25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Pedagang Musiman Picu Kemacetan

PEDAGANG MUSIMAN: Pedagang makanan berbuka puasa (takjil) melayani pembeli di Jalan Barito Kecamatan Medan Polonia, belum lama ini. Para pedagang musiman ini sering memicu kemacetan di sejumlah ruas jalan di Kota Medan.
PEDAGANG MUSIMAN:
Pedagang makanan berbuka puasa (takjil) melayani pembeli di Jalan Barito Kecamatan Medan Polonia, belum lama ini. Para pedagang musiman ini sering memicu kemacetan di sejumlah ruas jalan di Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Datangnya Bulan Suci Ramadan disambut suka cita oleh hampir seluruh masyarakat Kota Medan, khususnya umat Islam. Aktifitas masyarakat di Bulan Suci Ramadan ini pun mengalami peningkatan.

Apalagi, banyak pedagang musiman yang bermunculan hampir di sudut-sudut kota. Akibatnya, masyarakat tumpah ruah dan kemacetan tidak dapat dihindarkan.

Khususnya pada saat jam sibuk ketika masyarakat pulang bekerja berkisar antara pukul 17.00 hingga 18.00 WIB. Sehingga pada jam sibuk seperti itu, masyarakat yang tumpah ruah mencari hidangan berbuka akan berbenturan sehingga ruas jalan semakin menimbulkan kemacetan.

Pantauan Sumut Pos pada hari pertama dan kedua Ramadan, ruas-ruas jalan seperti Jalan Setia Budi, Jalan Prof HM Yamin, Jalan Hindu, Jalan Gatot Subroto, Jalan Dr Manysur, selalu mengalami kemacetan, khususnya saat menanti wajtu berbuka puasa.

Sepertinya, hal ini tidak diantisipasi dengan baik oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan yang bertanggung jawab mengurai kemacetan. Sebab, hampir di titik-titik macet tersebut tidak terlihat adanya petugas Dishub.

Pengamat Tata Kota, Hendy Bhakti Alamsyah menyayangkan peristiwa ini terjadi. Menurutnya, kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kali. “Seharusnya ini bisa diantisipasi, tapi kenyataannya tindakan antisipasi itu tidak terlihat. Berarti Dishub tidak mampu mengurai kemacetan,” ujarnya kepada Sumut Pos, Minggu (21/6).

Diakuinya, banyak masyarakat yang memanfaatkan bulan suci Ramadan untuk meraup rezeki yakni dengan cara menjadi pedagang musiman. Namun, dia menilai itu adalah sebuah kewajaran, mengingat daya beli masyarakat mengalami peningkatan selama Bulan Ramadan.

Akademisi dari Universitas Pancabudi (Unpab) itu menyayangkan tidak adanya personel Dishub Medan yang membantu mengurai kemacetan khususnya pada titik-titik rawan kemacetan selama bulan Ramadan.

Bahkan, Hendy meyakini titik kemacetan bertambah selama bulan Ramadan mengingat pertumbuhan pedagang musiman juga meningkat. “Apasalahnya Dishub menempatkan personilnya, menjelang berbuka ruas jalan mengalami kemacetan, karena setiap orang ingin cepat-cepat pulang kerumah agar dapat berbuka puasa dengan keluarga,”jelasnya.

Apabila Dishub Medan melakukan rekayasa lalu lintas, dia memprediksi hal itu tidak akan berjalan dengan mulus. Karena, melakukan rekayasa lalu lintas hanya akan memindahkan titik kemacetan dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

“Bulan Ramadan ini hanya satu bulan, kenapa tidak bisa diantisipasi dengan baik. Kasihan orang yang hendak pulang kerumah untuk mengejar berbuka puasa, dan terhalang oleh kemacetan,”bebernya.

Kepala Dishub Medan, Renward Parapat yang dikonfirmasi mengakui munculnya serta menjamurnya pedagang musiman selama bulan Ramadan membuat ruas jalan menimbulkan kemacetan.

Untuk itu, dia berharap agar pedagang musiman itu tidak berjualan sampai kebadan jalan. “Lebih kepinggir jualannya, dan kemudian hindari menjual dari atas kendaraan karena itu juga akan menimbulkan kemacetan,”ujar Renward.

Mantan Sekretaris Dishub Sumut itu membantah bahwa pihaknya tidak menempatkan personel untuk membantu mengurai kemacetan pada saat jam sibuk.  “Kita sudah instruksikan anggota melakukan penjagaan lalin dan pengaturan parkir,” lanjutnya.

Dijelaskannya, ketika akhir pekan, anggotanya hanya akan berjaga pada posko yang telah dipersiapakan. Sedangkan untuk masalah traffict light (TL), dia mengklaim jajarannya selalu melakukan monitoring sehingga ketika ada TL yang padam, teknisi langsung cepat bertindak. “Kecuali ada TL yang sengaja dimatikan oleh pihak kepolisian,” katanya.(dik/adz)

PEDAGANG MUSIMAN: Pedagang makanan berbuka puasa (takjil) melayani pembeli di Jalan Barito Kecamatan Medan Polonia, belum lama ini. Para pedagang musiman ini sering memicu kemacetan di sejumlah ruas jalan di Kota Medan.
PEDAGANG MUSIMAN:
Pedagang makanan berbuka puasa (takjil) melayani pembeli di Jalan Barito Kecamatan Medan Polonia, belum lama ini. Para pedagang musiman ini sering memicu kemacetan di sejumlah ruas jalan di Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Datangnya Bulan Suci Ramadan disambut suka cita oleh hampir seluruh masyarakat Kota Medan, khususnya umat Islam. Aktifitas masyarakat di Bulan Suci Ramadan ini pun mengalami peningkatan.

Apalagi, banyak pedagang musiman yang bermunculan hampir di sudut-sudut kota. Akibatnya, masyarakat tumpah ruah dan kemacetan tidak dapat dihindarkan.

Khususnya pada saat jam sibuk ketika masyarakat pulang bekerja berkisar antara pukul 17.00 hingga 18.00 WIB. Sehingga pada jam sibuk seperti itu, masyarakat yang tumpah ruah mencari hidangan berbuka akan berbenturan sehingga ruas jalan semakin menimbulkan kemacetan.

Pantauan Sumut Pos pada hari pertama dan kedua Ramadan, ruas-ruas jalan seperti Jalan Setia Budi, Jalan Prof HM Yamin, Jalan Hindu, Jalan Gatot Subroto, Jalan Dr Manysur, selalu mengalami kemacetan, khususnya saat menanti wajtu berbuka puasa.

Sepertinya, hal ini tidak diantisipasi dengan baik oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan yang bertanggung jawab mengurai kemacetan. Sebab, hampir di titik-titik macet tersebut tidak terlihat adanya petugas Dishub.

Pengamat Tata Kota, Hendy Bhakti Alamsyah menyayangkan peristiwa ini terjadi. Menurutnya, kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kali. “Seharusnya ini bisa diantisipasi, tapi kenyataannya tindakan antisipasi itu tidak terlihat. Berarti Dishub tidak mampu mengurai kemacetan,” ujarnya kepada Sumut Pos, Minggu (21/6).

Diakuinya, banyak masyarakat yang memanfaatkan bulan suci Ramadan untuk meraup rezeki yakni dengan cara menjadi pedagang musiman. Namun, dia menilai itu adalah sebuah kewajaran, mengingat daya beli masyarakat mengalami peningkatan selama Bulan Ramadan.

Akademisi dari Universitas Pancabudi (Unpab) itu menyayangkan tidak adanya personel Dishub Medan yang membantu mengurai kemacetan khususnya pada titik-titik rawan kemacetan selama bulan Ramadan.

Bahkan, Hendy meyakini titik kemacetan bertambah selama bulan Ramadan mengingat pertumbuhan pedagang musiman juga meningkat. “Apasalahnya Dishub menempatkan personilnya, menjelang berbuka ruas jalan mengalami kemacetan, karena setiap orang ingin cepat-cepat pulang kerumah agar dapat berbuka puasa dengan keluarga,”jelasnya.

Apabila Dishub Medan melakukan rekayasa lalu lintas, dia memprediksi hal itu tidak akan berjalan dengan mulus. Karena, melakukan rekayasa lalu lintas hanya akan memindahkan titik kemacetan dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

“Bulan Ramadan ini hanya satu bulan, kenapa tidak bisa diantisipasi dengan baik. Kasihan orang yang hendak pulang kerumah untuk mengejar berbuka puasa, dan terhalang oleh kemacetan,”bebernya.

Kepala Dishub Medan, Renward Parapat yang dikonfirmasi mengakui munculnya serta menjamurnya pedagang musiman selama bulan Ramadan membuat ruas jalan menimbulkan kemacetan.

Untuk itu, dia berharap agar pedagang musiman itu tidak berjualan sampai kebadan jalan. “Lebih kepinggir jualannya, dan kemudian hindari menjual dari atas kendaraan karena itu juga akan menimbulkan kemacetan,”ujar Renward.

Mantan Sekretaris Dishub Sumut itu membantah bahwa pihaknya tidak menempatkan personel untuk membantu mengurai kemacetan pada saat jam sibuk.  “Kita sudah instruksikan anggota melakukan penjagaan lalin dan pengaturan parkir,” lanjutnya.

Dijelaskannya, ketika akhir pekan, anggotanya hanya akan berjaga pada posko yang telah dipersiapakan. Sedangkan untuk masalah traffict light (TL), dia mengklaim jajarannya selalu melakukan monitoring sehingga ketika ada TL yang padam, teknisi langsung cepat bertindak. “Kecuali ada TL yang sengaja dimatikan oleh pihak kepolisian,” katanya.(dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/