“Saat ini kami sedang membuat Integrated Tourism Master Plan, realisasi dimulai Mei mendatang, dengan dana hibah Bank Dunia. Rencana induk kawasan Toba ini, akan memetakan keunggulan di tiap kabupaten, dan mengintegrasikan infrastruktur yang ada,” imbuhnya.
Basar juga mengaku, tugas jangka pendek dan jangka menengah pihaknya sedang dikebut, apalagi Indonesia didaulat sebagai tuan rumah pertemuan tahunan World Bank-IMF pada 2018. Dalam acara ini, akan hadir menteri keuangan dan gubernur bank sentral 180 negara di dunia. “Dari 20.000 peserta diharapkan ada 2.000 sampai 3.000 orang yang bisa ikut postour ke Danau Toba. Jadi tahun depan Sumut harus siap menyambut peserta pertemuan akbar itu. Kapal-kapal penyeberangan harus ditambah, SDM juga harus dilatih,” katanya.
Saat ini tugas pemasarannya masih membantu grand design yang dilakukan pemerintah pusat. Nanti setelah kawasan Sibisa direalisasikan sebagai Nusa Duanya Toba, maka BPODT berkantor di kawasan itu.
Untuk mempromosikan kawasan Danau Toba, setiap kabupaten tahun ini menggelar festival, seperti Festival Gondang Sabangunan (Humbahas), Karnaval Pesona Danau Toba (Tobasa), Pesta Oang-oang (Pakpak Bharat). Selain itu ada Pesta Budaya Njuah-njuah (Dairi), Pesta Rondang Bittang (Simalungun), Festival Danau Toba, International Toba Kayak Marathon (Tobasa), Sport Tourism Paralayang (Tapanuli Utara), dan Toba Granfondo dan Toba Trail Run 2017. Jadwal lainnya, Toba Nauli Photo Contest & Exhibition, serta Toba Rock dan Samosir Jazz Seasons. (bbs/saz)