28.9 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Depot Pertamina di Kualanamu Diserang Teroris

Foto: M Idris/Sumut Pos PT Pertamina MOR I Sumbagut melakukan simulasi operasi keadaan darurat di kantor DPPU Kualanamu, Kamis (20/10). Simulasi ini digelar dalam rangka melatih kesigapan.
Foto: M Idris/Sumut Pos
PT Pertamina MOR I Sumbagut melakukan simulasi operasi keadaan darurat di kantor DPPU Kualanamu, Kamis (20/10). Simulasi ini digelar dalam rangka melatih kesigapan.

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Situasi mencekam terjadi di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Kualanamu milik PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut, di kawasan Bandara Kualanamu Internasional, Kamis (20/10) menjelang siang sekitar pukul 10.00 Wib.

Puluhan orang bersenjata yang merupakan teroris merangsek masuk ke dalam kantor tersebut dan melakukan penyanderaan.

Terdengar letusan senjata api dan ledakan di sarana serta fasilitas Pertamina tersebut. Nyawa para korban yang disandera semakin terancam. Mereka hanya pasrah di bawah todongan senjata api milik pelaku teroris.

Apalagi terlihat tumpahan minyak avtur di mana-mana. Pelaku lalu membakar gedung kantor dan tangki yang ada di depot menggunakan bahan peledak. Sehingga, terdapat korban 6 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Dalam waktu singkat, DPPU Kualanamu dikuasai para pelaku teroris. Para pelaku lantas meminta uang tembusan Rp100 miliar untuk membebaskan para korbannya.

Mengetahui situasi berbahaya ini, General Manager Pertamina MOR I Sumbagut, Romulo Hutapea, melaporkan kepada Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) di kantor Region Pertamina. Tak berselang lama, manajemen MOR I Sumbagut menetapkan keadaan darurat.

Pertamina Pusat yang mendapat kabar melalui Direktur Pemasaran, berkoordinasi dengan Panglima TNI dan Kapolri. Dalam koordinasi itu, akhirnya diputuskan mengirim pasukan pembebasan sandera untuk menangani keadaan darurat tersebut.

Setelah berkoordinasi dengan aparat setempat, pasukan menyusun strategi. Dalam waktu singkat, pasukan berhasil melumpuhkan para pelaku teror tersebut dan kembali menguasai DPPU Kualanamu. Situasi kembali aman.

Namun kondisi itu hanyalah sebuah skenario dari simulasi keadaan darurat yang digelar PT Pertamina MOR I Sumbagut. Simulasi itu dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan.

Senior Analist Field Marketing Retail Pertamina Pusat, Sunaryo mengungkapkan, simulasi tersebut sengaja digelar dengan tujuan untuk melatih kesigapan anggota Pertamina. Mulai dari quick respon (tanggap darurat), sekurity, pegawai kantor DPPU Kualanamu.

“Simulasi ini merupakan level 2 yang melibatkan Pertamina Pusat.

Dalam simulasi tersebut ada sekitar 80 orang dilibatkan. Selain dari anggota Pertamina dan sekurity, kita juga dibantu oleh petugas Damkar dan RS Deli Serdang serta Angkasa Pura,” ujar Sunaryo didampingi Officer Communication and Relations Pertamina MOR I Sumbagut, Arya Yusa Dwicandra di sela-sela simulasi itu.

Dikatakan Arya, pada simulasi itu ada tiga skenario yang dilakukan. Yaitu, penyanderaan, peledakan dan tumpahan minyak. “Jadi, pelaku teroris menyamar sebagai petugas sekurity. Lalu, mereka menyandera pegawai dan kepala kantor DPPU Kualanamu. Mereka meminta uang sebesar Rp100 miliar. Lantaran jumlah uang yang diminta sangat besar dan tidak bisa dipenuhi, sehingga berkoordinasi dengan Pertamina Pusat. Maka dari itu, simulasi ini melibatkan Pertamina Pusat,” jelas Sunaryo.

Dia melanjutkan, selain menyandera, pelaku teroris memang sempat melakukan pembakaran terhadap gedung kantor dan tangki yang ada di depot menggunakan bahan peledak. Sehingga, terdapat korban 6 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.

Namun demikian, sambungnya, pelaku teroris akhirnya bisa dilumpuhkan. Selanjutnya, diserahkan kepada pihak berwajib untuk proses lebih lanjut.

“Simulasi ini merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya. Namun, kebetulan kali ini dilakukan di kantor DPPU Kualanamu. Sebab DPPU Kualanamu merupakan depot terbesar di tingkat Sumatera. Sehingga, perlu dilatih para anggota kita karena melihat tindak terorisme yang merajalela,” pungkas. (ris/ila)

Foto: M Idris/Sumut Pos PT Pertamina MOR I Sumbagut melakukan simulasi operasi keadaan darurat di kantor DPPU Kualanamu, Kamis (20/10). Simulasi ini digelar dalam rangka melatih kesigapan.
Foto: M Idris/Sumut Pos
PT Pertamina MOR I Sumbagut melakukan simulasi operasi keadaan darurat di kantor DPPU Kualanamu, Kamis (20/10). Simulasi ini digelar dalam rangka melatih kesigapan.

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Situasi mencekam terjadi di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Kualanamu milik PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut, di kawasan Bandara Kualanamu Internasional, Kamis (20/10) menjelang siang sekitar pukul 10.00 Wib.

Puluhan orang bersenjata yang merupakan teroris merangsek masuk ke dalam kantor tersebut dan melakukan penyanderaan.

Terdengar letusan senjata api dan ledakan di sarana serta fasilitas Pertamina tersebut. Nyawa para korban yang disandera semakin terancam. Mereka hanya pasrah di bawah todongan senjata api milik pelaku teroris.

Apalagi terlihat tumpahan minyak avtur di mana-mana. Pelaku lalu membakar gedung kantor dan tangki yang ada di depot menggunakan bahan peledak. Sehingga, terdapat korban 6 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Dalam waktu singkat, DPPU Kualanamu dikuasai para pelaku teroris. Para pelaku lantas meminta uang tembusan Rp100 miliar untuk membebaskan para korbannya.

Mengetahui situasi berbahaya ini, General Manager Pertamina MOR I Sumbagut, Romulo Hutapea, melaporkan kepada Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) di kantor Region Pertamina. Tak berselang lama, manajemen MOR I Sumbagut menetapkan keadaan darurat.

Pertamina Pusat yang mendapat kabar melalui Direktur Pemasaran, berkoordinasi dengan Panglima TNI dan Kapolri. Dalam koordinasi itu, akhirnya diputuskan mengirim pasukan pembebasan sandera untuk menangani keadaan darurat tersebut.

Setelah berkoordinasi dengan aparat setempat, pasukan menyusun strategi. Dalam waktu singkat, pasukan berhasil melumpuhkan para pelaku teror tersebut dan kembali menguasai DPPU Kualanamu. Situasi kembali aman.

Namun kondisi itu hanyalah sebuah skenario dari simulasi keadaan darurat yang digelar PT Pertamina MOR I Sumbagut. Simulasi itu dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan.

Senior Analist Field Marketing Retail Pertamina Pusat, Sunaryo mengungkapkan, simulasi tersebut sengaja digelar dengan tujuan untuk melatih kesigapan anggota Pertamina. Mulai dari quick respon (tanggap darurat), sekurity, pegawai kantor DPPU Kualanamu.

“Simulasi ini merupakan level 2 yang melibatkan Pertamina Pusat.

Dalam simulasi tersebut ada sekitar 80 orang dilibatkan. Selain dari anggota Pertamina dan sekurity, kita juga dibantu oleh petugas Damkar dan RS Deli Serdang serta Angkasa Pura,” ujar Sunaryo didampingi Officer Communication and Relations Pertamina MOR I Sumbagut, Arya Yusa Dwicandra di sela-sela simulasi itu.

Dikatakan Arya, pada simulasi itu ada tiga skenario yang dilakukan. Yaitu, penyanderaan, peledakan dan tumpahan minyak. “Jadi, pelaku teroris menyamar sebagai petugas sekurity. Lalu, mereka menyandera pegawai dan kepala kantor DPPU Kualanamu. Mereka meminta uang sebesar Rp100 miliar. Lantaran jumlah uang yang diminta sangat besar dan tidak bisa dipenuhi, sehingga berkoordinasi dengan Pertamina Pusat. Maka dari itu, simulasi ini melibatkan Pertamina Pusat,” jelas Sunaryo.

Dia melanjutkan, selain menyandera, pelaku teroris memang sempat melakukan pembakaran terhadap gedung kantor dan tangki yang ada di depot menggunakan bahan peledak. Sehingga, terdapat korban 6 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.

Namun demikian, sambungnya, pelaku teroris akhirnya bisa dilumpuhkan. Selanjutnya, diserahkan kepada pihak berwajib untuk proses lebih lanjut.

“Simulasi ini merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya. Namun, kebetulan kali ini dilakukan di kantor DPPU Kualanamu. Sebab DPPU Kualanamu merupakan depot terbesar di tingkat Sumatera. Sehingga, perlu dilatih para anggota kita karena melihat tindak terorisme yang merajalela,” pungkas. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/