak satu ini cukup membuat lidah bergoyang menyantap rasanya. Bahkan mantan Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin dan mantan Wali Kota Medan Abdillah pernah singgah dan mencicipi Rujak Sederhana Kolam Sri Deli.

RUJAK: Yuniarti, berdiri  depan dagangan rujaknya.//Farida Noris/sumut pos
RUJAK: Yuniarti, berdiri di depan dagangan rujaknya.//Farida Noris/sumut pos

Yuniarti, pemilik warung mengatakan, Rujak Sederhana Kolam Sri Deli atau yang biasa disebut ‘Rujak Kolam’ salah satu panganan khas Kota Medan.

Bahkan pembelinya bukan saja dari masyarakat setempat, namun juga dari negeri seberang. “Memang pembelinya beragam. Bukan hanya orang Medan atau luar kota saja yang datang. Turis Malaysia juga banyak mencari rujak kolam ini. Mereka suka bumbu rujaknya. Pak Syamsul Arifin dan Pak Abdillah juga pernah ke sini lho,” ujar Yuniarti ramah sembari melayani para pembeli.

Rujak kolam memiliki ciri khas tersendiri. Selain bumbunya memakai pisang batu yang digiling dengan kacang, cabai, terasi, gula merah dan garam, membuat rasanya terasa lebih nikmat. “Bumbunya hampir sama sih dengan rujak lainnya. Tapi untuk rujak kolam ini, kita pakai pisang batu yang masih muda. Lalu dibersihkan dan dipotong kulitnya. Bedanya mungkin orang yang menggiling bumbunya. Karena untuk membuat rujak ini juga tergantung siapa yang mengolahnya,” ujar Yuniarti sumringah.

Wanita berkerudung ini juga mengaku, dagangan rujaknya merupakan warisan turun temurun dari mertuanya, Kamiyar yang sudah berjualan sejak tahun 1971. Sejak itu, dirinya bersama sang suami, Antoni (50) terus bersama melanjutkan usaha tersebut. “Sudah lama ya dek, kami jualan rujak kolam ini. Dari zaman tak enak sampai sekarang, saya dengan suami tetap jualan rujak kolam ini. Bahkan sekarang kami dibantu anak-anak dan teman,” jelasnya.

Tak mudah untuk melanjutkan usaha tersebut. Tentunya banyak lika-liku perjalanan yang telah dilalui. Bahkan beberapa kali warung milik mereka pernah digusur. Dari kejar-kejaran dengan Satpol PP hingga gerobak serta perlengkapan jualan milik mereka juga pernah disita. “Wah, dulunya kami masih nggak dibolehkan jualan diarea ini.

Jadi setiap ada operasi gabungan Satpol PP, kami langsung mengangkut steling serta barang-barang lainnya. Biasanya kami lari ke kantor lurah setempat untuk berlindung. Seperti kejar-kejaran gitulah. Kalau tertangkap, otomatis barang-barang kita langsung diangkut dan enggak dikembalikan lagi,” jelas Yuniarti.

Pun begitu, dirinya bersama keluarga tidak berniat alih pekerjaan. Jualan rujak kolam merupakan mata pencaharian mereka yang harus disyukuri. Dengan dagangan tersebut, Yuniarti dapat menyekolahkan kedua anak mereka hingga kuliah.

“Udah enak jualan rujak kolam. Nggak ada niat mau jualan yang lain. Cukuplah dek untuk makan kita sehari-hari dan menyekolahkan anak. Meski dilokasi ini banyak jualan rujak kolam, tapi saya percaya rezeki dari Allah nggak kemana. Yang penting kita Sholat dan terus berdoa. Insyaallah, ada aja jalan dan kemudahan yang diberikan Allah,” bilangnya sambil mengulek rujak. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/