BELAWAN, SUMUTPOS.CO- Praktek penyelundupan berbagai jenis barang impor lewat kapal Pelni KM Kelud, sepertinya tak mampu untuk dicegah. Pasalnya, hingga kini aktivitas masuknya barang mewah impor ilegal dari Batam tujuan ke Pelabuhan Belawan, masih terus berlangsung.
Dari amatan Sumut Pos, Minggu (21/6) kemarin, kapal motor penumpang dikelola oleh perusahaan BUMN ini sebelumnya bertolak dari pelabuhan laut di Batam, dan sandar di Belawan hanya menurunkan sekitar ratusan orang penumpang.Kapal berbadan lebar dengan kapasitas tampung 2.600 seat, tampak lebih didominasi barang-barang milik para pebisnis asal Medan.
Kondisi seperti inipun kerap dimanfaatkan oknum-oknum petugas di pelabuhan untuk mengambil keuntungan. “Untuk permainan barang impor dari KM Kelud seperti ini sudah lama berlangsung, semua petugas di pelabuhan juga sudah tahu. Bukan rahasia umum lagi,” ucap JS Manurung, seorang pekerja di Pelabuhan Belawan.
Berbagai jenis barang milik pebisnis yang diangkut KM Kelud dari Batam tujuan Belawan, dalam proses permainannya dengan menggunakan modus mencampurkan barang bawaan yang memiliki dokumen (manifest) resmi. Padahal, jika dilakukan pemeriksaan dan pencacahan ulang, maka barang-barang terlarang seperti miras impor, rokok dan lainnya diduga tanpa cukai akan ditemukan.”Beberapa bulan lalu petugas Bea Cukai sempat melakukan pemeriksaan, saat itu ditemukan miras dan rokok impor tanpa cukai. Tapi, upaya pencegahan tersebut sekarang tidak lagi dilakukan,” ungkapnya.
Kepala Seksi Pencegah dan Penindakan Kantor Pelayanan Bea Cukai Belawan, Rizky saat dihubungi terkait sistem pengawasan atas masuknya barang impor dengan modus memanfaatkan jasa KM Kelud, belum mau menjawab. (rul/ila)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO- Praktek penyelundupan berbagai jenis barang impor lewat kapal Pelni KM Kelud, sepertinya tak mampu untuk dicegah. Pasalnya, hingga kini aktivitas masuknya barang mewah impor ilegal dari Batam tujuan ke Pelabuhan Belawan, masih terus berlangsung.
Dari amatan Sumut Pos, Minggu (21/6) kemarin, kapal motor penumpang dikelola oleh perusahaan BUMN ini sebelumnya bertolak dari pelabuhan laut di Batam, dan sandar di Belawan hanya menurunkan sekitar ratusan orang penumpang.Kapal berbadan lebar dengan kapasitas tampung 2.600 seat, tampak lebih didominasi barang-barang milik para pebisnis asal Medan.
Kondisi seperti inipun kerap dimanfaatkan oknum-oknum petugas di pelabuhan untuk mengambil keuntungan. “Untuk permainan barang impor dari KM Kelud seperti ini sudah lama berlangsung, semua petugas di pelabuhan juga sudah tahu. Bukan rahasia umum lagi,” ucap JS Manurung, seorang pekerja di Pelabuhan Belawan.
Berbagai jenis barang milik pebisnis yang diangkut KM Kelud dari Batam tujuan Belawan, dalam proses permainannya dengan menggunakan modus mencampurkan barang bawaan yang memiliki dokumen (manifest) resmi. Padahal, jika dilakukan pemeriksaan dan pencacahan ulang, maka barang-barang terlarang seperti miras impor, rokok dan lainnya diduga tanpa cukai akan ditemukan.”Beberapa bulan lalu petugas Bea Cukai sempat melakukan pemeriksaan, saat itu ditemukan miras dan rokok impor tanpa cukai. Tapi, upaya pencegahan tersebut sekarang tidak lagi dilakukan,” ungkapnya.
Kepala Seksi Pencegah dan Penindakan Kantor Pelayanan Bea Cukai Belawan, Rizky saat dihubungi terkait sistem pengawasan atas masuknya barang impor dengan modus memanfaatkan jasa KM Kelud, belum mau menjawab. (rul/ila)