MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Pertamina diingatkan untuk selalu memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Sumatera Utara. Jangan sampai menciptakan suasana antrean panjang lagi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), yang membuat rakyat semakin susah dampak pandemi Covid-19.
Pernyataan tegas ini disampaikan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat memanggil pihak Pertamina yang diwakili EGM Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Asep Wicaksono dan Area Manager Communication Pertamina Sumbagut, Tauficurahman, di Rumah Dinas Gubsu Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (21/10).
Menurut Edy, masyarakat tidak tau soal prosedur dan alasan kenapa sempat distribusi BBM terhambat yang mengakibatkan kelangkaan. Yang jelas kalau BBM langka, kata dia, bawaan masyarakat mau demo (unjuk rasa) karena memang kebutuhan BBM sangat penting.
“Untung saja masyarakat tidak demo (kalian) karena kondisi saat ini sedang Covid. Makanya apapun ceritanya masyarakat tidak salah. Saya tidak mau kita saling menyalahkan walaupun ada kebijakan yang salah dan berdampak kepada masyarakat. Saya mau dicari solusinya. Karena saya yakin setiap provinsi memiliki persoalan yang berbeda-beda,” tegasnya.
Seperti Sumut, sebut dia, dengan jumlah penduduk 15 juta ditambah jarak antar daerahnya juga jauh-jauh dan bahkan terpisah dengan lautan. “Saya mau kita semua bisa bersinergi. Kalaupun ada kebijakan yang harus diperbaiki bersama segera dicarikan solusinya,” ucapnya.
Mantan Pangkostrad ini pun meminta agar Pertamina Patra Niaga Sumbagut segera menambah kouta minyak agar persoalan serupa tidak terulang kembali, sehingga membuat masyarakat semakin susah. “Apapun alasan Pertamina saya berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. Pertamina beruntung, warga Sumut tak ada yang unjuk rasa,” pungkasnya.
Kuota Terbatas
Mewakili Direksi Pertamina, Asep Wicaksono, sebelumnya menjelaskan, antrean yang terjadi di sejumlah SPBU di Sumut beberapa waktu lalu, lantaran kuota produk solar bersubsidi yang terbatas. “Alhamdulillah kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina pusat dan BPM Migas dan tiga hari kemarin kami sudah menggelontorkan, sudah kami tambah,” katanya.
Kemudian yang kedua adalah Pertamax. Menurutnya, ada kapal yang seharusnya tiba pada 3 Oktober 2021, ternyata baru tiba 12 Oktober 2021. “Alhamdulilah tapi sejak tanggal 13 sudah normal. Sudah bisa dilihat di SPBU, sudah tidak ada lagi antrean. Saya juga memastikan kepada bapak gubernur bahwa stok BBM akan kami jaga untuk kebutuhan masyarakat Sumut hingga akhir tahun,” pungkasnya.
Lantas siapa yang salah, sehingga terjadi keterlambatan tibanya kapal tanker pengangkut BBM ke Sumut? Menurut Asep tidak ada yang perlu disalahkan. Sebaliknya, adalah bagaimana mencari solusinya. “Memang BBM Pertamax yang datang itukan kami impor. Impor itu tidak seperti beli barang biasa, ada mekanismenya yang kebetulan di tempat impornya sana, penjualnya sana juga antrean luar biasa. Nah itu yang buat keterlamatan. Tapi sekarang sudah normal,” ujar Asep kepada wartawan usai bertemu Gubsu.
Ditanya, apa ada kemungkinan kelangkaan BBM di Sumut karena dugaan permainan di Pertamina itu sendiri, Asep membantah. Menurutnya, BBM adalah kebutuhan vital bagi masyarakat sehingga tak mungkin dipermainkan. Apalagi semua pihak ikut mengawasi kinerja Pertamina. “Oh nggak . Insha Allah kami juga diaudit, istilahnya kami dipelototi oleh semua pihak dan BBM ini adalah sesuatu yang vital jadi nggak mungkin kami bermain-main di situ dan juga kami ada auditor internal, auditor eksternal,” pungkas Asep. (prn)
TEKS FOTO
DISKOMINFO SUMUT FOR SUMUT POS
BINCANG: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi berbincang dengan Eksekutif General Manager PT Pertamina Petra Niaga Sumatera Bagian Utara, Asep Wicaksono dan jajarannya, di Rumah Dinas Gubsu Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis (21/10).