26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

2 Positif Corona dari Grup Berbeda, Peserta Tur Yerussalem Diminta Karantina Diri

DISEMPROT: Petugas dari PMI Sumut menyemprotkan disinfektan di ruangan Masjid Agung Medan, sebelum pelaksanaan Salat Jumat (20/3).
DISEMPROT: Petugas dari PMI Sumut menyemprotkan disinfektan di ruangan Masjid Agung Medan, sebelum pelaksanaan Salat Jumat (20/3).

SUMUTPOS.CO – Dua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang didiagnosa positif Corona Virusdisease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara, sama-sama memiliki riwayat perjalanan ke Yerusalem, Israel. Dalam tur wisata religi tersebut, keduanya memiliki kelompok berlainan. Artinya, ada dua grup yang baru pulang dari Yerusalem.

“DUA PDP berlainan rombongan, tapi tujuannya ke Yerusalem. Satu rombongan jumlahnya sekitar 40 orang. Jadi kalau dua kelompok, totalnya berkisar 80 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, melalui Sekretaris Dinas, dr Aris Yudhariansyah, saat ditemui di kantornya, Jumat (20/3).

Penelusuran (tracing) sudah dilakukan terhadap kedua rombongan dimaksud. Dan para peserta tur sudah teridentifikasi. “Kita sudah bentuk tim Relawan Kontak Tracing. Ada 7 kelompok yang terdiri dari Dinkes Sumut, Pramuka, Merc, dan mahasiswa. Tim ini tugasnya mencari dan melacak kontak erat. Selain itu, mengedukasi untuk karantina rumah,” jelasnya.

Sebelum terjun ke lapangan, anggota tim dibekali pelatihan untuk proteksi diri. Misalnya, ketika berkomunikasi agar mengatur jarak, memakai masker, sering mencuci tangan menggunakan hand sanitizer, dan lain sebagainya.

Dia mengimbau kepada peserta tur yang sadar melaporkan dirinya, untuk melakukan karantina rumah selama 14 hari, terhitung saat pertama kali tiba di Sumut. “Kita harus secepatnya memutus mata rantai penyebaran. Jika membandel, akan disanksi tegas. Sebab jika ini berjalan dengan baik, maka tidak sampai 3 bulan akan mereda,” terangnya, tanpa menjelaskan sanksi tegas dimaksud.

Berdasarkan data milik Dinas Kesehatan Sumut, jumlah Rumah Sakit (RS) sebagai rujukan screening dan isolasi kasus Covid-19 sudah ditetapkan sebanyak 65 RS. Rumah sakit tersebut masing-masing tersebar di Medan 33, Deli Serdang 7, Karo 2, Binjai 5, Langkat 4, Sergai 2, Tebing Tinggi 2, Batubara 1, Asahan 1, Simalungun 3, Balige 1, Labusel 2, Padang Lawas 1, Dairi 1, dan Padangsidimpuan 1.

“Totalnya ada 65 rumah sakit rujukan (screening dan isolasi),” pungkasnya.

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Riadil Akhir Lubis, ketika dihubungi via telepon, mengatakan hal senada. Kata Riadil, Dinkes Sumut terus melakukan penelusuran terhadap rekan-rekan kedua pasien positif Covid 19. “Dinas Kesehatan sedang melakukan penyelidikan epidemiologi. Saat ini masih dalam penelusuran,” ujarnya, Jumat pagi.

Namun, Riadil mengaku belum mendapatkan jumlah pasti berapa banyak rekan 2 positif Covid-19 yang sempat ikut ke Yerusalem. “Untuk menelusurinya kita juga melibatkan kepolisian. Penelusuran ini dilakukan supaya bisa ditangani dengan baik dan paling tidak memperkecil penyebaran,” ucapnya.

Sembari menunggu hasil penelusuran atau penyelidikan epidemiologi, rekan-rekan kedua psien diimbau untuk melaporkan kondisi kesehatannya ke rumah sakit rujukan kasus Covid-19 di Sumut, seperti RSUP Haji Adam Malik, RS USU atau ke RSU Haji Medan.

“Tidak perlu ragu, karena identitasnya tidak akan dipublikasikan. Kita juga imbau teman-temannya atau keluarga terdekat supaya melaporkan kondisi kesehatan ke rumah sakit yang sudah ditunjuk. Hal itu biar bisa diketahui bagaimana sebarannya, sehingga bisa ditangani dengan baik dan rantai penularannya bisa diputus,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, PDP 01 yang sempat dirawat dan diisolasi sebelum meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik (HAM), memiliki riwayat perjalanan ke Yerusalem, dan singgah ke Italia.

Total 36 PDP se-Sumut

Jumlah Pasien Dalam Pemantauan (PDP) kasus Covid-19 di Sumatera Utara, kembali bertambah. Per 20 Maret, jumlah PDP menjadi 36 orang, dari hari sebelumnya sebanyak 19 orang. Data itu berdasarkan data terakhir dari media center posko utama terkait Covid-19.

“Jumlah PDP ada 36 orang yang dirawat di 12 rumah sakit dari 62 rumah sakit yang ditunjuk,” ujar Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis dalam konferensi pers secara live streaming di YouTube milik Humas Sumut, Jumat (20/3) sore.

Selain jumlah PDP yang melonjak, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) juga meningkat signifikan. Dari sebelumnya 53 orang, kini menjadi 205 ODP. Artinya melonjak hampir 3 kali lipat.

“Untuk ODP berjumlah 205, yang isolasi secara mandiri di rumah. Kami meminta isolasi ini dilakukan secara serius untuk memutus rantai penyebaran Covid-19,” sebutnya.

Dikatakannya, meskipun terjadi penambahan jumlah PDP corona, namun pihaknya tetap berharap kepada masyarakat untuk tidak panik dan tenang dalam menghadapinya. “Jangan percaya dengan berita hoaks. Kita Sumut 1 sumber,” katanya.

Dalam konferensi pers yang sama, anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Mayor Laut dr Handoyo mengatakan, saat ini sudah dilakukan persiapan rumah sakit isolasi pasien corona. Yakni rumah sakit di PTPN II, yakni Rumah Sakit GL Tobing yang bisa menampung 60 pasien. “Sumut tak perlu takut dan khawatir. Tanah PTPN II ini sudah terisolasi dari penduduk sekitarnya, dan diyakinkan aman,” katanya.

Dia juga mengingatkan warga di di sekitar PTPN II atau RS GL Tobing untuk mematuhi imbauan untuk tidak mendekati daerah isolasi. Diam dan berkegiatan di rumah, dan tidak berkumpul di sembarang tempat lebih dari 100 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, ODP dan masyarakat lainnya bisa melakukan social distancing (jaga jarak) secara maksimal, untuk menekan laju penyebaran corona. Jika tidak, maka akan terjadi lonjakan yang lebih serius lagi dan memperpanjang masa darurat di Sumut.

“Bagi masyarakat yang berkunjung ke daerah terjangkit, silakan melapor. Kalau tidak, kita tidak akan memutus rantai. Kita akan mendapat PDP yang lebih banyak lagi. Kami berharap bapak ibu menggunakan call centre untuk mendapat penjelasan terbaik,” tukasnya.

Pasien 02 Masih Berat

Mengenai pasien 02 positif Covid-19 yang dirawat di RSUP HAM Medan, hingga kemarin kondisinya masih berat. Perkembangan kondisi kesehatannya belum ada kemajuan.

“(Kondisi) pasien positif Covid-19 masih sama. Masih berat,” ujar Koordinator Penanganan Covid-19 RSUP HAM, dr Ade Rahmaini SpP, Jumat (20/3). Namun Ade tidak menjelaskan kondisi ‘masih berat’ yang dimaksudkannya.

Diutarakan dia, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Adam Malik bertambah menjadi 15 orang. Sebelumnya, masih 11 orang. Dengan bertambahnya jumlah PDP, otomatis jumlah ruangan isolasi ditambah menjadi 14 ruangan, dari sebelumnya hanya 11 ruangan. “Ruang isolasi sudah kita tambah, tapi sekarang sudah full,” tuturnya.

Karena ruangan sudah penuh, dua PDP baru masih dirawat sementara di IGD. “Masih nunggu di IGD karena ruang isolasi penuh,” ucapnya.

Ia berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) segera membuka rumah sakit rujukan lagi untuk tempat isolasi dan perawatan PDP Covid-19.

“Saat ini tenaga medis di ruang isolasi sangat membutuhkan dukungan dan semangat dari masyarakat Sumut. Sebab, dengan banyaknya jumlah PDP yang masuk, tim medis mulai terasa kelelahan. Kerja di ruang isolasi stresnya tinggi. Tim kami juga saat ini sudah mulai terasa lelah. Jadi memang mesti diberikan semangat terus,” tandasnya.

Berdomisili di Binjai Barat

Satu dari dua PDP positif Corona yang dirawat di RSUP HAM Medan (satu sudah meninggal), memiliki KTP di Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat. Warga itu diketahui berusia 51 tahun, dan saat ini berdomisili di Binjai Barat, Kota Binjai.

Wakil Bupati Langkat, Syah Affandin, membenarkan status warganya yang positif corona, ketika dikonfirmasi. “Ada satu warga kita, tapi saya enggak bisa komen. Yang jelas penanganan orang itu diambilalih pihak provinsi. Kami sudah terima edaran nggak bisa kasih komen,” kata dia, Jumat (20/3).

Informasi diperoleh, korban telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Kota Medan sejak 15 Maret 2020 sampai dengan saat ini. Korban ditempatkan di ruang solasi RS Adam Malik dalam pengawasan khusus.

Pasien yang terpapar Covid-19 pascamengikuti wisata rohani ke Yerusalem itu bersama suami dan anaknya.

Sedikitnya, ada 3 warga Selesai Kabupaten Langkat dan satu orang warga Bandar Serapit yang mengikuti wisata rohani dalam rombongan yang sama. Mereka tiba di Indonesia pada 1 Maret 2020 bersama rombongan keluarga.

Sekretaris Dinas Kesehatan Langkat, Ansyari, mengatakan saat ini Dinkes Langkat memantau pihak keluarga si pasien berjumlah enam orang. “Dipantau kesehatannya setiap hari. Yang terkait ke Adam Malik, nama korban pasien tolong mohon dijaga bersama. Setahu saya masih isolasi,” tukasnya. (ris/ted)

DISEMPROT: Petugas dari PMI Sumut menyemprotkan disinfektan di ruangan Masjid Agung Medan, sebelum pelaksanaan Salat Jumat (20/3).
DISEMPROT: Petugas dari PMI Sumut menyemprotkan disinfektan di ruangan Masjid Agung Medan, sebelum pelaksanaan Salat Jumat (20/3).

SUMUTPOS.CO – Dua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang didiagnosa positif Corona Virusdisease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara, sama-sama memiliki riwayat perjalanan ke Yerusalem, Israel. Dalam tur wisata religi tersebut, keduanya memiliki kelompok berlainan. Artinya, ada dua grup yang baru pulang dari Yerusalem.

“DUA PDP berlainan rombongan, tapi tujuannya ke Yerusalem. Satu rombongan jumlahnya sekitar 40 orang. Jadi kalau dua kelompok, totalnya berkisar 80 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, melalui Sekretaris Dinas, dr Aris Yudhariansyah, saat ditemui di kantornya, Jumat (20/3).

Penelusuran (tracing) sudah dilakukan terhadap kedua rombongan dimaksud. Dan para peserta tur sudah teridentifikasi. “Kita sudah bentuk tim Relawan Kontak Tracing. Ada 7 kelompok yang terdiri dari Dinkes Sumut, Pramuka, Merc, dan mahasiswa. Tim ini tugasnya mencari dan melacak kontak erat. Selain itu, mengedukasi untuk karantina rumah,” jelasnya.

Sebelum terjun ke lapangan, anggota tim dibekali pelatihan untuk proteksi diri. Misalnya, ketika berkomunikasi agar mengatur jarak, memakai masker, sering mencuci tangan menggunakan hand sanitizer, dan lain sebagainya.

Dia mengimbau kepada peserta tur yang sadar melaporkan dirinya, untuk melakukan karantina rumah selama 14 hari, terhitung saat pertama kali tiba di Sumut. “Kita harus secepatnya memutus mata rantai penyebaran. Jika membandel, akan disanksi tegas. Sebab jika ini berjalan dengan baik, maka tidak sampai 3 bulan akan mereda,” terangnya, tanpa menjelaskan sanksi tegas dimaksud.

Berdasarkan data milik Dinas Kesehatan Sumut, jumlah Rumah Sakit (RS) sebagai rujukan screening dan isolasi kasus Covid-19 sudah ditetapkan sebanyak 65 RS. Rumah sakit tersebut masing-masing tersebar di Medan 33, Deli Serdang 7, Karo 2, Binjai 5, Langkat 4, Sergai 2, Tebing Tinggi 2, Batubara 1, Asahan 1, Simalungun 3, Balige 1, Labusel 2, Padang Lawas 1, Dairi 1, dan Padangsidimpuan 1.

“Totalnya ada 65 rumah sakit rujukan (screening dan isolasi),” pungkasnya.

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Riadil Akhir Lubis, ketika dihubungi via telepon, mengatakan hal senada. Kata Riadil, Dinkes Sumut terus melakukan penelusuran terhadap rekan-rekan kedua pasien positif Covid 19. “Dinas Kesehatan sedang melakukan penyelidikan epidemiologi. Saat ini masih dalam penelusuran,” ujarnya, Jumat pagi.

Namun, Riadil mengaku belum mendapatkan jumlah pasti berapa banyak rekan 2 positif Covid-19 yang sempat ikut ke Yerusalem. “Untuk menelusurinya kita juga melibatkan kepolisian. Penelusuran ini dilakukan supaya bisa ditangani dengan baik dan paling tidak memperkecil penyebaran,” ucapnya.

Sembari menunggu hasil penelusuran atau penyelidikan epidemiologi, rekan-rekan kedua psien diimbau untuk melaporkan kondisi kesehatannya ke rumah sakit rujukan kasus Covid-19 di Sumut, seperti RSUP Haji Adam Malik, RS USU atau ke RSU Haji Medan.

“Tidak perlu ragu, karena identitasnya tidak akan dipublikasikan. Kita juga imbau teman-temannya atau keluarga terdekat supaya melaporkan kondisi kesehatan ke rumah sakit yang sudah ditunjuk. Hal itu biar bisa diketahui bagaimana sebarannya, sehingga bisa ditangani dengan baik dan rantai penularannya bisa diputus,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, PDP 01 yang sempat dirawat dan diisolasi sebelum meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik (HAM), memiliki riwayat perjalanan ke Yerusalem, dan singgah ke Italia.

Total 36 PDP se-Sumut

Jumlah Pasien Dalam Pemantauan (PDP) kasus Covid-19 di Sumatera Utara, kembali bertambah. Per 20 Maret, jumlah PDP menjadi 36 orang, dari hari sebelumnya sebanyak 19 orang. Data itu berdasarkan data terakhir dari media center posko utama terkait Covid-19.

“Jumlah PDP ada 36 orang yang dirawat di 12 rumah sakit dari 62 rumah sakit yang ditunjuk,” ujar Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis dalam konferensi pers secara live streaming di YouTube milik Humas Sumut, Jumat (20/3) sore.

Selain jumlah PDP yang melonjak, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) juga meningkat signifikan. Dari sebelumnya 53 orang, kini menjadi 205 ODP. Artinya melonjak hampir 3 kali lipat.

“Untuk ODP berjumlah 205, yang isolasi secara mandiri di rumah. Kami meminta isolasi ini dilakukan secara serius untuk memutus rantai penyebaran Covid-19,” sebutnya.

Dikatakannya, meskipun terjadi penambahan jumlah PDP corona, namun pihaknya tetap berharap kepada masyarakat untuk tidak panik dan tenang dalam menghadapinya. “Jangan percaya dengan berita hoaks. Kita Sumut 1 sumber,” katanya.

Dalam konferensi pers yang sama, anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Mayor Laut dr Handoyo mengatakan, saat ini sudah dilakukan persiapan rumah sakit isolasi pasien corona. Yakni rumah sakit di PTPN II, yakni Rumah Sakit GL Tobing yang bisa menampung 60 pasien. “Sumut tak perlu takut dan khawatir. Tanah PTPN II ini sudah terisolasi dari penduduk sekitarnya, dan diyakinkan aman,” katanya.

Dia juga mengingatkan warga di di sekitar PTPN II atau RS GL Tobing untuk mematuhi imbauan untuk tidak mendekati daerah isolasi. Diam dan berkegiatan di rumah, dan tidak berkumpul di sembarang tempat lebih dari 100 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, ODP dan masyarakat lainnya bisa melakukan social distancing (jaga jarak) secara maksimal, untuk menekan laju penyebaran corona. Jika tidak, maka akan terjadi lonjakan yang lebih serius lagi dan memperpanjang masa darurat di Sumut.

“Bagi masyarakat yang berkunjung ke daerah terjangkit, silakan melapor. Kalau tidak, kita tidak akan memutus rantai. Kita akan mendapat PDP yang lebih banyak lagi. Kami berharap bapak ibu menggunakan call centre untuk mendapat penjelasan terbaik,” tukasnya.

Pasien 02 Masih Berat

Mengenai pasien 02 positif Covid-19 yang dirawat di RSUP HAM Medan, hingga kemarin kondisinya masih berat. Perkembangan kondisi kesehatannya belum ada kemajuan.

“(Kondisi) pasien positif Covid-19 masih sama. Masih berat,” ujar Koordinator Penanganan Covid-19 RSUP HAM, dr Ade Rahmaini SpP, Jumat (20/3). Namun Ade tidak menjelaskan kondisi ‘masih berat’ yang dimaksudkannya.

Diutarakan dia, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Adam Malik bertambah menjadi 15 orang. Sebelumnya, masih 11 orang. Dengan bertambahnya jumlah PDP, otomatis jumlah ruangan isolasi ditambah menjadi 14 ruangan, dari sebelumnya hanya 11 ruangan. “Ruang isolasi sudah kita tambah, tapi sekarang sudah full,” tuturnya.

Karena ruangan sudah penuh, dua PDP baru masih dirawat sementara di IGD. “Masih nunggu di IGD karena ruang isolasi penuh,” ucapnya.

Ia berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) segera membuka rumah sakit rujukan lagi untuk tempat isolasi dan perawatan PDP Covid-19.

“Saat ini tenaga medis di ruang isolasi sangat membutuhkan dukungan dan semangat dari masyarakat Sumut. Sebab, dengan banyaknya jumlah PDP yang masuk, tim medis mulai terasa kelelahan. Kerja di ruang isolasi stresnya tinggi. Tim kami juga saat ini sudah mulai terasa lelah. Jadi memang mesti diberikan semangat terus,” tandasnya.

Berdomisili di Binjai Barat

Satu dari dua PDP positif Corona yang dirawat di RSUP HAM Medan (satu sudah meninggal), memiliki KTP di Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat. Warga itu diketahui berusia 51 tahun, dan saat ini berdomisili di Binjai Barat, Kota Binjai.

Wakil Bupati Langkat, Syah Affandin, membenarkan status warganya yang positif corona, ketika dikonfirmasi. “Ada satu warga kita, tapi saya enggak bisa komen. Yang jelas penanganan orang itu diambilalih pihak provinsi. Kami sudah terima edaran nggak bisa kasih komen,” kata dia, Jumat (20/3).

Informasi diperoleh, korban telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Kota Medan sejak 15 Maret 2020 sampai dengan saat ini. Korban ditempatkan di ruang solasi RS Adam Malik dalam pengawasan khusus.

Pasien yang terpapar Covid-19 pascamengikuti wisata rohani ke Yerusalem itu bersama suami dan anaknya.

Sedikitnya, ada 3 warga Selesai Kabupaten Langkat dan satu orang warga Bandar Serapit yang mengikuti wisata rohani dalam rombongan yang sama. Mereka tiba di Indonesia pada 1 Maret 2020 bersama rombongan keluarga.

Sekretaris Dinas Kesehatan Langkat, Ansyari, mengatakan saat ini Dinkes Langkat memantau pihak keluarga si pasien berjumlah enam orang. “Dipantau kesehatannya setiap hari. Yang terkait ke Adam Malik, nama korban pasien tolong mohon dijaga bersama. Setahu saya masih isolasi,” tukasnya. (ris/ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/