25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

891 Guru di Sumut Terima SK PPPK, Gubsu: Tidak Boleh Guru Mengajar Seenaknya, Tanpa Ilmu

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi resmi melantik dan menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (P3K) kepada 891 guru SMA Negeri dan SMK Negeri se-Sumut.

Penyerahan SK P3K itu, berlangsung di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gurbernur Sumut, Kota Medan, Jumat (21/7) pagi. Dimana ratusan guru yang kini berstatus P3K ini, ditampung menggunakan APBD Sumut pada tahun 2022, lalu.

Edy Rahmayadi berharap kepada ratusan guru ini, mampu mengabadikan diri dengan baik dan profesional. Sehingga menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.

“Guru kita non ASN atau P3K, saya belum tahu kualitas guru ini ya. Memperkuat untuk mengedukasi rakyat-rakyat kita. Saya ingin bertemu seperti ini. Sebagai penyemangat dan mereka harus bisa mendidik murid-murid kita dapatkan murid yang memiliki budi pekerti,” sebut Gubsu kepada wartawan usai acara penyerahan SK P3K Guru itu.

Mantan Pangkostrad itu, menjelaskan masih terdapat ketimpangan guru, baik secara jumlah hingga kualitas, antara di Kota Medan dan di daerah lain di Sumut. Sehingga ini menjadi catatan dan evaluasi untuk pemerataan guru secara kualitas dan jumlah kedepannya.

Edy Rahmayadi mengungkapkan awal menjabat sebagai Gubernur Sumut. Ia memiliki rencana membuat program guru terbang dengan mengajar hingga ke pelosok desa di Sumut. Dengan menyiapkan semua anggaran dalam program tersebut.

“Sangat timpang, kemarin saya bertujuan guru terbang. Dana sudah saya siapkan, khususnya guru-guru eksakta ke Tarutung sana. Guru negeri disana, gurunya satu, muridnya sekian banyak. Tahunya, gurunya setengah-setengah,” jelas Gubernur Sumut.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, mengatakan program guru terbang harus pupus dan tidak berjalan. Karena kehadiran tamu tidak diundang, yakni Covid-19. Sehingga anggaran dialihkan untuk pengendalian Covid-19.

“Karena kehadiran Covid terkendala lah, kedepannya harus dilakukan. Bila terjadi ketimpangan seperti itu, akan menjadi kesulitan kita semua itu,” ujar Gubsu.

Edy Rahmayadi mengungkapkan ingin seluruh anak dan masyarakat dapat merasakan pendidikan dengan kualitas yang baik, secara SDM guru dan infrastuktur.

“Apa lagi, masih zonasi. Saya dulu sekolah SMA Negeri 1 Medan, ada anak Tarutung, ada anak nias. Karena dia tes disini, anak Tarutung pintar, gak bisa masuk disini. Ditutup dengan zonasi,” kata Gubsu.

Edy Rahmayadi juga sudah menginstruksikan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut melakukan evaluasi sistem pendidikan di Sumut. Sehingga perlu ada perbaikan bila masih kurang. Yang sudah baik terus ditingkatkan lebih baik lagi.

“Ini lah saya suruh susun, satu kali. Setiap tahun di evaluasi. Tetapi, jangan dievaluasi tapi kita lihat. Tapi, lihat apa hasil dia mengajar. Yang mana masih bisa kita perbaiki, kita perbaiki. Kita sekolah dia atau kita privat-privat sesuai dengan jurusan. Kalau tidak, minta maaf kita salurkan tempat lain,” sebut Gubsu.

Gubsu meminta guru di Sumut, untuk mengajar sesuai bidangnya dan kemampuannya. Jangan paksakan yang bukan bidang dan kemampuannya.

“Kita tidak boleh paksakan guru mengajar seenaknya, tanpa ilmu. Tadi saya katakan, dapat terbatas, dapat, mampu, dan mahir. Guru itu, harus tahu,” jelas Edy Rahmayadi.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, mengungkapkan jumlah guru ideal di Sumut dari SD, SMP hingga SMA/SMK jumlahnya 24 ribu guru. Ia mengatakan Pemprov Sumut akan terus mengoptimalkan guru secara SDM dan infrastruktur pendidikan.

Sedangkan, kemampuan Pemprov Sumut menampung guru dengan menaikkan status dari honor ke P3K hanya 2 ribu orang.

“Saya usahakan, tergantung dengan keuangan kita. Karena ini, kita harus menganggarkan. 24 ribu (batas ideal) minimal. Hanya 2 ribu kemampuannya kita,” tandas Gubsu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Sumut, Asren Nasution mengatakan jumlah guru mendapatkan SK pengangkatan P3K berjumlah 891 guru.

Pada tahun 2023 ini, Pemprov Sumut akan menyusul untuk rekrutmen P3K sebanyak 1000 orang. Dengan kouta terbesar masih guru dan bidang yang lainnya.

“891 orang, tenaga non guru. Sudah komunikasi kita siapkan 2 ribu guru,” kata Asren dengan singkat kepada wartawan.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi resmi melantik dan menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (P3K) kepada 891 guru SMA Negeri dan SMK Negeri se-Sumut.

Penyerahan SK P3K itu, berlangsung di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gurbernur Sumut, Kota Medan, Jumat (21/7) pagi. Dimana ratusan guru yang kini berstatus P3K ini, ditampung menggunakan APBD Sumut pada tahun 2022, lalu.

Edy Rahmayadi berharap kepada ratusan guru ini, mampu mengabadikan diri dengan baik dan profesional. Sehingga menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.

“Guru kita non ASN atau P3K, saya belum tahu kualitas guru ini ya. Memperkuat untuk mengedukasi rakyat-rakyat kita. Saya ingin bertemu seperti ini. Sebagai penyemangat dan mereka harus bisa mendidik murid-murid kita dapatkan murid yang memiliki budi pekerti,” sebut Gubsu kepada wartawan usai acara penyerahan SK P3K Guru itu.

Mantan Pangkostrad itu, menjelaskan masih terdapat ketimpangan guru, baik secara jumlah hingga kualitas, antara di Kota Medan dan di daerah lain di Sumut. Sehingga ini menjadi catatan dan evaluasi untuk pemerataan guru secara kualitas dan jumlah kedepannya.

Edy Rahmayadi mengungkapkan awal menjabat sebagai Gubernur Sumut. Ia memiliki rencana membuat program guru terbang dengan mengajar hingga ke pelosok desa di Sumut. Dengan menyiapkan semua anggaran dalam program tersebut.

“Sangat timpang, kemarin saya bertujuan guru terbang. Dana sudah saya siapkan, khususnya guru-guru eksakta ke Tarutung sana. Guru negeri disana, gurunya satu, muridnya sekian banyak. Tahunya, gurunya setengah-setengah,” jelas Gubernur Sumut.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, mengatakan program guru terbang harus pupus dan tidak berjalan. Karena kehadiran tamu tidak diundang, yakni Covid-19. Sehingga anggaran dialihkan untuk pengendalian Covid-19.

“Karena kehadiran Covid terkendala lah, kedepannya harus dilakukan. Bila terjadi ketimpangan seperti itu, akan menjadi kesulitan kita semua itu,” ujar Gubsu.

Edy Rahmayadi mengungkapkan ingin seluruh anak dan masyarakat dapat merasakan pendidikan dengan kualitas yang baik, secara SDM guru dan infrastuktur.

“Apa lagi, masih zonasi. Saya dulu sekolah SMA Negeri 1 Medan, ada anak Tarutung, ada anak nias. Karena dia tes disini, anak Tarutung pintar, gak bisa masuk disini. Ditutup dengan zonasi,” kata Gubsu.

Edy Rahmayadi juga sudah menginstruksikan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut melakukan evaluasi sistem pendidikan di Sumut. Sehingga perlu ada perbaikan bila masih kurang. Yang sudah baik terus ditingkatkan lebih baik lagi.

“Ini lah saya suruh susun, satu kali. Setiap tahun di evaluasi. Tetapi, jangan dievaluasi tapi kita lihat. Tapi, lihat apa hasil dia mengajar. Yang mana masih bisa kita perbaiki, kita perbaiki. Kita sekolah dia atau kita privat-privat sesuai dengan jurusan. Kalau tidak, minta maaf kita salurkan tempat lain,” sebut Gubsu.

Gubsu meminta guru di Sumut, untuk mengajar sesuai bidangnya dan kemampuannya. Jangan paksakan yang bukan bidang dan kemampuannya.

“Kita tidak boleh paksakan guru mengajar seenaknya, tanpa ilmu. Tadi saya katakan, dapat terbatas, dapat, mampu, dan mahir. Guru itu, harus tahu,” jelas Edy Rahmayadi.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, mengungkapkan jumlah guru ideal di Sumut dari SD, SMP hingga SMA/SMK jumlahnya 24 ribu guru. Ia mengatakan Pemprov Sumut akan terus mengoptimalkan guru secara SDM dan infrastruktur pendidikan.

Sedangkan, kemampuan Pemprov Sumut menampung guru dengan menaikkan status dari honor ke P3K hanya 2 ribu orang.

“Saya usahakan, tergantung dengan keuangan kita. Karena ini, kita harus menganggarkan. 24 ribu (batas ideal) minimal. Hanya 2 ribu kemampuannya kita,” tandas Gubsu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Sumut, Asren Nasution mengatakan jumlah guru mendapatkan SK pengangkatan P3K berjumlah 891 guru.

Pada tahun 2023 ini, Pemprov Sumut akan menyusul untuk rekrutmen P3K sebanyak 1000 orang. Dengan kouta terbesar masih guru dan bidang yang lainnya.

“891 orang, tenaga non guru. Sudah komunikasi kita siapkan 2 ribu guru,” kata Asren dengan singkat kepada wartawan.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/