26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Minyak Goreng Langka dan Mahal, Abrar Desak Pemko Rutin Gelar Operasi Pasar

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Dampak Kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng, sangat dirasakan masyarakat Kelurahan Mabar Hilir, Medan Deli. Untuk itu, mereka berharap kepada Pemko Medan agar dapat menstabilkan harga minyak goreng di pasaran.

Hal ini disampaikan masyarakat saat menghadiri Reses Masa Sidang I Tahun III Tahun Anggaran 2022 Anggota DPRD Medan dari Fraksi Partai Demokrat Ishaq Abrar Mustafa Tarigan di Jalan Pancing Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli, Sabtu (19/2/2022) dan Minggu (20/2/2022). Fika, warga Pasar 4 Linkungan 6, Mabar Hilir, mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng.

Padahal, minyak goreng ini menjadi salah satu bahan pokok bagi masyarakat. “Selain mahal, minyak goreng juga sulit ditemukan. Kalaupun ada, belinya harus mengantre dan dijatah,” kata Fika.

Hal senada disampaikan Asiah, warga Jalan Mangaan 8 Mabar. “Beberapa Minggu terakhir ini, sulit sekali mendapatkan minyak goreng. Sejumlah minimarket dan toko-toko didatangi, stok kosong. Kalau pun ada, harganya mahal. Kami sebagai ibu rumah tangga, sangat merasakan dampak dari kelangkaan minyak goreng ini,” ungkapnya.

Untuk itu, Fika dan Aisah berharap, Pemko Medan bisa mengendalikan stok dan menstabilkan harga minyak goreng di pasaran. “Mohon ini menjadi perhatian Pemko Medan, karena ini rupakan salah satu bahan pokok masyarakat,” tandasnya.

Menyahuti keluhan warga tersebut, Ishaq Abrar Mustafa Tarigan mengakui, dampak kelangkaan minyak goreng dan harga yang belum stabil ini, cukup dirasakan oleh masyarakat utamanya para pelaku UMKM. Menurut Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Medan ini, sejumlah usaha rumahan menggunakan minyak goreng sebagai bahan baku utama.

Misalnya usaha gorengan, yang sangat bergantung pada minyak goreng. Ketika harga minyak goreng tinggi, praktis biaya produksinya menjadi naik. Sedangkan kalau gorengan itu harga jualnya dinaikkan, otomatis pembeli merosot drastis. “Sehingga UMKM seperti ini cenderung rugi, kalau harga minyak belum stabil seperti sebelumnya,” ujar politisi muda Partai Demokrat ini.

Untuk itu, pihaknya akan segera menyampaikan masalah ini ke Pemko Medan agar ada langkah jangka pendek yang dilakukan pemko. “Kami akan minta operasi pasar minyak goreng di setiap kecamatan terus dilakukan. Harapan saya, operasi pasar menjangkau wilayah lebih luas lagi, dilakukan terus menerus sampai harga benar-benar normal dan barang tidak langka,” papar politisi yang akrab disapa Abror ini.

Selain minyak goreng, masyarakat di Kelurahan Mabar Hilir juga mengeluhkan proses pemilihan beberapa Kepling. Karena ada beberapa Kepling yang direkrut secara tertutup, sehingga Kepling yang diangkat bukanlah representasi dari masyarakat sekitar.

Sementara warga Medan Deli, sangat mengharapkan sekali agar Pemko Medan dapat membangun SMA dan SMK negeri di kecamatan itu. Karena, jika anak mereka ingin bersekolah di negeri, maka mereka harus mendaftar keluar dari Kecamatan Medan Deli.

Warga juga menyampaikan, sejumlah infrastruktur baik jalan, drainase hingga lampu penerangan jalan umum di Kelurahan Mabar Hilir sudah mengalami kerusakan. Untuk itu, warga di sana sangat mengharapkan sekali agar fasilitas infrastruktur yang ada dapat diperbaiki dengan segera. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Dampak Kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng, sangat dirasakan masyarakat Kelurahan Mabar Hilir, Medan Deli. Untuk itu, mereka berharap kepada Pemko Medan agar dapat menstabilkan harga minyak goreng di pasaran.

Hal ini disampaikan masyarakat saat menghadiri Reses Masa Sidang I Tahun III Tahun Anggaran 2022 Anggota DPRD Medan dari Fraksi Partai Demokrat Ishaq Abrar Mustafa Tarigan di Jalan Pancing Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli, Sabtu (19/2/2022) dan Minggu (20/2/2022). Fika, warga Pasar 4 Linkungan 6, Mabar Hilir, mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng.

Padahal, minyak goreng ini menjadi salah satu bahan pokok bagi masyarakat. “Selain mahal, minyak goreng juga sulit ditemukan. Kalaupun ada, belinya harus mengantre dan dijatah,” kata Fika.

Hal senada disampaikan Asiah, warga Jalan Mangaan 8 Mabar. “Beberapa Minggu terakhir ini, sulit sekali mendapatkan minyak goreng. Sejumlah minimarket dan toko-toko didatangi, stok kosong. Kalau pun ada, harganya mahal. Kami sebagai ibu rumah tangga, sangat merasakan dampak dari kelangkaan minyak goreng ini,” ungkapnya.

Untuk itu, Fika dan Aisah berharap, Pemko Medan bisa mengendalikan stok dan menstabilkan harga minyak goreng di pasaran. “Mohon ini menjadi perhatian Pemko Medan, karena ini rupakan salah satu bahan pokok masyarakat,” tandasnya.

Menyahuti keluhan warga tersebut, Ishaq Abrar Mustafa Tarigan mengakui, dampak kelangkaan minyak goreng dan harga yang belum stabil ini, cukup dirasakan oleh masyarakat utamanya para pelaku UMKM. Menurut Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Medan ini, sejumlah usaha rumahan menggunakan minyak goreng sebagai bahan baku utama.

Misalnya usaha gorengan, yang sangat bergantung pada minyak goreng. Ketika harga minyak goreng tinggi, praktis biaya produksinya menjadi naik. Sedangkan kalau gorengan itu harga jualnya dinaikkan, otomatis pembeli merosot drastis. “Sehingga UMKM seperti ini cenderung rugi, kalau harga minyak belum stabil seperti sebelumnya,” ujar politisi muda Partai Demokrat ini.

Untuk itu, pihaknya akan segera menyampaikan masalah ini ke Pemko Medan agar ada langkah jangka pendek yang dilakukan pemko. “Kami akan minta operasi pasar minyak goreng di setiap kecamatan terus dilakukan. Harapan saya, operasi pasar menjangkau wilayah lebih luas lagi, dilakukan terus menerus sampai harga benar-benar normal dan barang tidak langka,” papar politisi yang akrab disapa Abror ini.

Selain minyak goreng, masyarakat di Kelurahan Mabar Hilir juga mengeluhkan proses pemilihan beberapa Kepling. Karena ada beberapa Kepling yang direkrut secara tertutup, sehingga Kepling yang diangkat bukanlah representasi dari masyarakat sekitar.

Sementara warga Medan Deli, sangat mengharapkan sekali agar Pemko Medan dapat membangun SMA dan SMK negeri di kecamatan itu. Karena, jika anak mereka ingin bersekolah di negeri, maka mereka harus mendaftar keluar dari Kecamatan Medan Deli.

Warga juga menyampaikan, sejumlah infrastruktur baik jalan, drainase hingga lampu penerangan jalan umum di Kelurahan Mabar Hilir sudah mengalami kerusakan. Untuk itu, warga di sana sangat mengharapkan sekali agar fasilitas infrastruktur yang ada dapat diperbaiki dengan segera. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/