23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Bulog Pasok Beras dari DKI dan Sulsel

MEDAN- Produksi padi Sumatera Utara tak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kondisi itu ditambah dengan keengganan petani lokal menjual hasil panen ke pemerintah. Untuk itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) Sumut menambah cadangan beras dari Bulog DKI Jakarta dan Provinsi Sulawesi Selatan.
Bulan ini, Bulog Divre Sumut membeli 8 ribu ton beras dari DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan. Pasokan ini menambah cadangan beras Bulog untuk kebutuhan Sumut menjadi 63.800 ton.

“Bulan ini kami mendapat kiriman beras dari DKI Jakarta 5.000 ton   dan dari Sulawesi Selatan 3.000 ton,” jelas Humas Bulog Sumut Rudy Adin Damanik, Kamis (20/6).

Dia mengemukakan 63.800 ton itu untuk memenuhi kebutuhan beras Sumut 6 bulan ke depan. Sedangkan konsumsi beras Sumut sekitar 10.000 ton per bulan. Rudy Adin menjelaskan beras dari Bulog DKI Jakarta dipasok melalui tiga tahap pengiriman, yaitu sebanyak 384 ton pada akhir Mei, awal Juni ini sebanyak 2.448 ton, dan terakhir 2.204 ton pada pekan depan melalui Pelabuhan Belawan.

Untuk beras dari Provinsi Sulawesi Selatan, sebanyak 3.000 ton, posisi terakhir masih di Pelabuhan Pare-Pare. Beras akan diangkuat dengan pesawat kecil dan dijadwalkan tiba di Pelabuhan Belawan pada pekan ini.

Sementara kebutuhan beras selama 5 bulan pertama tahun ini, Bulog Sumut telah menyalurkan 49.000 ton beras bagi rumah tangga miskin (raskin) yang tersebar di 33 kabupaten dan kota di Sumut. Realisasi penyaluran raskin selama Januari hingga April 2013 telah mencapai 87% dari total target
Sebelumya, petani di Sumatra Utara enggan menjual beras mereka kepada Badan Urusan Logistik karena harga yang ditawarkan Bulog dinilai terlalu rendah dibandingkan dengan biaya produksi.

Petani Sumut lebih memilih menjual beras ke pasar, sehingga pembelian beras lokal oleh Bulog terus menurun. Selama Januari sampai Mei 2013 ini Bulog Divisi Regional I Sumatra Utara hanya berkurang 210 ton dari angka pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan pembelian beras ke petani lokal karena harga beli Bulog belum sesuai harga jual petani di Sumut,” jelas Humas Bulog Sumut Rudy Adin, Rabu (8/5).

Selama Januari-Mei tahun ini, pihaknya hanya membeli 2.894 ton beras petani lokal, turun 3.104 ton dari pembelian 5 bulan pertama tahun lalu. Target pembelian neras lokal pada 2013 sebesar 15.000 ton.

Untuk mengatasi hal itu, pihaknya telah menghusulkan kenaikan harga pembelian beras dari petani menjadi Rp6.900 per kilogram dari harga Rp6.600 per kilogram. “Harga Rp6.600 per kilogram belum sesuai dengan harga jual beras di tingkat petani Sumut, makanya saat ini kami mengusulkan kepada Pemerintah untuk menaikan harga pemeblian beras tersebut,” paparnya.(mag-9)

MEDAN- Produksi padi Sumatera Utara tak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kondisi itu ditambah dengan keengganan petani lokal menjual hasil panen ke pemerintah. Untuk itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) Sumut menambah cadangan beras dari Bulog DKI Jakarta dan Provinsi Sulawesi Selatan.
Bulan ini, Bulog Divre Sumut membeli 8 ribu ton beras dari DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan. Pasokan ini menambah cadangan beras Bulog untuk kebutuhan Sumut menjadi 63.800 ton.

“Bulan ini kami mendapat kiriman beras dari DKI Jakarta 5.000 ton   dan dari Sulawesi Selatan 3.000 ton,” jelas Humas Bulog Sumut Rudy Adin Damanik, Kamis (20/6).

Dia mengemukakan 63.800 ton itu untuk memenuhi kebutuhan beras Sumut 6 bulan ke depan. Sedangkan konsumsi beras Sumut sekitar 10.000 ton per bulan. Rudy Adin menjelaskan beras dari Bulog DKI Jakarta dipasok melalui tiga tahap pengiriman, yaitu sebanyak 384 ton pada akhir Mei, awal Juni ini sebanyak 2.448 ton, dan terakhir 2.204 ton pada pekan depan melalui Pelabuhan Belawan.

Untuk beras dari Provinsi Sulawesi Selatan, sebanyak 3.000 ton, posisi terakhir masih di Pelabuhan Pare-Pare. Beras akan diangkuat dengan pesawat kecil dan dijadwalkan tiba di Pelabuhan Belawan pada pekan ini.

Sementara kebutuhan beras selama 5 bulan pertama tahun ini, Bulog Sumut telah menyalurkan 49.000 ton beras bagi rumah tangga miskin (raskin) yang tersebar di 33 kabupaten dan kota di Sumut. Realisasi penyaluran raskin selama Januari hingga April 2013 telah mencapai 87% dari total target
Sebelumya, petani di Sumatra Utara enggan menjual beras mereka kepada Badan Urusan Logistik karena harga yang ditawarkan Bulog dinilai terlalu rendah dibandingkan dengan biaya produksi.

Petani Sumut lebih memilih menjual beras ke pasar, sehingga pembelian beras lokal oleh Bulog terus menurun. Selama Januari sampai Mei 2013 ini Bulog Divisi Regional I Sumatra Utara hanya berkurang 210 ton dari angka pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan pembelian beras ke petani lokal karena harga beli Bulog belum sesuai harga jual petani di Sumut,” jelas Humas Bulog Sumut Rudy Adin, Rabu (8/5).

Selama Januari-Mei tahun ini, pihaknya hanya membeli 2.894 ton beras petani lokal, turun 3.104 ton dari pembelian 5 bulan pertama tahun lalu. Target pembelian neras lokal pada 2013 sebesar 15.000 ton.

Untuk mengatasi hal itu, pihaknya telah menghusulkan kenaikan harga pembelian beras dari petani menjadi Rp6.900 per kilogram dari harga Rp6.600 per kilogram. “Harga Rp6.600 per kilogram belum sesuai dengan harga jual beras di tingkat petani Sumut, makanya saat ini kami mengusulkan kepada Pemerintah untuk menaikan harga pemeblian beras tersebut,” paparnya.(mag-9)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/