30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

4 RS di Medan Jadi Rujukan Penanganan Stroke, Bobby Ajak RS Lain Berkolaborasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Empat rumah sakit (RS) di Kota Medan dicanangkan sebagai rujukan penanganan stroke. Keempatnya yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM), RS Haji Medan dan RSU Bunda Thamrin.

PENCANANGAN ini dilakukan langsung oleh direksi keempat RS bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution di RSUD dr Pirngadi Medan, Sabtu (19/3). Dalam sambutannya Bobby menyampaikan, Pemko Medan selaku pelayan masyarakat akan hadir untuk memberikan sosialisasi dan treatment terkait penanganan penyakit stroke.

“Stroke ini tingkat bahayanya tinggi, selain kematian ada juga efek kecacatan,” katanya.

Namun begitu, menurut Bobby, dengan tingginya aktivitas masyarakat di Kota Medan, serta padatnya jumlah penduduk dan aktivitas lalu lintas, empat RS yang menjadi rujukan penanangan stroke tentu akan masih kurang dalam mengcover seluruh wilayah kota. Karena itu dia berharap, kedepannya keempat RS ini dapat juga mengajak RS lainnya untuk pelayanan yang lebih luas lagi. “Apalagi rentang waktu untuk penanganan stroke yang efektif itu (harus) di bawah 4,5 jam,” ujarnya.

Bobby juga berharap dalam menghindari penyakit stroke, masyarakat perlu terus menjalankan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga. “Sebagai kota besar, kesadaran akan kesehatan ini tentu berbanding terbalik dengan yang terjadi sehari-hari. Atas nama Pemko Medan, saya menetapkan pencanangan penanganan stroke akut di Kota Medan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Cabang Medan yang juga Ketua Panitia Pencanangan, dr Muhammad Yusuf SpS menyampaikan, tujuan pencanangan ini sebagai gerakan pengurangan kecacatan akibat stroke. “Karena berdasarkan Riskedas (Riset Kesehatan Dasar), selain kematian, stroke ini juga menyebabkan angka kecacatan yang sangat tinggi,” ungkapnya.

Yusuf menyebutkan, dalam penanganannya yang ideal, stroke akut harus ditangani kurang dari 4,5 jam. Berangkat dari hal tersebut, pencanangan terhadap empat RS ini dilakukan, dan dalam target dua tahun bisa menjangkau 10 RS di Medan. “Karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, tenaga kesehatan, PKK, kegiatan penyuluhan dan lain-lain. Di samping itu, membentuk komunitas yang melibatkan seluruh elemen masyarakat mendorong pola hidup sehat. Sebab, masih ada beberapa kendala dalam menangani stroke, pertama alat transportasi untuk menjemput pasien dengan waktu kurang dari 4,5 jam, biaya dan pengembangan type RS,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Sumut dr Syaiful Sitompul menyatakan, program ini perlu dikawal. Artinya, saat ini ada empat RS lalu disebarkan menjadi 10 RS supaya pelayanan dapat merata. “Karena (penanganan stroke) cepat, hanya 4,5 jam dan angka kematian dan kecacatan cukup tinggi. Jadi 10 RS sudah pas, kemudian dikembangkan ke wilayah tingkat provinsi,” tuturnya. (ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Empat rumah sakit (RS) di Kota Medan dicanangkan sebagai rujukan penanganan stroke. Keempatnya yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM), RS Haji Medan dan RSU Bunda Thamrin.

PENCANANGAN ini dilakukan langsung oleh direksi keempat RS bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution di RSUD dr Pirngadi Medan, Sabtu (19/3). Dalam sambutannya Bobby menyampaikan, Pemko Medan selaku pelayan masyarakat akan hadir untuk memberikan sosialisasi dan treatment terkait penanganan penyakit stroke.

“Stroke ini tingkat bahayanya tinggi, selain kematian ada juga efek kecacatan,” katanya.

Namun begitu, menurut Bobby, dengan tingginya aktivitas masyarakat di Kota Medan, serta padatnya jumlah penduduk dan aktivitas lalu lintas, empat RS yang menjadi rujukan penanangan stroke tentu akan masih kurang dalam mengcover seluruh wilayah kota. Karena itu dia berharap, kedepannya keempat RS ini dapat juga mengajak RS lainnya untuk pelayanan yang lebih luas lagi. “Apalagi rentang waktu untuk penanganan stroke yang efektif itu (harus) di bawah 4,5 jam,” ujarnya.

Bobby juga berharap dalam menghindari penyakit stroke, masyarakat perlu terus menjalankan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga. “Sebagai kota besar, kesadaran akan kesehatan ini tentu berbanding terbalik dengan yang terjadi sehari-hari. Atas nama Pemko Medan, saya menetapkan pencanangan penanganan stroke akut di Kota Medan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Cabang Medan yang juga Ketua Panitia Pencanangan, dr Muhammad Yusuf SpS menyampaikan, tujuan pencanangan ini sebagai gerakan pengurangan kecacatan akibat stroke. “Karena berdasarkan Riskedas (Riset Kesehatan Dasar), selain kematian, stroke ini juga menyebabkan angka kecacatan yang sangat tinggi,” ungkapnya.

Yusuf menyebutkan, dalam penanganannya yang ideal, stroke akut harus ditangani kurang dari 4,5 jam. Berangkat dari hal tersebut, pencanangan terhadap empat RS ini dilakukan, dan dalam target dua tahun bisa menjangkau 10 RS di Medan. “Karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, tenaga kesehatan, PKK, kegiatan penyuluhan dan lain-lain. Di samping itu, membentuk komunitas yang melibatkan seluruh elemen masyarakat mendorong pola hidup sehat. Sebab, masih ada beberapa kendala dalam menangani stroke, pertama alat transportasi untuk menjemput pasien dengan waktu kurang dari 4,5 jam, biaya dan pengembangan type RS,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Sumut dr Syaiful Sitompul menyatakan, program ini perlu dikawal. Artinya, saat ini ada empat RS lalu disebarkan menjadi 10 RS supaya pelayanan dapat merata. “Karena (penanganan stroke) cepat, hanya 4,5 jam dan angka kematian dan kecacatan cukup tinggi. Jadi 10 RS sudah pas, kemudian dikembangkan ke wilayah tingkat provinsi,” tuturnya. (ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/