30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sering Mengigau Minta Ampun

Kepada Birong, SA mengaku sering direndam di kolam hanya karena masalah sepele. “Bahkan SA minta agar tinggal bersama Sibirong saja. Birong pun iba, tapi tak berani berbuat apa-apa karena bukan anaknya,” bebernya.

Saat Yusma menjemput SA, saat itulah Birong menyaksikan langsung kalau Yusma menyiksa anak kandungnya itu. Yusma marah karena SA tak mau diajak pulang. “Saya sempat melerai dan menghalangi. Tapi Yusma tak peduli, ditamparnya, diseretnya SA hingga menjerit-jerit,” ungkapnya lagi.

Keesokan harinya, Yusma mendatangi rumah Birong untuk meminta pertolongan. Entah apa yang telah diperbuat Yusma hingga SA tak sadarkan diri. “Jadi datanglah si Yusma minta tolong, karena SA pingsan. Marah lah si Birong. Matikan saja anak mu itu, kuadukan kau nanti ke toke mu, kata Birong. Tidak jadilah dia meminta pertolongan Birong untuk membawa SA ke Puskesman,” ceritanya.

Karena panik, Yusma kemudian membawa SA ke rumah bosnya, Aldar. Yusma berharap dapat dibantu uang untuk membawa anak itu ke rumah sakit. “Saat itu istri bosnya curiga, kok kepala si anak ini banyak lebam, sudah seperti semangka busuk. Dari situlah mereka ditanyai apa yang diperbuat Yusma kepada SA. Barulah datang Polisi. Istri Aldar melapor,” ungkapnya.

Dibawalah SA ke Puskesmas terdekat, di Aek Haruayah. Baru tiga hari kemudian SA di bawa ke Padang Sidempuan. “Barulah dirujuk ke RS Adam Malik, kami berangkat Selasa (16/1) malam. Tiba di Adam Malik Rabu (17/1) pagi. Di sini diperiksa kepala SA dalam keadaan koma. Katanya ada gumpalan darah di kepala anak kami ini,” ucapnya lirih.

Selama dalam perawatan, SA yang tak sadarkan diri mengigau, minta tolong, alam bawah sadarnya menurut Buchori masih menggambarkan pedihnya penganiayaan itu. “Jadi selama di rumah sakit dia mengigau minta ampun, minta tolong, begitulah pedihnya dia dipukuli emaknya,” pungkas Buchori.

Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpaw mengaku sudah menindaklanjuti kasus ini. “Informasi sementara dari Kapolsek, korban sering menangis karena ayah tiri korban yang sering mabuk-mabukan, melakukan tindak kekerasan terhadap korban,” ujar Kapoldasu.

Kepolisian juga telah melakukan penyelidikan hingga menetapkan ibu kandung korban, Yusma Adalina dan ayah tiri korban, Aldi Pratama sebagai tersangka. “Seorang tersangka sudah diamankan dan sudah diperiksa. Ayah tiri korban masih dalam tahap pencarian untuk dapat dilakukan penangkapan dan pemeriksaan terhadap tersangka. Tersangka dikenakan Pasal 80 ayat (4) jo 76 huruf C Undang-Undnag RI Nomor 35 tahun 201, ” tambah Kapoldasu.

Kepada Birong, SA mengaku sering direndam di kolam hanya karena masalah sepele. “Bahkan SA minta agar tinggal bersama Sibirong saja. Birong pun iba, tapi tak berani berbuat apa-apa karena bukan anaknya,” bebernya.

Saat Yusma menjemput SA, saat itulah Birong menyaksikan langsung kalau Yusma menyiksa anak kandungnya itu. Yusma marah karena SA tak mau diajak pulang. “Saya sempat melerai dan menghalangi. Tapi Yusma tak peduli, ditamparnya, diseretnya SA hingga menjerit-jerit,” ungkapnya lagi.

Keesokan harinya, Yusma mendatangi rumah Birong untuk meminta pertolongan. Entah apa yang telah diperbuat Yusma hingga SA tak sadarkan diri. “Jadi datanglah si Yusma minta tolong, karena SA pingsan. Marah lah si Birong. Matikan saja anak mu itu, kuadukan kau nanti ke toke mu, kata Birong. Tidak jadilah dia meminta pertolongan Birong untuk membawa SA ke Puskesman,” ceritanya.

Karena panik, Yusma kemudian membawa SA ke rumah bosnya, Aldar. Yusma berharap dapat dibantu uang untuk membawa anak itu ke rumah sakit. “Saat itu istri bosnya curiga, kok kepala si anak ini banyak lebam, sudah seperti semangka busuk. Dari situlah mereka ditanyai apa yang diperbuat Yusma kepada SA. Barulah datang Polisi. Istri Aldar melapor,” ungkapnya.

Dibawalah SA ke Puskesmas terdekat, di Aek Haruayah. Baru tiga hari kemudian SA di bawa ke Padang Sidempuan. “Barulah dirujuk ke RS Adam Malik, kami berangkat Selasa (16/1) malam. Tiba di Adam Malik Rabu (17/1) pagi. Di sini diperiksa kepala SA dalam keadaan koma. Katanya ada gumpalan darah di kepala anak kami ini,” ucapnya lirih.

Selama dalam perawatan, SA yang tak sadarkan diri mengigau, minta tolong, alam bawah sadarnya menurut Buchori masih menggambarkan pedihnya penganiayaan itu. “Jadi selama di rumah sakit dia mengigau minta ampun, minta tolong, begitulah pedihnya dia dipukuli emaknya,” pungkas Buchori.

Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpaw mengaku sudah menindaklanjuti kasus ini. “Informasi sementara dari Kapolsek, korban sering menangis karena ayah tiri korban yang sering mabuk-mabukan, melakukan tindak kekerasan terhadap korban,” ujar Kapoldasu.

Kepolisian juga telah melakukan penyelidikan hingga menetapkan ibu kandung korban, Yusma Adalina dan ayah tiri korban, Aldi Pratama sebagai tersangka. “Seorang tersangka sudah diamankan dan sudah diperiksa. Ayah tiri korban masih dalam tahap pencarian untuk dapat dilakukan penangkapan dan pemeriksaan terhadap tersangka. Tersangka dikenakan Pasal 80 ayat (4) jo 76 huruf C Undang-Undnag RI Nomor 35 tahun 201, ” tambah Kapoldasu.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/