26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Polemik Keberadaan Pembatas Jalan di Jalan Karya Wisata, Warga Johor Kembali Berdemo

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Forum Masyarakat Johor Menggugat (FMJM) menggelar aksi penolakan, Selasa (20/12). Mereka mengumpulkan tanda tangan petisi dari warga yang menolak median jalan. Aksi itu mendapat simpati dari mayoritas warga, pedagang, hingga ojek online.

Mereka merasakan betul dampak median jalan. Hanya beberapa menit berlangsung, petisi ditandangani lebih dari 100 warga. Para pengendara bahkan rela berhenti untuk menandatangani petisi itu, Warga mendesak, Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution mengambil tindakan untuk segera membongkar median jalan yang dibangun belum lama ini.

Selain aksi penolakan, petisi penandatanganan penolakan terhadap median Jalan Karya Wisata juga bergulir secara online. Di laman change.org, petisi penolakan sudah ditandatangani 2.544 orang terpantau pada pukul 15.55 WIB.

FMJM menilai, kebijakan pemasangan median jalan di Karya Wisata adalah proyek gagal Pembangunan senilai Rp4 miliar itu malah membuat masyarakat semakin kesulitan untuk beraktifitas.

Gumilar Aditya Nugroho, Koordinator FMJM mengatakan, proyek median jalan ini minim kajian. Sebab, proyek hanya untuk menghabiskan anggaran jelang akhir tahun.”Warga menilai proyek ini gagal. Karena kita melihat, tidak ada analisa keijakan ini,” kata Gumilar.

Dia mendesak Bobby mengevaluasi dan segera membongkar median jalan itu. “Kami ingin proyek ini dihentikan. Median jalan harus dibongkar,” tukas Gumilar.

Wali Kota Bobby sudah berkomentar soal median jalan itu. Kata dia, tujuannya untuk menertibkan lalu lintas. Bobby pun terkesan menyalahkan masyarakat yang beraktivitas dan memakan badan jalan.

“Di sana banyak terdapat aktivitas ekonomi masyarakat, namun minim kesadaran kita untuk sama-sama menjaga ketertiban lalu lintas. Jadi, harapan kita dengan dibuatnya  pembatas jalan ini dapat memahami apa yang menjadi tanggung jawab kita dan mengikuti aturan yang ada. Jangan berjualan di pinggir jalan menuju ke tengah jalan,” kata Bobby.

Perlu diketahui, sebelum ada median jalan, kemacetan memang sering terjadi di sejumlah titik. Mulai dari pertigaan Jalan Karya Kasih-Karya Wisata. Kemudian, pertigaan Jalan Karya Wisata-AH Nasution. Namun kemacetan terjadi saat jam sibuk, yakni saat pagi dan waktu orang hendak pulang kerja saat petang.

Saat ini, pada jam sibuk, kemacetan terjadi di pertigaan Karya Wisata-AH Nasution dan di depan Cadika. Karena orang terpaksa memutar kendaraannya ke arah berlawanan dari titik ini. (idn/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Forum Masyarakat Johor Menggugat (FMJM) menggelar aksi penolakan, Selasa (20/12). Mereka mengumpulkan tanda tangan petisi dari warga yang menolak median jalan. Aksi itu mendapat simpati dari mayoritas warga, pedagang, hingga ojek online.

Mereka merasakan betul dampak median jalan. Hanya beberapa menit berlangsung, petisi ditandangani lebih dari 100 warga. Para pengendara bahkan rela berhenti untuk menandatangani petisi itu, Warga mendesak, Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution mengambil tindakan untuk segera membongkar median jalan yang dibangun belum lama ini.

Selain aksi penolakan, petisi penandatanganan penolakan terhadap median Jalan Karya Wisata juga bergulir secara online. Di laman change.org, petisi penolakan sudah ditandatangani 2.544 orang terpantau pada pukul 15.55 WIB.

FMJM menilai, kebijakan pemasangan median jalan di Karya Wisata adalah proyek gagal Pembangunan senilai Rp4 miliar itu malah membuat masyarakat semakin kesulitan untuk beraktifitas.

Gumilar Aditya Nugroho, Koordinator FMJM mengatakan, proyek median jalan ini minim kajian. Sebab, proyek hanya untuk menghabiskan anggaran jelang akhir tahun.”Warga menilai proyek ini gagal. Karena kita melihat, tidak ada analisa keijakan ini,” kata Gumilar.

Dia mendesak Bobby mengevaluasi dan segera membongkar median jalan itu. “Kami ingin proyek ini dihentikan. Median jalan harus dibongkar,” tukas Gumilar.

Wali Kota Bobby sudah berkomentar soal median jalan itu. Kata dia, tujuannya untuk menertibkan lalu lintas. Bobby pun terkesan menyalahkan masyarakat yang beraktivitas dan memakan badan jalan.

“Di sana banyak terdapat aktivitas ekonomi masyarakat, namun minim kesadaran kita untuk sama-sama menjaga ketertiban lalu lintas. Jadi, harapan kita dengan dibuatnya  pembatas jalan ini dapat memahami apa yang menjadi tanggung jawab kita dan mengikuti aturan yang ada. Jangan berjualan di pinggir jalan menuju ke tengah jalan,” kata Bobby.

Perlu diketahui, sebelum ada median jalan, kemacetan memang sering terjadi di sejumlah titik. Mulai dari pertigaan Jalan Karya Kasih-Karya Wisata. Kemudian, pertigaan Jalan Karya Wisata-AH Nasution. Namun kemacetan terjadi saat jam sibuk, yakni saat pagi dan waktu orang hendak pulang kerja saat petang.

Saat ini, pada jam sibuk, kemacetan terjadi di pertigaan Karya Wisata-AH Nasution dan di depan Cadika. Karena orang terpaksa memutar kendaraannya ke arah berlawanan dari titik ini. (idn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/